Negosiasi

"Keluarga pak Danu?" tanya dokter Ammar kepada Zira dan bu Marni

****************

"Betul dokter saya istrinya" jawab bu Marni sambil mengendong anak bungsunya yang masih bayi

"Baik, kata asisten saya ada yang ingin dibahas mengenai pasien atas nama pak Danu, silahkan ibuk sampaikan apa yang ingin ditanyakan" jelas dokter Ammar sambil sesekali melirik ke Zira

Sedangkan Zira masih terus berpikir apa yang akan dia sampaikan agar menyentuh hati dari dokter tersebut. Dia betul-betul harus pandai dalam memainkan kata agar tujuan mereka untuk mendapatkan bantuan dari dokter ini bisa terlaksana.

"Begini dokter, saya dan suami saya adalah orang miskin dokter, anak kami banyak ada lima orang dan masih kecil-kecil, sehari-hari suami saya hanya bekerja sebagai pemulung dari pagi sampai malam hari beliau mencari rezeki, sedangkan saya tidak bisa membantu karena anak kami masih ada satu yang bayi dan satu lagi masih batita jadi tidak bisa saya tinggalkan. Uang yang didapat oleh suami saya setiap harinya habis untuk makan dan membayar kontrakan bahkan untuk menambah bahan makanan saya sering mencari sayuran bekas yang di buang oleh pedagang di tempat sampah belakang pasar dokter, karena keadaan tersebut kami tidak memiliki jaminan kesehatan karena kami memang tidak akan mampu untuk membayarnya, selain itu kami keluarga transmigrasi jadi tidak memiliki kartu keluarga dan kartu tanda penduduk" jelas bu Marni sambil menangis

Saat bu Marni menjelaskan Zira mencoba menguatkan dengan mengenggam erat tangan bu Marni, dia merasa tidak perlu lagi menjelaskan banyak hal karna bu Marni sudah melakukannya.

Disaat yang sama perawat yang merupakan asisten dokter ammar masuk dan memberi tahu bahwa pak Danu sudah siuman dan mencari bu Marni. Dokter Ammar pun meminta bu Marni untuk menemui beliau dan menyuruh Zira tinggal sebagai perwakilan dari keluarga pak Danu untuk membahas masalah pasien.

"Pergilah buk.. jumpai suami ibuk dia pasti merasa syok dengan keadaannya, untuk masalah yang ibu sampaikan tadi biar saya bahas bersama nyonya ini" ucap Ammar sambil melihat ke Zira

"Dia keluarga ibuk kan? " tanya dokter Ammar lagi

Bu Marni menggelengkan kepalanya tapi belum sempat berucap Zira sudah menjawab

"Betul dokter, saya keluarga beliau, ibuk pergilah saya yang akan melanjutkan pembahasan masalah ini" ucap Zira ke bu Marni

Bu Marni pun pergi bersama perawat ke ruang perawatan pak Danu meninggalkan Zira dan dokter Ammar di dalam ruangan tersebut.

Hening sesaat..

Karena hanya tinggal berdua di dalam ruangan situasi pun menjadi canggung, Zira menunggu kata yang akan di keluarkan dari mulut dokter Ammar, begitu pun dengan Ammar dia juga menunggu kata yang akan keluar dari mulut Zira.

Zira memutuskan memulai pembicaraan.

"Dokter, anda sudah dengar mengenai keadaan dari pasien yang anda tangani, saya tau anda adalah dokter yang baik hati tidak mungkin anda membiarkan beliau terus dalam keadaan seperti itu tanpa tindakan sama sekali" ucap Zira penuh harap dengan nada suara lembut dan mengandung kesedihan

Pasti dia bakal bilang aku betul dan mau membantu pikir Zira

"Kenapa tidak kamu saja yang membantu, saya lihat dari cara kamu berpakaian dan perhiasan yang kamu gunakan, kamu bukan orang miskin" ledek dokter Ammar

Zira terkejut mendengar penuturan dari dokter tersebut, tapi dia mencoba tenang dan berpikir untuk menjelaskan posisinya agar tidak terjadi kesalahpahaman

"Dokter sebelumnya saya minta maaf, saya bukan keluarga korban, saya hanya orang yang kebetulan lewat saat korban sedang mengalami kecelakaan dan butuh pertolongan, jadi saya yang membawanya kesini" jelas Zira

"Apa telinga saya rusak ya, tadi se pendengaran saya kamu bilang kamu adalah keluarganya? " jawab Ammar sambil memegang telinganya

Wah sepertinya dokter ini sedang ingin bercanda denganku

"Eh.. betul dokter, saya berkata demikian agar bu Marni merasa tenang meninggalkan saya disini untuk membahas masalah ini" jawab Zira sambil tersenyum manis

"Tapi kamu pasti mampu kan bantu beliau, saya yakin kamu cukup kaya untuk membayar biaya pengobatan pasien" jawab Ammar lagi

F**k you dokter sialan, kalau mampu ngak mungkin aku mau sampai memohon minta tolong gini, sialan

"Maaf dokter karna ketidak mampuan dari diri saya lah saya kesini meminta tolong kepada anda, saya dengar dari salah satu perawat disini kalau anda adalah dokter hebat dan berpengaruh disini dan setelah melihat ruangan anda yang sangat besar ini saya semakin yakin bahwa anda bukan orang sembarangan, jadi pasti mudah bagi anda untuk membantu pak Danu" jelas Zira sambil menahan kesal

"Saya ngak bisa, kan kamu yang mau bantu beliau bukan saya" ketus dokter Ammar

Astaghfirullah sabar Zira, sumpah kalau bukan karna butuh uda aku masukkan sandal ke bibir kecil dia itu

"Please dokter, saya akan usahakan asuransi kesehatan beliau, tapi tolong jamin beliau agar bisa segera dioperasi, kan anda yang operasi dia nanti, pokoknya setelah anda jamin beliau saya akan segera pergi dan mengurus surat-suratnya, kalau perlu siap ini saya akan langsung ke dinas terkait untuk minta bantuan, sekarang yang saya butuhkan hanya jaminan dari dokter aja, please dokter mau ya" mohon Zira lagi

"Kalau kamu ngak bisa dapat asuransi kesehatannya gimana? " tanya dokter Ammar

"Saya janji akan bayar dokter, saya akan melakukan apapun untuk membantu beliau" pinta Zira lagi

"Apapun? " seringai licik tampak dari wajah dokter Ammar

"Apapun" tegas Zira

...****************...

Ini merupakan novel pertama othor, mohon untuk dimaklumi pemilihan kata dan penulisan yang berantakan, kritik dan saran dari pembaca sangat othor butuhkan untuk lebih baik kedepannya.

Terima kasih telah memilih untuk membaca novel othor 🙏

Terpopuler

Comments

barbiquiu2011

barbiquiu2011

Gak sia-sia!

2023-12-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!