Zira masuk ke dalam mobilnya, dia langsung pergi tanpa berpamitan dengan bu Marni dan anak-anak nya, setelah menandatangani surat perjanjian tadi, jiwa Zira seakan pergi entah kemana membawa gairah hidupnya.
Zira masih termenung di dalam mobilnya
Ya Allah apa ini nyata?
...****************...
Seminggu sudah semenjak kejadian hari itu, Zira menjadi lebih pendiam, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kolam ikan miliknya. Dari pagi hingga malam hari dia berada di sana, emosi yang terpendam dalam dirinya di lampiaskan dengan bersih bersih dan kegiatan lainnya di sekitaran kolam ikannya.
Pak Danu sudah pulang dari rumah sakit, keadaannya sudah jauh lebih baik
Mbak.. bapak sudah pulang Terima kasih banyak atas bantuan yang mbak lakukan, kalau bukan karna mbak mungkin kami sudah kehilangan sosok bapak, tapi mbak datang sebagai penyelamat kehidupan kami, sekali lagi Terima kasih banyak, saya akan selalu doakan mbak setiap habis sholat, kami sekeluarga akan mengingat kebaikan mbak hingga kami mati, sekali lagi Terima kasih
Isi pesan dari bu Marni
Itu pertolongan dari Allah untuk keluarga ibuk, saya hanya perantara, lain kali berdoa lah sebelum berkendara dan hati-hati, semoga bapak segera pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa lagi
Balasan pesan dari Zira
Sedangkan Ammar, semenjak kejadian itu dia tidak pernah menghubungi Zira lagi, dia terjebak dengan pekerjaan yang menumpuk. Ammar harus bolak balik pergi ke luar kota untuk melakukan operasi pasien VIP nya.
Zira sedang asyik nonton salah satu drama korea di kamarnya, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka oleh mamanya
"Ra.. ada orang yang nyari" ucap mama Zira
"Siapa ma? " tanya Zira dengan mata masih fokus ke layar ponsel
"Siapa ya katanya tadi, mama lupa dokter apa ya" jawab mama Zira tampak berpikir
"Ha.. dokter? " tanya Zira kaget
"Kamu kenapa kaget gitu" selidik mama Zira
"Ah.. engak ma, hehehe" jawab Zira salah tingkah
"Cepat turun, kasian dia nunggu" ucap mama Zira lagi
"Ma.. tadi dia bilang apa? " tanya Zira
"Bilang apa maksudnya? " tanya mama Zira bingung
"Maksudnya dia ada ngomong apa gitu? " Zira mulai menyelidiki apakah si dokter itu membongkar kesepakatan yang ditanda tangani oleh nya
"Ini anak kenapa sih, aneh" ketus mama Zira
"Ma... " ucap Zira memelas
"Kamu ada buat salah apa? kalau kita salah itu tanggung jawab Zira, mama ngak pernah ngajarin kamu lari dari tanggung jawab, sana temui dia selesaikan masalah kalian" tegas mama Zira
"Bilangin Zira uda tidur ma" pinta Zira sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada
"Kamu nyuruh mama bohong" ucap mama Zira mulai emosi
"Mama ngak ngerti, tolong ma" pinta Zira lagi
"Kamu punya hutang sama dia? " selidik mama Zira
Zira hanya diam, dia sedang berpikir bagaimana caranya agar dia tidak perlu bertemu dengan dokter yang diyakini nya adalah Ammar itu
Kalau dia datang untuk bilang perjanjian kami ke mama papa gimana ya, mati aku
Tiba-tiba Zira memegang perutnya
"Mama perut Zira tiba-tiba sakit, Zira ngak bisa turun kebawah, bilangin Zira sakit ma" ucap Zira berbohong
"Ngak usah banyak drama, kamu itu uda tua Ra, pikiran masih kayak anak kecil, harusnya kamu uda punya anak bukan kayak anak-anak" ketus mama Zira lalu meninggalkan nya
"Akhhhh.... dokter gila, ngak pernah hubungi tiba-tiba datang ke rumah" umpat Zira
Tiba-tiba papa Zira datang
"Ra... cepat, kasian dokter Andre nunggu lama" ucap papa Zira
"Ha.. dokter Andre? " Zira mencoba mencerna ucapan papanya
"Dokter siapa pa? " tanya Zira berbisik
"Dokter Andre, kamu kenapa? kamu ada masalah sama dia? " tanya papa Zira berbisik juga
"Ahh engak pa, mana mungkin Zira bermasalah sama orang, papa ada ada aja" ucap Zira lalu tersenyum
"Ra.. kalau kamu ngak turun juga mama suruh itu si dokter ke atas" ancam mama Zira lagi
"Iya ma, ini papa banyak tanya, padahal Zira uda mau turun" ucap Zira lalu tertawa dan meninggalkan kedua orang tuanya kebingungan
"Anak kamu itu kenapa pa, aneh" tanya mama Zira ke suaminya
"Mana papa tau, pake nyalahin papa lagi, dasar" ketus papa Zira lalu ikut turun ke bawah dan masuk ke kamarnya
Di ruang tamu
"Dokter maaf tadi ada kesalahan teknik di atas, jadinya nunggu lama" ucap Zira ke dokter Andre
"Ah iya ngak masalah" jawab Andre
"Ada apa dokter? pak Bowo mau pesen atau gimana? " tanya Zira yang mengira kedatangan Andre untuk urusan bisnis yang berhubungan dengan restoran pak Bowo
"Ooo bukan, saya cuma mau mampir" jelas Andre
"Ooo.. kirain ada apa tadi" ucap Zira
Hening...
"Zira kamu apa kabar? " ucap Andre mencoba memulai pembicaraan lagi
"Baik alhamdulillah, pak Bowo apa kabar? " tanya Zira bukannya bertanya kabar Andre dia malah nanya kabar papa nya Andre
"Papa baik, beliau kirim salam ke kamu" ucap Andre
"Waalaikumsalam" jawab Zira
Hening kembali
Ini dokter ngapain sih, kalau ngak urusan bisnis ngapain datang kesini, ganggu orang nonton aja, udalah tadi aku kira si dokter gila lagi
Ahhh... Ya Allah aku kok kepikiran dia terus ya..
"Zira kamu ada waktu minggu depan?" tanya Andre
"Waktu apa maksudnya dokter?" Zira balik bertanya
"Waktu senggang maksud saya, teman saya ada yang nikah minggu depan, saya mau ajak kamu kesana" ucap Andre
"Minggu depan ya dokter" Zira tampak berpikir alasan apa yang akan dia ucapkan yang tidak menyinggung dokter Andre, dia harus menjaga ucapannya agar tidak menyakiti anak dari kolega bisnis nya ini, karna bisa berbahaya untuk kelanjutan kerja sama mereka apabila si anak mengadu ke bapaknya
"Sepertinya saya tidak bisa dokter minggu depan, pekerjaan saya full minggu ini sampai minggu depan" jawab Zira berbohong
"Oo begitu ya, kalau kamu lagi ngak sibuk, tolong kabari saya, saya mau ajak kamu ke suatu tempat" ucap Andre
"Ha.. " Zira bingung
"Kapan pun kamu ngak sibuk, ngak harus minggu depan" jelas Andre
P maksud si dokter
"Oo iya baik dokter" jawab Zira
"Kalau gitu saya permisi, uda malam waktunya kamu istirahat" ucap Andre perhatian
"Betul dokter, Terima kasih anda juga istirahat dokter" balas Zira
"Kalau gitu saya permisi, mana orang tua kamu saya mau pamitan" tanya Andre
Iya ya, aku ngak sadar kemana mama papa, kurang asam memang di tinggalnya aku sendiri
"Sebentar saya panggilkan" pamit Zira
Zira meninggalkan Andre sendirian dan pergi ke kamar orang tuanya
"Ma.. pa.. Ya Allah memang orang tua less akhlak, tega ya ninggalin anaknya sendirian" ucap Zira dengan nada manja
"Kenapa? " tanya papa Zira ketus
"Itu si dokter mau pulang, mau pamitan katanya" jelas Zira
"Oo iya iya" jawab papa dan mama Zira
Mereka berjalan keluar dari kamar
"Uda mau pulang dokter?" tanya papa Zira
"Panggil Andre aja pa" jawab Andre
Pa..
hello..
Sejak kapan bapak aku jadi bapak dia
"Ah iya Andre" ucap papa Zira
"Andre pamit ya pa, ma, pulang dulu" pamit Andre sambil menyalami kedua orang tua Zira
"Tinggal dimana nak Andre? " tanya mama Zira
"Di kota x ma" jawab Andre
"Ha.. kamu dari kota x kesini buat jumpa Zira? " kaget mama Zira
"Hehe iya ma" jawab Andre
Mama Zira melototkan matanya meminta kejelasan ke Zira, Zira hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu
"Ya ampun.. saya ngak tau kamu jauh-jauh ke sini, kamu uda makan? ayo kita makan dulu" ajak mama Zira
"Ngak papa ma, Andre uda makan, lain kali Andre makan disini, Andre pulang dulu ya ma takut kemalaman nanti nyampenya" jawab Andre
"Maaf ya, ibu ngak tau" sesal mama Zira
"Iya ma, permisi Andre pulang dulu, assalamu'alaikum" pamit Andre kemudian masuk ke dalam mobilnya
"Dadah.. hati-hati ya" ucap Zira ke Andre yang dibalas dengan suara klakson mobil
"Kamu ada hubungan apa sama dia? " tanya mama Zira penasaran
"Dia anak pak Bowo, kolega bisnis aku" jawab Zira seadanya dan naik ke lantai atas menuju kamarnya
Zira naik ke atas kasur dan kembali membuka ponselnya, ada satu pesan masuk ke handphone nya dari nomor tak dikenal
Minggu depan aku main ke rumah kamu lagi ya
...****************...
Ini merupakan novel pertama othor, mohon untuk dimaklumi pemilihan kata dan penulisan yang berantakan, kritik dan saran dari pembaca sangat othor butuhkan untuk lebih baik kedepannya.
Terima kasih telah memilih untuk membaca novel othor 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments