"Saya janji akan bayar dokter, saya akan melakukan apapun untuk membantu beliau" pinta Zira lagi
"Apapun? " seringai licik tampak dari wajah dokter Ammar
"Apapun" tegas Zira
...****************...
"Oke setuju" dokter Ammar mengulurkan tanganya
Melihat tindakan yang dilakukan oleh dokter Ammar Zira hanya membalas dengan memberi dua jempol
"Maaf dokter, saya ngak biasa salaman dengan orang lain" jelas Zira
"Oo.. Oke, kalau begitu kamu bisa keluar, saya akan selesaikan masalah pak Danu" usir Ammar sambil mengibas tangan kanannya
Zira pun mengikuti arahan dari Ammar dan segera keluar dari ruangan tersebut.
Diperjalanan dia terus berpikir apakah yang dilakukannya ini sudah benar, apa dia bisa mengurus asuransi pak Danu, kalau tidak bisa bagaimana dia akan membayar, kalau harus menjual aset mana bisa dia lakukan karna semua usahanya sudah memiliki pos-pos masing-masing. Kalau dia jual akan lebih banyak yang terkena dampaknya.
Zira tengah berdiri di depan lift untuk menuju ke lobi rumah sakit, dia melihat pantulan dirinya dari dinding lift dan teringat ucapan dokter Ammar
Kenapa tidak kamu saja yang membantu, saya lihat dari cara kamu berpakaian dan perhiasan yang kamu gunakan, kamu bukan orang miskin
"Ck, dokter sialan" umpat Zira
Tiba-tiba Zira mengingat sesuatu
"Astagfirullah Zira, kenapa bisa lupa ke nikahan anak pak Bowo" gumam Zira sambil memukul keningnya pelan
Zira baru menyadari bahwa saat ini dia menggunakan dress panjang berbahan satin berenda berwarna merah maroon dengan hijab berwarna senada yang membuat penampilannya terlihat elegan dan juga dilengkapi dengan perhiasan berupa gelang di tangan kiri dan cincin dengan bertahta berlian kecil di jari manis sungguh menambah kesan glamour dari penampilannya.
"Pantes dokter gila itu bilang aku mampu bayar"
"Ya.. kan ngak mungkin pergi ke kondangan pake style pergi ke pasar" Zira masih terus mengumpat
Sesampai di lobi Zira langsung menuju ke ruangan pak Danu yang berada di lantai satu rumah sakit untuk meminta izin pulang terlebih dahulu kepada bu Marni dan pak Danu serta menyampaikan apa yang dikatakan dokter Ammar
"Bu.. " panggil Zira
"Iya Zira, bagaimana? apa kata dokter Ammar?" tanya bu Marni
"Dokter bilang dia akan jamin pak Danu terlebih dahulu, sebelum kita mendapatkan asuransi kesehatannya bu" jelas Zira
"Alhamdulillah Zira, Terima kasih banyak" ucap bu Marni terharu
"Dan untuk operasi pak Danu akan dilakukan seperti yang disampaikan oleh dokter Ammar buk, jadi kita hanya mengikuti beliau" jelas Zira lagi
"Alhamdulillah, ibu ngak tau mau bilang apa lagi, ibu betul-betul bersyukur, Terima kasih banyak zira" jawab bu Marni sambil menangis
"Jangan menangis bu, ini semua berkat bantuan dokter Ammar dan ini juga pertolongan dari Allah untuk pak Danu" ucap Zira sambil mengelus punggung bu Marni untuk memenangkan
"Sekarang ibu hanya perlu merawat pak Danu dan anak-anak ibu" ucap Zira lagi
"pasti Zira, pasti akan ibu rawat dengan baik" Jawab bu Marni
"Kalau begitu saya permisi dulu bu, ini no hp saya, kalau ada apa-apa ibu bisa telpon ke nomor ini" ucap Zira sambil memberikan kartu namanya
"Baik Zira" ucap bu Marni
Setelah berpamitan Zira langsung menuju ke parkiran rumah sakit dan mencari keberadaan mobilnya
Di dalam mobil pikiran Zira masih terus melayang ke kejadian yang baru beberapa saat lalu terjadi, mulai dari orang mengedor kaca mobilnya hingga ke kesepakatannya dengan dokter Ammar.
Saya janji akan bayar dokter, saya akan melakukan apapun untuk membantu beliau
"Apapun?"
"Apapun"
Zira mengantuk kan kepala ke stir mobilnya mengingat perjanjiannya dengan dokter Ammar
"Bodoh.."
"Apapun? "
"Kalau dia nyuruh terjun ke sungai kau mau Zira?" Zira masih terus mengumpat
"Atau dia nyuruh aku buat operasi ginjal, atau hati atau jantung terus dia jual" Zira bergidik ngeri
"Bisa jadi juga, mengingat kondisi pak Danu uda kayak gitu aja dia ngak mau bantu"
"Ahhhh... kenapa aku yang sok-sok an mau bantu" rutuk Zira ke dirinya sendiri
Zira kaget saat masih terus mengumpat dan memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, tiba-tiba seorang satpam mengetuk kaca mobilnya.
"Ada apa mbak? " tanya pak satpam
"Eh ngak apa-apa pak, kenapa ya? " tanya Zira balik, ia heran kenapa satpam tersebut mengetuk kaca mobilnya
"Oo ngak apa-apa mbak, saya kira mobilnya bermasalah tadi saya lihat dari pos mbak seperti memukul stir mobil, jadi saya kira ada masalah" jelas pak satpam
"hehehe engak pak, mobil saya aman" ucap Zira sambil nyengir
"Kalau begitu saya pamit dulu mbak, Hati-hati di jalan" pamit pak satpam
"Terima kasih pak" jawab Zira
Zira pun segera melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit, dia memutuskan untuk menuju ke rumah makan terlebih dahulu karna perutnya sudah sangat lapar, kalau langsung ke tempat pesta dia yakin pasti maag nya akan kambuh, karna saat ini jam pulang kantor, jadi jalanan akan sangat macet.
"Makan apa ya? soto kayaknya enak" gumam Zira
"Ahh itu warung soto, oke Zira kita akan makan soto" ucap Zira ke dirinya sendiri
Zira adalah tipikal wanita yang cerewet, jadi kalau tidak ada teman dia akan berbicara sendiri ke dirinya sendiri.
Selesai makan soto dengan nasi dan teh manis panas, Zira memeriksa handphone nya melihat apakah ada pesan masuk atau ada notifikasi penting, lalu dia melihat ada satu nomor asing yang mengirim pesan kepadanya.
Pak Danu besok akan saya operasi, saya kasih kamu waktu seminggu untuk membayar kembali biaya rumah sakit yang saya keluarkan, dimulai dari hari ini
Itulah isi pesan dari nomor yang tidak dikenal yang diyakini oleh Zira adalah no dokter Ammar
"Ck, baru siap makan uda emosi lagi, dasar dokter gila" umpat Zira
Dia pun menyimpan nomor tersebut dan memberi nama kontak "Dokter Gila"
Tunggu, dari mana dia dapat nomor ku, ahh.. mungkin bu marni yang ngasih
Zira memutuskan hanya membaca pesan tersebut tanpa berniat membalasnya, dia pun melihat jam yang terdapat di handphone nya dan menuju ke mushola yang ada di tempat makan tersebut untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah selesai shalat Zira berdoa
Ya allah..
hamba hanya manusia yang lemah yang tidak mampu melakukan sesuatu tanpa seizinmu, bantulah hamba dalam membantu seorang bapak yang kesusahan ya allah
Dia punya banyak anak dan kesulitan ekonomi, hamba berniat membantunya, maka tolong mudahkanlah jalan hamba
Aamiin..
Selesai berdoa Zira segera melipat mukenah yang digunakannya dan keluar dari mushola menuju ke parkiran tempat mobilnya berada
...****************...
Ini merupakan novel pertama othor, mohon untuk dimaklumi pemilihan kata dan penulisan yang berantakan, kritik dan saran dari pembaca sangat othor butuhkan untuk lebih baik kedepannya.
Terima kasih telah memilih untuk membaca novel othor 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rita Riau
dokter Ammar jgn ketus" diri mu sama Zira,,, ntar jatuh cinta baru nyahoo🙏🤭😬🥰
2023-12-19
0
Beerus
Terima kasih kepada author, sudah menyajikan cerita indah yang menghibur hati ini.
2023-12-11
2