Bab 20 - Unprepared Dating (2)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Tidak boleh menolak! Tuan sudah bilang akan menuruti semua omonganku hari ini " peringat wanita itu ketika Abhimanyu menghela napasnya dan hendak menolak permintaannya.

" Hayo mas, pacarnya yang minta loh masa ditolak " goda salah satu pelanggan yang mengantri disitu juga.

" Iya mas. Masa pacarnya udah dibawa kesini nggak diajakin main, nanti tantrum loh " ujar teman dari pelanggan yang menggoda Abhimanyu tadi.

" Tapi saya bukan pacar-"

" Udah ahh mas, ayo itu maju..!! Diselip orang nanti " ucap Prastika yang membuat orang-orang yang menggoda Abhimanyu tentunya semakin salah paham.

" Mengapa kamu memanggil saya mas..? " heran Abhimanyu menatap wanita yang hanya sebatas bahunya lebih sedikit saja.

" Memangnya kenapa? Panggil tuan rasanya seperti bawahan dan bossnya. Aku kan bukan pegawai tuan " jawab Prastika dengan cuek.

" Maaf tapi bisakah kamu memanggil saya ' tuan ' saja? Saya merasa tidak nyaman dengan panggilan mas " ucap jujur Abhimanyu yang mendapat keterdiaman dari Prastika.

" Apakah segitunya tuan Abhimanyu ingin membuat jarak..? " ucap Prastika getir dalam hati bahkan ia terkekeh.

" Huhh.. baiklah terserah tuan saja " Prastika membelakangi laki-laki itu menahan rasa betenya. Baru kali ini ia rasa cintanya ditolak oleh laki-laki.

Antrean yang panjang itu menjadi lebih mendekat kearah mereka dimana sekarang adalah giliran Abhimanyu dan Prastika yang bermain.

" Mau main yang berapa bola mas..? " tanya pemilik tenda permainan tersebut kepada Abhimanyu.

" Sepuluh ribu dapat tiga bola, kalau lima belas ribu dapat lima bola " ucap mas-mas dengan t-shirt oversize berwarna putih itu.

" Yang sepuluh ribu saja bang..!! Tuan, saya yang duluan main oke? " senyum riang Prastika kearah Abhimanyu, Abhimanyu pun hanya mengangguk saja toh sedari awal ia memang tidak begitu berminat.

Prastika memulai lemparan pertamanya, tetapi tidak berhasil. " An^jir..!! " umpat kesal wanita itu yang malah membuat Abhimanyu terkejut.

" Kasar sekali perkataannya, apakah boleh mainnya sambil mengumpat seperti itu..? " batin laki-laki itu. Belum saja ia tau absenan kebun binatang milik geng Paritha.

Perempuan itu kembali melempar bolanya tetapi hingga lemparan bola ketiga, wanita itu hanya dapat menjatuhkan dua kaleng yang ada diatas meja.

" I ain't lucky in this game. As always huhh.. (Aku  tidak beruntung dalam permainan ini. Seperti biasanya huhh..) " keluh Prastika menyerah, ia hanya mendapat sebatang pensil dan penghapus sebagai hadiahnya.

" But you must!! (Tapi kamu harus!!) " ucap Prastika dengan berapi-api menatap binar pada Abhimanyu yang entah kenapa laki-laki itu merasa tertekan.

" Ini mas, silahkan " pemilik tenda tadi mengasihkan tiga jumlah bola yang sama dengan bola yang dimainkan Prastika tadi.

" AYOOO..!! " support Prastika yang nampaknya lebih berapi-api dibandingkan Abhimanyu sendiri, laki-laki itu melempar bola pertamanya yang ternyata gagal tidak mengenai kaleng satupun.

Abhimanyu mengernyitkan dahinya, " Mengapa tidak kena..? " laki-laki itu kembali melempar bolanya.

Sayangnya lemparan bola kedua, tidak kena sama sekali membuat Abhimanyu mulai frustasi. " Mengapa melemparnya jadi sesusah itu..?? " gumamnya lirih yang didengar oleh Prastika.

" Kalau nggak menang nggak papa kok " ucap Prastika dengan nada mengejek dan juga sedikit terkekeh membuat Abhimanyu melirik tajam wanita itu.

Brakk...

Prastika membulatkan matanya dan bahkan mulutnya ikut membulat hingga wanita itu harus menutupnya. Seluruh kaleng diatas meja jatuh yang padahal bola Abhimanyu hanya tersisa satu.

" BAGAIMANA ITU BISA TERJADI..?? " histeris wanita itu sambil menggoyangkan tubuh Abhimanyu sedangkan wajah laki-laki juga terlihat kebingungan.

" Mau hadiahnya yang mana mas, mbak? " tanya pemilik tenda tersebut sambil menunjukkan jejeran hadiah yang boleh diambil oleh Prastika dan Abhimanyu.

" SAYA MAU YANG BONEKA MELODY MAS " pinta Prastika dengan girang ketika boneka tersebut dikasih betapa senangnya perempuan itu memeluk bonekanya ke kanan dan ke kiri.

" Jadi berapa pak yang harus saya bayar? " tanya Abhimanyu pada mas-mas pemilik tenda tersebut.

" Dua puluh ribu mas " Abhimanyu mengasihkan uang lembaran birunya walaupun kesepakatannya Prastika yang harus bayar. Wanita itu malah sudah pergi duluan dengan berlari kecil kesenangan memeluk bonekanya.

" Kembaliannya buat bapaknya saja " ucap Abhimanyu yang menolak uang kembalian tiga puluh ribu dari mas-mas berbaju putih itu.

" Wahh makasih ya wong sugih (orang kaya), rejeki nomplok. Tapi jangan sering-sering kesini ya mas, nanti sayanya cepat bangkrut " ucap mas pemilik tenda sambil tertawa dan menepuk pundak Abhimanyu cukup keras.

Abhimanyu hanya tersenyum tipis walau ada sebagian kata yang tidak dapat dimengertinya. Tugasnya kini adalah mencari Prastika yang entah hilang kemana.

" Dimana nona Prastika..? Mengapa gerakannya sangat lincah sekali " batin Abhimanyu mulai kelelahan sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit sepertinya ia harus mulai rutin nge-gym lagi.

" WAAA-!! " Prastika mengejutkan Abhimanyu dengan muncul menggunakan topeng monyet.

Abhimanyu mengelus dadanya, jantungnya terasa mau copot. Untung laki-laki itu tidak menggunakan jurus karatenya kepada Prastika, bisa dikenakan hukum kekerasan terhadap wanita dirinya.

" Jangan mengagetkan seperti itu..!! Saya takut kamu dalam bahaya, jangan hilang-hilangan juga " ucap Abhimanyu bernada sedikit kesal layaknya seorang kakak memarahi adiknya membuat Prastika tertawa kecil.

" Ciee-!! Mulai perhatian nih yee " goda wanita itu dengan topeng monyet yang masih terpasang di wajahnya.

" Naik bianglala disana yuk tuan..!! " ajak Prastika hendak menarik tangan milik Abhimanyu.

" Ini sudah jam setengah sepuluh nona Prastika, apakah nona tidak dicarikan oleh orang tua nona? " tanya Abhimanyu memberhentikan langkah perempuan itu.

Prastika sejenak berpikir, " Eumm janji deh ini terakhir " melas wanita itu sambil menodongkan jari kelingkingnya.

" Baiklah " hela napas Abhimanyu dan Prastika kembali menariknya ke arah bianglala tersebut.

Melihat bianglala di pasar malam tersebut entah kenapa Abhimanyu merasa ngeri. " Nona, anda yakin untuk menaiki ini? Bianglalanya sudah karatan dan tidak mempunyai safety " ucap Abhimanyu dengan membisik kepada wanita di sampingnya itu.

" Tenang saja..!! Lihat tuh yang baru turun saja baik-baik saja. Kamu terlalu lebay tuan Abhimanyu " ejek Prastika dan langsung berlari masuk ke dalam sebuah bianglala berwarna biru ketika bianglala tersebut berhenti dan seluruh pemuda-pemudi yang masuk sudah keluar.

Dengan menghela napas, Abhimanyu pun membayar tarif untuk menaiki bianglala tersebut dan menaiki bianglala yang sama dengan Prastika.

" Dia.. terlihat senang sekali " batin Abhimanyu melihat Prastika yang sedari tadi senyam-senyum sendiri.

Abhimanyu terlihat sedikit tegang ketika bianglala mulai berjalan naik keatas berbeda dengan Prastika yang malah teriak kesenangan.

" WIHHH DUDUK SINI DONG TUAN-!! " ucap Prastika menepuk tempat duduk di sebelahnya, Abhimanyu menggeleng karena ia tau apabila dirinya pindah keseimbangan bianglala ini tidak ada.

" Baiklah terserah tuan saja " walau sedikit kecewa dengan sikap Abhimanyu yang seolah menjaga jarak tak luput kekecewaannya langsung luruh melihat pemandangan pasar malam yang indah dari bianglala.

" Lihat tuan..!! Indah sekali pemandangannya " ucap girang Prastika sambil menunjuk bintang-bintang yang bersinar di malam hari.

Abhimanyu ikut menyaksikan pemandangan indah tersebut termasuk Prastika yang nampak begitu bersinar dan bercahaya karena keceriannya.

" Senyumnya begitu cerah dan hari ini saya juga merasa lebih ramai " tanpa disadari senyum tipis milik Abhimanyu terpaut disana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!