“Frayza, kenapa kau tidak datang dijamuan makan semalam?”
“Aku langsung pulang dan tidur, badanku capek.”
“Sayang sekali, padahal Bos baru kita sangat royal dan baik. Ini bingkisan untukmu,” menyerahkan amplop.
“Apa isinya?”
“Buka saja, aku lanjutkan kerjaanku dulu ya.”
Secarik kertas yang berasal dari tulisan tangan Frank. Yang isinya sengaja menarik perhatian Frayza lagi.
Tok... Tok... Suara ketukan pintu berbunyi, ketika pintu dibuka. Tangan Frayza ditarik dan disandarkan di balik pintu.
“Frank!” menatap wajah mantan kekasihnya.
“Kembalilah padaku, aku akan memberikan gaji dan jabatan yang baik. Bukan sebagai buruh kasar biasa?”
“Maaf Frank, jangan menggodaku. Aku harus kembali bekerja” mengelak dari pembicaraan.
Brukk!!! Tangan Frank mendorong tubuh Frayza lagi ke pintu. Sehingga memunculkan suara gaduh.
“Apa kau ingin merusakku lagi, jangan bersikap semena-mena. Jangan mempersulit lagi hubungan yang sudah selesai. Kewarasanmu tidakkah berfungsi dengan baik. Atau memang kau pikir aku buta dan tuli, aku masih ingat betapa bangganya kalian mengumumkan kepada Dunia jika kau miliknya Franda. Minggir!”
“Hemmmbbb uaaahhhh,” Frank berhasil mengecup bibir Frayza yang cerewet.
“Mungkin hatiku masih lemah dengan perasaanky yang masih bersisa. Tapi untuk mengulangi kepedihanku. Maaf saja,” Frayza mendorong tubuh Frank dengan sekuat tenaga.
Tak ingin melepaskan mangsanya dengan mudah, Frank sekuat tenaga merangkul Frayza hingga kancing kemejanya lepas salah satu. Menerima penolakan demi menolakan membuat Frank jengah dan akhirnya melemparkan amplop gaji Frayza.
“Ambil gajimu sebagai buruh, uang sedikit seperti ini kau banggakan untuk biaya hidup. Dasar wanita bodoh,”
Amplop berisi uang yang dilempar ketubuh Frayza berhamburan dilantai. Dia memunguti lembar demi per lembar di lantai dengan berjongkok. Hingga lembar terakhir dibawah sepatu Frank.
“Memohonlah untuk uang dibawah telapak kakiku Frayza! “
Wajahnya mendongak menatap Frank yang penuh ejekan. Dirinya bagai pengemis yang meminta agar Frank memindahkan kakinya. Setelah tiga kali memohon tak kunjung juga Frank menggerakkan kakinya.
“Frank, aku mohon untuk yang terakhir kalinya. Uang dibawah kakimu ini sangat berharga untukku,” Frayza sudah merasakan dadanya sesak karena malu sekaligus terdesak keadaan.
“Tidak! Kau harus kembali menjadi wanita simpananku lagi, atau kau boleh angkat kaki dari sini selamanya.”
“Baiklah Frank, jika itu maumu. Ambil saja uangku itu, anggap saja aku membayar omonganmu yang sudah melecehkanku.”
Jeblasssss, Frayza keluar dari kantor Frank dengan menutupi bagian badannya yang kancingnya lepas. Karyawan yang melihat Frayza keluar dari Kantor Frank berasumsi usai terjadi hal buruk.
“Dasar wanita rendahan, beraninya menggodaku. Kau pikir dirimu siapa hah, berani merayuku disiang hari saat yang lain bekerja. Tidak punya malu,” mengatai Frayza sambil membenarkan dasinya.
Ucapan Frank berhasil membuat mempengaruhi orang-orang yang melihat peristiwa tersebut. Mereka menilai bahwa Frayza memakai kedok gadis polos padahal sebenarnya sebagai penggoda atasan muda seperti Frank.
“Cih tak ku sangka ternyata dia mengincar Bos muda ckckckck.”
“Aku pikir dia tidak akan menarik perhatian lelaki, lihat saja penampilannya yang norak itu hiii.”
“Mana ada lelaki yang mau menjamahnya, Bos Frank disodorkan tubuhnya saja muak. Apalagi lelaki lain, yang benar saja.”
Betapa bahagianya Frank bisa membalas penolakan Frayza dengan fitnahannya. Dia memanggil dua karyawan yang mengomentari Frayza tadi dengan membisikkan sesuatu yang rahasia. Keduanya menerima uang dalam jumlah yang banyak dari dalam saku celana Frank.
“Siap Bos!”
“Bagus, cepat kerjakan dengan rapi!”
Keduanya menyusul Frayza melarikan diri dan bergegas mengintainya.
*
*
*
--TOILET,
Didalam salah satu bilik toilet Frayza duduk dan menangisi nasibnya. Bagaimana bisa Frank melecehkan dirinya sehina itu. Memang benar waktu dulu dirinya rela menyerahkan segalanya kepada lelaki yang memiliki kepala tapi tak ada otaknya itu. Namun, dia menolak jika harus menjadi wanita simpanan dari kekasih adiknya.
“Hiks... Hiks... Hikss... Hikss.” Frayza terus terisak menangis dalam bilik.
Datanglah kedua wanita suruhan Frank mengendap-endap membawa ember berisi air bekas pel. Mereka mengganjal pintu bilik toilet tempat Frayza menangis. Dan menyiramkan air bekas pel kotor ketubuh Frayza. Byuuurrrrr, air yang kotor pekat dan bau itu membasahi tubuh Frayza.
“Hai, kenapa kalian iseng kepadaku!”
Klekk... Klekk.. Dok.. Dokkk....Dokkk... Frayza gagal membuka biliknya kembali dan mendobrak pintu. Tak hanya itu, keduanya membagi tugas yaitu menyalakan keran air dan mematikan lampu. Dan mereka mengurung Frayza di toilet itu dalam keadaan terkunci dari luar. Mereka juga sudah menyiapkan plang kayu untuk menutup akses masuk bagi siapapun. Dengan kata lain Frayza sedang dihukum oleh suruhannya Frank.
“TOLOOOONGGG SELAMATKAN AKU!”
Kalimat permohonan Frayza itulah yang menggema sepanjang waktu penderitataanya. Tubuhnya mulai merasa gatal dan lengkep karena tersiram air kotor. Lantai toilet mulai penuh dengan air yang krannya sengaja dialirkan, saat mulai gelap dan malam. Suasana mencekam dan dingin memaksanya ingin berfantasi mati saja.
“Hidup macam apa yang aku jalani ini, rasanya aku tak layak disebut manusia. Hewan yang dibuang mungkin lebih tepatnya hiks hiks hiks.”
Tangisan dan ocehannya sebagai pelipur duka laranya sendiri. Tiada Ramon yang selalu datang menolongnya, kini tubuhnya lemah dan merasa tidak baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Anyle Tiwa
kereeen
2020-11-23
0