Saat akan membuka pintu terdengar kembali suara dokter Ammar
"Lain kali kalau ada orang yang mengirim pesan itu di balas bukan cuma dibaca" ledek dokter Ammar lagi sambil mengibas tangannya mengusir Zira keluar dari ruangan.
...****************...
Diluar ruangan, Zira melirik tajam ke pintu ruangan dokter tersebut, rasanya dia ingin sekali menendang pintu besar itu.
Sabar Zira, orang sabar rezekinya lancar
Sampai di parkiran Zira langsung memasuki mobilnya dan melajukannya menuju tempat makan yang ada di sekitaran rumah sakit. Bertemu dengan dokter Ammar sangat menguras tenaga dan pikirannya yang membuat cacing di dalam perutnya bergemuruh meminta untuk diberi jatah makanan.
Selesai makan Zira menuju ke toko grosir langganannya untuk membeli keperluan cafe miliknya. Sengaja Zira berlama-lama memilih milih barang untuk di beli, otaknya sedang pusing memikirkan banyak hal jadi dia butuh refresing dan belanja adalah refresing terbaik baginya saat ini. Setelah dirasa cukup dia pun kembali pulang ke kotanya.
Di perjalanan Zira kembali memutar lagu galau yang akhir-akhir ini sama seperti suasana hatinya yang sedang galau akibat pengurusan surat menyurat dan asuransi kesehatan yang tidak sesuai ekspektasinya.
Waktu demi waktu
Hari demi hari
Sadar ku t'lah sendiri
Kau t'lah pergi jauh
Tinggalkan diriku
Ternyata ku rindu
Senyuman yang s'lalu membungkus hati yang terluka
Di depan mereka
Tuhan masih pantaskah ku ‘tuk bersamanya
Karna hati ini inginkannya
Tak segampang itu ku mencari penggantimu
Tak segampang itu ku menemukan sosok seperti dirimu cinta
Kau tahu betapa besar cinta yang kutanamkan padamu
Mengapa kau memilih untuk berpisah
Ho
Terlalu besar kutaruh harapan pada dirimu
Itu alasanku lama tanpa dirimu oh
Mereka yang bilang ku akan dapat lebih darimu
Tak mungkin
Semua itu tak mudah oh
Ku mencari penggantimu
Tak segampang itu ku menemukan sosok seperti dirimu
Oh cinta
Kau tahu betapa besar cinta yang kutanamkan padamu
Mengapa kau memilih untuk berpisah
Ku mencari penggantimu ho
Sosok seperti dirimu cinta
Kau tahu betapa besar cinta yang kutanamkan padamu
Mengapa kau memilih untuk berpisah
Kau memilih untuk berpisah
Setelah hampir dua jam perjalanan Zira sampai di kotanya, dia langsung menuju ke cafe miliknya untuk mengantar bahan bahan keperluan cafe yang telah dibelinya. Tak lupa dia mengambil satu loyang brownies yang sebelumnya sudah di pesan untuk dibuat dan disimpan untuknya. Ini adalah brownies kesukaan Dimas yang sengaja di pesannya untuk diberikan kepada temannya tersebut
Sampai di depan rumah Dimas, Zira langsung turun dan mengetuk pintu rumahnya, tak lama si empunya rumah keluar dan Zira langsung memberikan barang yang dibawanya
"Mas ini" ucap Zira sambil memberikan kantong berisi brownies
"Apa ni?" tanya Dimas
"Liat aja nanti, aku duluan ya" pamit Zira
"Kok buru-buru? masuk dulu yuk" ajak Dimas
"Aku capek pake banget mas, next time aja ya, bye" pamit Zira lagi dan langsung tancap gas meninggalkan Dimas
Sampai di rumah Zira langsung mandi dan makan setelah itu dia masuk ke dalam kamarnya dan duduk di meja belajarnya. Zira merasa capek sekali hari ini.
Tapi mengingat dia tidak punya banyak waktu untuk membayar kembali tagihan rumah sakit yang sudah dibayarkan oleh dokter Ammar, ucapan dari si dokter terus saja terngiang-ngiang di kepala Zira
Kamu bisa baca kan, saya kirim pesan itu dua hari yang lalu dan kamu tidak membalasnya yang menandakan bahwa kamu setuju dengan tenggat waktu yang saya berikan
"Ahh.. dokter kutu kupret seandainya waktu itu aku balas dan langsung negosiasi sama dia pasti ngak bakalan serunyam ini jadinya" rutuk Zira ke dirinya sendiri
"Tapi kan aku minta tolong buat di jamin, bukan di bayar" Zira coba mengingat kembali permintaannya ke dokter Ammar
"Please dokter, saya akan usahakan asuransi kesehatan beliau, tapi tolong jamin beliau agar bisa segera dioperasi, kan anda yang operasi dia nanti, pokoknya setelah anda jamin beliau saya akan segera pergi dan mengurus surat-suratnya, kalau perlu siap ini saya akan langsung ke dinas terkait untuk minta bantuan, sekarang yang saya butuhkan hanya jaminan dari dokter aja, please dokter mau ya"
"Ahh iya kan, aku ingat aku cuma minta jaminan, kenapa malah dia bayar" kesal Zira fz
"Ya Allah bantulah hamba"
"Hamba ikhlas nolong pak Danu, tolong lah hamba Ya Allah"
Zira terus berdoa dalam hatinya
"Dimana ada kesulitan pasti disitu ada kemudahan"
"Aku yakin, pasti bisa"
Zira mencoba meyakinkan dirinya lagi, dia tidak boleh patah semangat, dia pasti bisa pikirnya
"Sampai hari ini berarti uda tiga hari dari seminggu perjanjian itu, perjanjian mulai hari selasa berarti jatuh temponya hari senin, tunggu sekarang hari kamis berarti aku cuma punya waktu besok karna kantor cuma buka sampai hari jum'at, astaghfirullah mati aku" gumam Zira pelan
"Sekarang berharap sama asuransi pasti ngak bisa, berarti aku harus urus ke kantor polisi lagi ni, oke besok aku bakalan ke kantor polisi lagi" gumam Zira lagi
Setelah membuat point point yang akan dilakukannya besok, Zira pun pindah ke tempat tidur dan mematikan lampu kamarnya
"Waktunya tidur, terserah lah apa yang bakalan terjadi besok, setidaknya kamu sudah melakukan yang terbaik Zira" ucapnya pada diri sendiri
Dilain tempat
Dokter Ammar sedang termenung menatap bintang bintang yang ada di langit sambil menikmati secangkir teh panas di balkon kamarnya.
Awalnya pertemuannya kembali dengan Zira sangat membuat bahagia hatinya, karna sudah hampir dua tahun dia mencari gadis tersebut berharap dapat berjumpa kembali akhirnya tercapai juga. Tapi ucapan Zira dengan seseorang di telpon membuat Ammar merasa khawatir, dia takut Zira sudah memiliki kekasih.
"Gimana mas? oke?"
"Ooo ngak masalah, makasih ya baik banget deh kamu"
"hahaha iya sayang, kalau kayak gini kan makin sayang nih jadinya"
"Hahaha yaudah ya, nanti malam aku ke rumah"
Percakapan yang di selingi dengan suara tertawa kecil itu membuat seorang Ammar merasa sangat cemburu, entah apa isi percakapannya dengan seseorang dibalik telpon tersebut, tapi sukses membuat moodnya hari itu berantakan, baginya Zira hanya miliknya bukan orang lain, dan dia akan melakukan berbagai cara untuk bisa mewujudkan keinginannya tersebut.
Sesuatu yang merupakan milikku akan tetap jadi milikku, bagaimanapun caranya tekad Ammar
...****************...
Ini merupakan novel pertama othor, mohon untuk dimaklumi pemilihan kata dan penulisan yang berantakan, kritik dan saran dari pembaca sangat othor butuhkan untuk lebih baik kedepannya.
Terima kasih telah memilih untuk membaca novel othor 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rita Riau
ternyata ada cerita yg readers belum tau antara dokter Ammar sama Zira
penasaran pasti nya🥰🥰
2023-12-19
1