Eits.... Sebelum baca lanjutan bab novel dibawah ini, Author kece minta maaf karena salah bab 19. Sebenarnya itu bab di novel Gerhana di Menara Kudus. Karena sawan atau konslet terjadilah salah masuk novel. Buat pembaca lama pasti sudah pahamlah ya kalau Author Vitamin A selain typo ya separuh ngawur hehehehe.
----SINGAPURA,
Frayza jenuh berada diruangan apartemen yang berisi benda mati. Karena tugas yang diberikan oleh Digna selesai, dirinya berinisiatif untuk pergi ke Supermarket mencari asupan kehidupan.
Deg! Matanya terbelalak melihat Frank sudah berada di depan matanya. “Hesssss,” Frayza sedikit mendesis dan mundur selangkah kebelakang.
“Hahahah iya aku sangat puas melihatnya terintimidasi seperti itu.” Kelakar Frank tertawa ketika persimpangan dengam frayza.
Syukur saja Frank tidak menyadari keberadaan mantan kekasihnya yang sudah dianggap wafat. Dengan celana jins, jaket kupluk, kacamata baca yang super belo dan topi putih yang bikin ogah orang melirik.
Frank, sampai kapan pun aku tak akan dendam kepadamu. Asal kau lupakan adanya aku, maka kuanggap impas penderitaanku terdahulu.
Bukannya susah berpaling, hanya saja Frayza masih bisa ngebayangin saat dibikin enak dan seneng oleh Frank. Sejahat-jahatnya mantan, pasti sudah pernah bikin kita senyum dan merasa bahagia. Bukan begitu Bund? Hahahaha.
Sepertinya Tuhan masih ingin memberikan kesempatan Frayza untuk melampiaskan rindunya kepada Frank. Sebelum dia benar-benar melupakan mantan kekasihnya, atau Frayza benar-benar tidak bisa berpaling lagi?
Troli belanjaannya sudah penuh dengan makanan kesukaannya. Digna berpesan dirinya akan di Bali bersama Ramon sepekan saja. Jadi, untuk menjamin hajat hidup Frayza diberikan sejumlah uang untuk berjaga-jaga.
“Tuhan, kenapa turun hujan sih!” Frayza mengeluh karena dia tak membawa payung.
“Hai pemuda, begitulah hujan datangnya selalu dikutuk. Dan ketidak datanganya pun di kutuk juga. Hujan itu adalah Rahmat yang disia-siakan oleh mahkluk egois. Lihatlah katak itu, mereka bersuka cita setelah sekian lama tidur dalam tanah.”
Kroookkkkk...kroookkkk...kroooooookkkkk, mobil melaju kencan menerjang hujan. Dibawah ban mobilnya ada seokor katak yang sedang bersyukur mandi air hujan.
“Yah, begitulah katak. Menderitanya lama menanti saat hujan. Dan saat hujan tiba, dirinya baru menikmati bahagia. Sudah mati terlindas ban mobil, sangat ironi hidup ini.” Oceh Frayza kepada tukang parkir lawan bicaranya.
“Hai kau pemuda, untuk apa kau menerobos hujan?”
“Karena aku mau menangis dibawah hujan, dengan begitu orang tidak tahu kalau aku sedang merayakan kesedihanku.” Frayza melakukan kegilaan seperti katak yang sudah peyek gepeng.
Hai katak, mungkin bahagiamu hanya sebentar saja. Tapi ingatlah, karena penderitaanmu yang panjang telah usai. Dan kepada hujan, sekalipun banyak yang mengutukmu. Aku adalah salah satu pemuja hadirmu.
Ketika orang pada umumnya berteduh mencari perlindungan guyuran air. Berbeda dengan mahkluk Tuhan yang paling unik di muka bumi ini. Yah, begitulah Frayza. Jika kehidupan ini pahit, mungkin adalah obat. Jika mengecap manis, anggap saja bonus.
“Brrrr dingin sekali, huh.” Frayza masuk kedalam Lift dan menekan tombol lantai apartemen huniannya.
Siaran Televisi menyiarkan berita yang berulang-ulang membahas berita yanh sama.
“Saudara, berikut kami akan laporkan tentang Pangeran Jepang yang turun tahta karena skandal Kerajaan. Tahta putra mahkota yang sebelumnya ia sandang sebelumnya kini harus ia relakan untuk diambil alih oleh saudara sepupunya. Dan kini mantan Pangeran Mahkota akan mengasingkan diri di Negara Barat.” Pembawa berita menyampaikan dengan sedikit gemulai padahal dia berjenis kelamin lelaki. Tapi keluwesan ludahnya seperti ekor lele.
“Ya ampun, nasib Pangeran itu kok sama persis dengan nasibku. Bedanya dia dari keluarga kerajaraan. Sedangkan aku dari keluarga keranjingan huh!”
Sembari menggerutu mengenai nasibnya yang sial. Frayza meletakkan belanjaannya dilantai dan melucuti bajunya secara bebas. Ternyata dia tidak tahu kalau ruangan ini sudah di sadap kamera pengintai jarak jauh.
“Frayza, apa kau mau beradegan 19 detik di apartemen pacarku? Lekas pakai bajumu lagi dan ganti bajumu di kamar mandi. Kau tahu tidak bahwa tubuhmu itu polusi mata bagiku yang Setia terhadap satu wanita.”
Sontak pikir Frayza itu suara setan yang terlempar dari surga karena berbuat dosa. Ternyata itu adalah suara Ramon yang kebetulan sedang memantau kondisi rumah yang kosong tadinya. Dasarnya orang masih bodoh dan amatiran. Panjang lebar Ramon menjelaskan kalau jaman modern hanya akan menyulitkan kaum purbakala.
“Apa? Kau bilang tadi apa, kaum purbakala? Kau pikir aku ini Frayccus Purbaliticcus haaaa!”
“Hahaha nama yang cocok, besok aku buatkan kartu identitasmu itu. Sepertinya sangat sesuai dengan karaktermu yang terbelakang hahahah.”
Memang dasar Ramon si mulut merica. Sudah tidak lagi mulut cabe atau mulut nyinyi. Walaupun sedang di Bali bersama kekasihnya masih sempat mengatai dirinya yang polos tapi pernah dipolosin sama mantan pacarnya. Uhukkk uhuuukkkk duh kebanyakan nyindir orang author jadi keselek biji ketombe hahaha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
temok
😆😄😄
2021-03-08
1
fieThaa
selai king of typo dan rajanya ngawur, othor ini adalah penulis ter ter ter RAJIN 😂
2020-12-13
1
Anyle Tiwa
selalu keren
2020-12-07
0