Setelah berhasil menggasak barang berharga dirumahnya. Frayza menuju Toko Loak langganannya.
“Kau mau aku bangkrut?”
“Ayolah Koh, Cuma ini yang bisa aku jual kemari.”
“Bukan begitu Fray, aku tahu kau sedang butuh uang. Tapi aku tidak ada uang tunai sebanyak ini untuk membayarnya.”
“Koko bisa tranfer di akun Bank hehehe,” delik Frayza.
“Huft, ini ada koin emas dan beberapa perhiasan emas antik sudah ada surat-suratnya. Akhir-akhir ini bisnisku sedang menyusut omsetnya. Oleh karena itu aku tukar kau dengan emas saja ya.”
Daripada tidak mendapatkan hasil sama sekali, akhirnya Frayza menyetujuinya. Sebelum Frayza meninggalkan Toko loak. Dia berpesan untuk merahasiakan dari siapa memperolehnya.
“Apa kau mencurinya?”
“Tentu saja tidak, aku mengambilnya dari rumahku sendiri. Adikku merampok tabungan dan pacarku. Ibuku tidak pernah menggajiku, dan ayahku tidak pernah memberikan uang jajan. Jadi aku hanya mengambil apa yang menjadi hakku, masih beruntung aku tidak menggadaikan ini (sertipikat rumah).”
“Jika kau berencana kabur dan membalas dendam. Ku sarankan jadilah orang sukses. Karena, jika kau kabur dan masih miskin sungguh percuma hidupmu.”
Nasehat penjaga Toko itu ada benarnya, selama ini Frayza seperti gembel yang bekerja keras saja. Cukup diberi makan dan tempat tidur saja. Bertahun-tahun mencintai orang yang salah pula. Sudah lengkap kebodohan dan ketololan seorang Frayza.
*
*
*
BATAM,
Pagi ini Frayza menapakkan kakinya untuk pertamakalinya ditempat yang asing. Orang-orang berlalu-lalang untuk menjalani rutinitasnya. Karena terik matahari yang mengeringkan tenggorokan. Dia mampir di sebuah kedai tepi pantai.
“Nona, kuperhatikan dua jam lalu kau hanya duduk santai. Apa kau ketinggalan rombongan?” sapa pelayan Kedai yang mengelap meja.
“Hai, kau lelaki hidung belang. Tidakkah kau sadar seluruh Cinta dan hidupku sudah aku abdikan padamu. Tapi kenapa kau mencintai adikku? Iya adikku, apa karena dia lebih cantik dariku? Dasar pria *****, aku juga kau cumbui disini, disini, disini dan disini ( menunjukkan bagian tubuhnya yang pernah dijamah Frank).”
“Wah tidak beres nih cewek, perasaan minum soda dan air kelapa kenapa mabuk. Ngomongnya melantur hii sawan,” nyinyir pelayan Kedai.
Bukan hanya mengumpati pelayan dan pemilik Kedai saja. Namun, beberapa tamu yang datang kesana juga menjadi sasaran amukannya. Dengan terpaksa, Frayza diusir pergi dibantu keamanan setempat. Setelah agak jauh, Frayza tersenyum terpekik.
“Hihihi, tutorial makan gratis.”
Ternyata Frayza hanya pura-pura menggila agar dikira tidak waras. Dan misinya berhasil, dia kini naik bus dan pergi berkeliling mencari tempat kost yang murah meriah. Sampailah ia di Kost yang mayoritas dihuni pekerja Pabrik.
“Nah, ini kamarnya anda Nona.” Matanya mengabsen isi kamar yang kasurnya dilantai.
“Kamar ini sudah ada yang menempati ya?”
“Iya, mereka bekerja di Pabrik pada siang harinya. Jumlahnya tiga orang dalam satu kamarnya.”
Benar-benar kondisi yang tak bisa dibayangkan. Malam harinya Frayza tidak bisa tidur. Teman sekamarnya ada yang mendengkur dan mengoceh via telepon selulernya. Naitnya mancari ketentraman tidur yang damai. Tapi harus terusik dengan penghuni kamar kost.
“Benar-benar keterlaluan,” Frayza mengoceh keluar kamar.
Perutnya sudah mengajak berdisko, cacing-cacing didalam usunya mulai melantunkan lagu-lagu Seriosa. Dilihatnya penjual nasi goreng gerobak. Tapi niatnya diurungkan, karena faktor kebersihan juga. Selama di Singapura Frayza tidak pernah makan kaki lima. Dan kejadian di Kedai hendak ia lakukan tadi, baru saja dia mau beraksi tapi diurungkan.
“Jangan melakukan hal konyol lagi,” seorang pria meletakkan uang diatas meja Frayza.
“Hai kau!”
Prai itu berhenti karena merasa dipanggil oleh Frayza. Dan membalikkan arahnya mendekati Frayza.
“Apa kurang?” tanya pria Kedai itu lagi.
“Ti-tidak, tidak salah maksutnya. Aku butuh uang lagi memang heeee,” nyengir sok lugu.
Pria Kedai itu sebuat saja namanya Ramon, yah itu nama aslinya memang hehehe. Ternyata Ramon sudah menebak kalau Frayza adalah pendatang baru yang butuh bimbingan dan kekurangan dana. Singkat cerita Ramon menceritakan kisahnya di Batam. Ternyata Ramon adalah pemuda asal Thailand yang kabur dari keluarganya. Ayahnya meninggal di sebuah kecelakaan.
“Lalu kenapa kau tidak bekerja di Thailand saja? Disana ladang basah,pariwisata dan industrinya berkembang pesat.“
Pletak! Sebuah sedotan dilempar ke badan Frayza agar diam tidak mengoceh.
“Karena ibu tiriku mata duitan, dia memintaku menjadi banci penghibur. Kau mau merusak kelaki-lakianku ini hah!”
“Ups,” menutup rapat mulutnya.
“Makanya dengarkan dulu ceritaku, jangan ngoceh seperti tukang obat. Jadi begini ya ceritanya_______________.”
Sampai Fajar menyongsong, dari Restoran pindah di tepi pantai. Mereka asik bertukar kisah hidup masing-masing yang boleh dikatakan semanis empedu.
“Hoamm,” Frayza menguap.
“Aku antar kau pulang, dimana tempat tinggalmu?”
“Di sana!” menunjukkan bangunan bertingkat padat penduduk.
“Oh kawasan pekerja Pabrik ya, kau berencana bekerja di sana?”
“Huum,” mengangguk.
“Ya, aku sarankan latihan hidup keras agar sukses balas dendam. Karena di dunia ini yang lembek cuma akan menjadi adonan dan bahan penindasan. “
Lagi-lagi Frayza seolah ditampar dengan kesalahan hidup di masa lalunya. Sudah tidak ada lagi Frank dan keluarganya lagi. Kini dia bebas mengatur dan mencari jati dirinya lagi. Semangatnya untuk mencari pekerjaan dia kobarkan. Dan mulai ikut wawancara masuk kerja di Pabrik juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Made Sukerti Mariasih
kpan up lagi kak ,,,,?
2020-11-18
0
Anyle Tiwa
selalu seru
2020-11-15
0
Nilaaa🍒
hadir kak
2020-11-15
0