Bab 8 - Meminta Saran

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Abhimanyu keluar dari mobilnya saat mobil sudah terparkir sempurna di dalam parking car. Bersamaan dengan itu, laki-laki itu melihat sekretarisnya beserta dua buntutnya berjalan melewati dirinya.

" Ohh, selamat pagi pak lâche (pengecut) " sapa Dipta dengan senyum ramahnya tetapi berbeda dengan arti perkataannya.

Alinka yang mengetahui arti perkataan adik kecilnya itu langsung menutup mulut Dipta sedangkan Paritha berlalu masuk ke dalam gedung begitu melihat Dipta menyapa bossnya.

" Apa sih-" Dipta mencoba menyingkirkan tangan milik Alinka yang berada tepat di bibirnya karena Alinka sedikit lebih tinggi daripada Dipta, perempuan itu lebih gampang menutup mulut Dipta dari belakang.

" Kami masuk dulu pak " senyum ramah Alinka dan menarik laki-laki kecil itu.

Abhimanyu mengernyit, sebagai lulusan Universitas luar negeri dan hampir menguasai 5 bahasa termasuk bahasa Perancis tentu Abhimanyu tau apa arti dari kata yang Dipta ucapkan.

" Sepertinya benar, saya akan menghadapi dua jenis Sekretaris Paritha. Ini musibah " batinnya menghela napas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ruangan CEO itu terasa sangat dingin dan mengintimidasi bahkan bukan hanya Abhimanyu yang merasakan tetapi karyawan lain yang masuk pun ikut merasakan.

" Bagaimana laporan keuangan tahun kemarin bisa hilang..?? Cari sampai ketemu! Saya ingin itu dan akan saya tunggu sampai jam 3 sore nanti " ucap datar Paritha saat mendapati departement Management tidak menemukan berkas yang dia minta.

Tiga perwakilan dari departement keuangan meneguk ludahnya kasar mendapati permintaan Paritha. " Maaf bu, apakah waktunya dapat diperpanjang? Kami tidak yakin untuk mendapatkannya dalam waktu hari ini juga "

Paritha membenarkan kacamatanya dan menatap tajam ketiganya. " Silahkan kalau kalian mau departement kalian mendapat SP secara serentak " ucap dingin wanita itu.

Bahu ketiganya langsung melorot, mereka menatap penuh permohonan dengan Abhimanyu berharap CEO baik hati mereka itu dapat menyelamatkan mereka bertiga.

Abhimanyu menggeleng, " Maaf saya tidak bisa membantu kalian untuk saat ini " telepatinya.

" Baik bu, akan kami usahakan untuk mendapatkannya hari ini " ucap ketiganya dan berpamitan undur diri dari ruangan tersebut.

" Sangat menyeramkan " ucap salah satu dari ketiga karyawan itu ketika pintu jati ruangan CEO sudah tertutup rapat dan ketiganya bersandar pada tembok.

" Lebih baik dia mengomeli kita dengan cerewet dibandingkan mengancam langsung ke surat SP " komentar temannya satu lagi.

" Apakah dia sedang ada masalah dengan pak boss ya? Pak boss saja juga kelihatan kebingungan dan ruangan di dalam seperti tidak ada kehidupan "

" Sepertinya iya " ucap kedua teman lainnya yang menyetujui pernyataan tersebut. Paritha yang cerewet itu lebih baik dibandingkan Paritha yang silent treatment walaupun telinga mereka harus pengang.

.

Paritha mengernyitkan dahinya ketika ia dikirimi suatu jadwal diluar dari jadwal kantor Abhimanyu dari sekretaris nyonya besar Darmawangsa.

" Apa ini..?? Jadwal kencan? " batinnya kebingungan sambil melirik kearah bossnya itu. Mendapati bossnya membalas lirikannya, Paritha pura-pura membuat batuk kecil dihadapan bossnya itu.

Paritha bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah meja CEO tersebut, " Sekretaris dari nyonya besar mengirimkan saya jadwal kencan dan reservasi restoran atas nama bapak, apakah ini benar pak? " tanya Paritha memastikan takut-takut sekretaris nyonya besarnya itu salah mengirimkan data.

" Benar, masukkan jadwal itu ke list jadwal saya besok sekretaris Paritha " jawab Abhimanyu tanpa membalas tatapan sekretarisnya itu.

" Baik pak " baru saja Paritha ingin kembali ke tempat duduknya, Abhimanyu kembali memanggilnya.

" Jam berapa kencan itu dilaksanakan? " tanya Abhimanyu kembali memecahkan keheningan diantara mereka.

" Jam 7 malam pak " jawab singkat Paritha sambil membereskan berbagai dokumen diatas mejanya.

Setelah mengambil dompet beserta ponselnya, Paritha membungkukkan dirinya 90 derajat. " Saya izin untuk makan siang pak, sudah waktunya makan siang " ucap Paritha dan berlalu dari sana tanpa mendengarkan balasan apapun dari Abhimanyu.

" Sepertinya dia masih marah kepada saya " batin Abhimanyu yang sepertinya mulai frustasi dan kebingungan.

Abhimanyu menekan tombol telepon di operator teleponnya yang tersambung pada satpam. " Tolong panggilkan bapak sopir saya untuk masuk ke dalam ruangan saya sekarang juga "

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Silahkan masuk pak " ucap Abhimanyu yang sudah duduk diatas sofa ruang untuk menerima tamu. Dengan sajian segelas kopi hangat dan segelas susu diatas meja.

" Ada apa ya pak saya dipanggil? " tanya pak Armand selaku sopir Abhimanyu dengan muka sedikit tegang dan canggung. Baru kali ini pak Armand dipanggil secara pribadi ke ruangan Abhimanyu.

" Apa saya berbuat kesalahan ya..? Perasaan saya bawa mobilnya nggak ngebut dehh " overthinking pak Armand mulai meraja lela hingga wajahnya berubah pucat.

" Silahkan duduk dulu pak " ucap Abhimanyu mempersilahkan pak Armand duduk di depannya dengan laki-laki itu menyantap susu Vanilla nya.

" Jadi begini "

" Saya ingin meminta saran pada bapak, apakah bapak tau cara membujuk sekretaris Paritha..?? " pertanyaan Abhimanyu membuat pak Armand menghela napas lega sekaligus kebingungan.

Laki-laki itu ternyata menarik pak Armand ke dalam ruangannya untuk menanyakan tentang Paritha karena melihat pak Armand yang dekat dengan sekretarisnya itu.

" Beri saja kesukaan si non, pak. Biasanya perempuan menyukai hadiah apalagi kalau hadiahnya barang yang ia suka " saran singkat pak Armand membuat Abhimanyu berpikir.

" Tapi saya tidak tau kesukaan dia apa pak, sedangkan dia sudah mendiami saya selama 2 harian ini " ungkap Abhimanyu dengan wajah terlihat mulai frustasi karena biasanya Paritha hanya mendiaminya seharian.

" Coba bapak perhatikan saja pak, apa yang membuat si nona berbinar kalau melihat sesuatu. Bapak kan sudah bekerja selama 2 tahun dengan si non pasti bapak bisa menemukan jawabannya " Abhimanyu merenung sementara lalu senyumnya tiba-tiba merekah lebar.

" Sepertinya saya tau jawabannya pak, terima kasih pak. Silahkan diminum kopinya " senyum Abhimanyu dan pak Armand pun mengangguk dengan menahan suara terkekehnya.

" Seperti anak abg saja, pak boss. Padahal sudah menduda " kekeh pak Armand.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Paritha kembali dari makan siangnya dan segera mendatangi meja kerjanya itu tetapi ada yang aneh, ia mengernyitkan dahinya.

" Kartu kredit punya siapa saja ini..?? Mengapa ada di meja ku semua?!! " ucapnya dalam hati kebingungan dan melirik ke arah bossnya yang ternyata sedang mengintip dirinya dari balik buku tebal di tangannya.

" Bisa tolong jelaskan ini semua pak? " tanya datar Paritha, dia harus sok judes pada boss pasifnya itu untuk beberapa hari ini.

Bayangkan saja, ketiban durian apa Paritha? hingga dua black card, tiga gold card exclussive dan tiga kartu kredit dari bank ternama lainnya ada diatas mejanya.

" Ekhem, anda bisa menggunakan semua itu sekretaris Paritha. Terserah anda mau membeli apa saja, habiskan saja juga tidak apa-apa " jelas Abhimanyu dengan agak gugup karena respon Paritha tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

" Saya juga sudah menyetujui proposal Croissant yang kamu sarankan pada saat itu, ada beberapa sample croissant itu juga diatas mejamu. Itu adalah sample dengan rasa terbaru dibanding kemarin " baiklah ucapan ini yang membuat Paritha tidak bisa lagi menahan ekspresi wajahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!