Disaat yang sama perawat datang memberitahukan bahwa kondisi pak Danu makin memburuk. Apakah yang akan dilakukan Zira?
...****************...
"Keluarga pak Danu? " tanya perawat kepada bu Marni
"Iya betul, saya istrinya mbak" jawab bu Marni
"Pasien tidak memiliki asuransi kesehatan bu? " tanya perawat
"Ka.. mi.. tidak punya suster" jawab bu Marni terbata-bata dan pelan.
Zira cukup terkejut mendengar penuturan tersebut, dia mengira pak Danu memiliki asuransi kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu, ternyata dugaannya salah.
"Kalau begitu tolong lengkapi berkas-berkas pasien dan segera lakukan pembayaran agar pasien bisa segera di operasi" jelas perawat tersebut
Setelah mengatakan itu perawat segera melangkah pergi, tapi baru beberapa langkah Zira menghentikan perawat tersebut.
"Suster, apa kita bisa bicara? " tanya Zira
"Ada apa mbak? " jawab perawat tersebut
"Apa bisa pasien di operasi terlebih dahulu dan pembayaran dilakukan belakangan, mengingat pasien termasuk keluarga kurang mampu dan merupakan korban tabrak lari, apa bisa diberikan keringanan sus?" tanya Zira panjang lebar
"Maaf mbak, kalau masalah itu saya tidak bisa memutuskan, saya hanya menjalani tugas sebagaimana mestinya mbak" balas perawat tersebut
"Kalau saya ingin meminta keringanan dari rumah sakit ini, saya harus menjumpai siapa ya sus?" tanya Zira pantang menyerah
"Coba anda jumpai dokter yang menangani beliau mbak, lalu minta dia untuk berbicara ke direktur rumah sakit, mungkin beliau mau membantu mbak" saran dari perawat
"Ahh betul, saya ngak kepikiran sus" jawab Zira
"Kalau boleh tau mbak keluarga pasien? " tanya perawat
"Bukan sus, saya yang kebetulan membawa beliau kesini" jawab Zira
"ooo begitu, kalau ngak ada pertanyaan lagi saya pamit mbak" pamit perawat
"Baik suster, Terima kasih atau bantuannya, kalau nanti ada yang mau saya tanyakan saya jumpai suster lagi ya" tanya Zira
"silahkan mbak, saya senang bisa membantu" jawab perawat
Perawat pun pergi meninggalkan Zira, baru beberapa langkah lagi-lagi Zira memanggil perawat tersebut
"Suster.. " panggil Zira
"Iya mbak? " jawab perawat tersebut dengan sabar
"saya lupa, tadi katanya pasien mau segera di operasi kan? " tanya Zira
"betul mbak, itu perintah dari dokter yang menangani" jawab perawat
"Kapan rencana operasinya sus?" tanya Zira
"Kalau kapan pastinya saya kurang tau mbak, tapi tadi saya diperintahkan untuk menyampaikan yang saya katakan tadi" jawab suster
"Oo.. baik suster, satu pertanyaan lagi, nama dokter yang menangani siapa ya sus? saya mau jumpa beliau" jawab Zira
"Ooo namanya dokter Ammar mbak, ruangan beliau ada di lantai 8, mbak bisa langsung kesana, nanti akan ada asisten beliau yang akan mengarahkan mbak untuk jumpa beliau" jawab perawat
"Baik, Terima kasih sekali lagi suster, kalau begitu saya pamit dahulu" jawab Zira sambil tersenyum
Setelah sesi tanya jawab berakhir, Zira pun menuju ke tempat dimana bu Mirna dan anak-anak nya berada.
"Buk.. ayo kita keruangan dokter yang menangani bapak, saya temani ibu kesana, nanti disana kita bicarakan masalah penanganan dan biaya pak Danu, gimana? " tanya Zira
"Baik mbak, ayo kita kesana, sekali lagi saya betul-betul berterima kasih mbak, mbak sudah mau membantu saya lagi" ucap bu Marni sambil menangis
"ngak masalah buk, saya akan coba bantu sebisa saya" jawab Zira
"Iya mbak, saya ngak tau harus ngomong apa lagi, saya betul-betul merasa berterima kasih, saya kira saya sendiri mbak, ngak ada yang mau bantu saya, kami orang susah mbak, untuk makan sehari-hari saja kami masih kesulitan, apalagi untuk biaya pengobatan di rumah sakit ini, saya ngak tau harus bagaimana mbak, saya.. saya takut mbak" tangis bu Marni semakin menjadi-jadi
Zira yang mendengar itu hanya bisa diam dan memeluk bu Marni untuk memberikan kekuatan, dia tau bagaimana rasanya kesulitan membayar biaya rumah sakit, karna dia pernah berada di posisi ini dulu. Menjadi miskin memang sangat sulit, dunia terlalu berat untuk mereka yang tidak mampu secara finansial. Meski sudah melaporkan kejadian ke pihak berwajib tapi tetap saja laporan hanya dalam tahap pemprosesan, tidak ada solusi lain dari pihak berwenang. Lagi-lagi dunia sangat tidak adil untuk orang-orang susah.
Setelah tangis bu Marni reda, mereka pun pergi menuju lift untuk naik ke lantai atas menemui dokter yang bertanggung jawab menangani pasien.
ting...
Pintu lift terbuka
Mereka segera keluar dan mencari ruangan dokter tersebut. Setelah berputar-putar mereka menemukan ruangan yang bertuliskan nama dokter yang menangani pak Danu. Saat sampai di depan ruangan seorang perawat menyapa dengan ramah.
"Mau berjumpa dengan dokter Ammar buk?" tanya perawat tersebut
"betul sus, dokter ada di ruangannya? "jawab Zira
" Sudah buat janji sebelumnya? atas nama siapa kalau boleh tau? "tanya perawat dengan ramah
"Ooo maaf kami belum buat janji sus, kami keluarga dari pak Danu korban tabrak lari yang ditangani oleh dokter Ammar, kami datang ingin konsultasi mengenai pasien sus" jelas Zira
"Oo baik, kalau begitu saya tanya ke beliau dulu ya mbak" jawab perawat sambil menelpon ke dalam ruangan dokter Ammar
Zira dan bu Marni pun duduk di kursi tunggu, tidak berapa lama perawat tersebut memanggil dan mempersilahkan masuk ke ruangan dokter Ammar
"Keluarga pak Danu?" tanya dokter Ammar kepada Zira dan bu Marni
...****************...
Kepada pihak berwajib punten ya bapak ibuk, jangan tersinggung ini hanya novel cerita fiksi 🙏 tidak ada niatan lain.
Ini merupakan novel pertama othor, mohon untuk dimaklumi pemilihan kata dan penulisan yang berantakan, kritik dan saran dari pembaca sangat othor butuhkan untuk lebih baik kedepannya.
Terima kasih telah memilih untuk membaca novel othor 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rita Riau
hebat Zira dan mungkin disini awal cerita zira / dokter Ammar 👍🏻🥰
2023-12-19
0