Berikan Saya Keturunan

"Ini sayang, dibuka terus susun di atas meja" ucap Ammar lagi sambil memindahkan rantang ke tangan Zira

"Ya allah.. " ucap Zira frustasi sambil membawa rantang ke atas meja sesuai perintah si pemilik ruangan

Zira menurut apa yang diperintahkan oleh Ammar, disusunnya isi rantang itu di atas meja, dia hanya ingin cepat selesai dan mulai membahas masalah pak Danu

Ammar datang dengan membawa dua piring dan dua botol air mineral

"Ayo kita makan" ajak Ammar

"Aku mau itu" ucap Ammar menunjuk salah satu lauk yang diinginkannya

Zira tak menjawab ucapan Ammar, dia hanya menurut dengan mengambilkan apa yang di inginkan Ammar

Sabar Zira, ikuti aja permainan dokter stres ini

"Kamu ngak makan? " tanya Ammar

Lagi-lagi Zira hanya diam, jauh di lubuk hatinya dia terus mengumpat kelakuan dokter satu ini

"Buka mulut" perintah Ammar memberi sesendok nasi berisi lauk ke depan mulut Zira

"Aku ngak lapar" tolak Zira

"Makan" perintah Ammar lagi

"Apa telingamu bermasalah dokter?" tanya Zira ketus

"Oke, kalau ngak mau" ucap Ammar lagi

Memang ngak mau, ngak sudi aku makan satu sendok dengan mu

Ammar terus memakan makanan yang ada di piringnya hingga habis kemudian dia meneguk air mineral yang ada di depannya.

"Kamu ngak ingat aku? " tanya Ammar

Astaghfirullah, sumpah ini dokter kenapa sih, tentu aku ingat dia bahkan setiap saat muka menjengkelkannya muncul di otakku, nanti setelah masalah ini selesai aku bakalan ke psikolog buat hapus memori tentang dia

"Zira.. " tanya Ammar lembut

"Langsung to the point dokter, saya punya banyak hal yang harus dikerjakan, bukan hanya melihat anda makan" ketus Zira

"Bukan melihat tapi aku mengajak kamu makan" kata Ammar dengan menekan kalimat 'melihat' dan 'mengajak'

"Ah terserah lah, mengajak atau melihat aku ngak peduli, sekarang dokter Ammar yang terhormat tolong dengarkan saya" pinta Zira

Ammar masih terus memperhatikan Zira, berharap Zira juga mengingatnya, tapi sepertinya harapan itu sia-sia

"Dokter.. " ucap Zira yang risih di perhatikan oleh Ammar

"Lanjutkan" jawab Ammar

"Untuk masalah uang anda kemaren, saya sudah mengurus semua surat-surat dan asuransi kesehatan pak Danu, saya sudah minta tolong ke Kapolres dan beliau mau membantu, jadi beliau akan menemui direktur rumah sakit ini lusa karna direktur tidak di tempat, urusan asuransi akan siap seminggu lagi, jadi uang anda bisa di klaim nanti saat asuransi keluar" jelas Zira panjang lebar

Gigih juga dia

"Oke.. " jawab Ammar singkat

"Terus untuk masalah pak Danu kembali harus di operasi, apa boleh anda untuk menjamin lagi dokter, nanti saya akan urus lagi masalah klaim biayanya" pinta Zira

"Sebentar.. " ucap Ammar dan mengambil kertas rontgen dan kertas-kertas lain yang tidak dimengerti Zira

"Saya sudah dengar penuturan kamu, sekarang kamu yang dengar penuturan saya" ucap Ammar

"Baik, silahkan dokter" jawab Zira

"Kamu lihat ini" tunjuk Ammar dan Zira pun mengangguk

"Saat kecelakaan pak Danu mengalami benturan yang keras di bagian dadanya, operasi pertama yang saya lakukan adalah pembersihan darah yang ada di dalam organ-organ penting beliau, jadi akibat benturan itu pak Danu mengalami pendarahan dalam, sampai disini kamu paham?" tanya Ammar

"Lanjutkan dokter" pinta Zira

"Tindakan berikutnya yang akan saya lakukan adalah Torakotomi, jadi ini merupakan prosedur pembedahan dada, untuk membantu mengeluarkan cairan yang menumpuk pada bagian perikardium pasien, kemungkinan beliau mengalami tamponade jantung yang disebabkan adanya tekanan yang kuat pada jantung. Tekanan pada jantung diakibatkan adanya cairan atau darah pada bagian sekat jantung atau perikardium. Ketika cairan menekan jantung, tentu jantung tidak dapat mengembang dengan sempurna. Kondisi ini menyebabkan semakin sedikit darah yang akan masuk pada jantung. Kondisi kurangnya pasokan darah menuju jantung dapat menyebabkan komplikasi pada kesehatan seperti syok jantung, gagal jantung dan kegagalan organ lain dalam tubuh. Sehingga tindakan Torakotomi ini menjadi pilihan yang bisa saya lakukan" jelas Ammar panjang lebar sambil memperlihatkan hasil rontgen milik pasiennya yang lain

Zira hanya manggut-manggut karna sejujurnya dia kurang mengerti dengan bahasa medis yang digunakan dokter Ammar, tapi dia merasa Ammar sedang memberitahunya bahwa kondisi pak Danu sangat serius

Ammar merasa menang saat melihat wajah serius dengan kening berkerut yang menghiasi wajah Zira

Hahaha kenak kamu, untung otak ku cerdas

"Seberapa bahaya penyakit beliau dokter? " tanya Zira serius, bayangan percakapannya dengan bu Marni melalui sambungan telpon tadi kembali muncul di kepala Zira

Mbak.. bagaimana ini, kondisi bapak semakin memburuk.. dokter bilang beliau harus segera di operasi lagi kalau tidak bisa membahayakan nyawanya

"Sangat serius, bisa membuat nyawa beliau melayang" ucap Ammar lagi

Zira syok mendengar ucapan Ammar

"Kapan kira-kira operasi nya dilakukan? " tanya Zira lagi

"Tergantung keputusan kamu" jawab Ammar

"Maksud dokter? " tanya Zira

"Bu Marni menyerahkan urusan ini ke kamu" jelas Ammar

"What? " kaget Zira

"Iya, jadi kamu yang bisa memutuskan" jawab Ammar lagi

"Tunggu dokter, saya rasa ini tergantung anda bukan saya, karna operasi bisa dilakukan atas jaminan dari anda" ucap Zira lagi

"Dan saya bisa menjamin dengan satu syarat" jawab Ammar

"Syarat? " tanya Zira bingung

"Iya syarat, no free lunch Zira" ucap Ammar

"Apa syaratnya dokter? " tanya Zira yang mulai masuk perangkap Ammar

"Berikan saya keturunan, saya akan selesaikan masalah pak Danu" ucap Ammar

"Gila!!.. " jawab Zira

"Terserah kamu, keputusan ada di tangan kamu, kalau kamu mau membiarkan anak-anak pak Danu jadi anak yatim dan bu Marni jadi janda ya sudah, kalau tidak ya kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan" ucap Ammar

Zira masih diam tiba-tiba otaknya tidak bekerja, dia seperti orang bodoh

"Saya kasih kamu waktu 1 jam dari sekarang untuk memutuskan" ucap Ammar lagi

"Hah.. " Zira kaget mendengar penuturan Ammar

Apa katanya tadi, berikan keturunan? maksudnya punya anak? dia kira rahim aku rahim bayaran, kayaknya aku salah dengar deh

"Sekarang jam 13.05, berarti kamu kesini lagi 14.05 " perintah Ammar

"Dokter bisa tolong diulang? " pinta Zira

"Kamu kesini lagi jam 14.05 " ucap Ammar

"Bukan itu, yang sebelumnya" pinta Zira

"Keputusan ada di tangan kamu? " tanya Ammar pura-pura tidak mengerti

"Bukan dokter, yang anak tadi" ucap Zira frustasi

"Itu kamu tau, pergilah waktu kamu ngak banyak" usir Ammar

"Dokter.. " ucap Zira lagi

"Pikirkan lah dulu, atau kamu uda punya keputusan? " tanya Ammar

"Sa..ya.. " ucap Zira terbata

"Pikirkan lah dulu diluar, ada hal yang harus saya kerjakan" usir Ammar lagi

"Saya ngak mau dokter" putus Zira

"Terserah kamu, keputusan di tangan kamu" ucap Ammar sedikit terkejut dengan penuturan Zira

"Iya dokter, saya ngak mau" keputusan Zira

"Baik, kalau begitu kamu urus pemakaman beliau dan pikirkan juga tentang anak-anak nya" ucap Ammar mencoba menekan Zira

"Saya akan pindahkan beliau ke rumah sakit lain" ucap Zira

"Silahkan.. tapi kamu masih ingat kan beliau tidak punya asuransi kesehatan, ngak akan ada rumah sakit yang mau menampung beliau, dan beliau harus dioperasi dalam 3 jam kalau tidak akibatnya seperti yang saya jelaskan tadi, silahkan keputusan di tangan kamu" ucap Ammar meninggalkan Zira sendiri

"Akhhh... " teriak Zira frustasi

...****************...

Ini merupakan novel pertama othor, mohon untuk dimaklumi pemilihan kata dan penulisan yang berantakan, kritik dan saran dari pembaca sangat othor butuhkan untuk lebih baik kedepannya.

Terima kasih telah memilih untuk membaca novel othor 🙏

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!