--- Adegan Frank,
Usaha Frank untuk menjadikan Frayza sebagai pacar ternyata tidak berjalan mulus. Selain kendala uang dan perasaan, Frank juga ragu tentang keputusannya kemaren.
“Sedang apa kau disini, bukannya kau teman dekat kakakky ya?”
Mata Frank yang tidak bisa anteng dan mata keranjang itu melotot terus. Melihat ukiran biola Argentina yang meliuk-liuk bagaikan tanjakan 29.
“Sssuiiittt suittt hai, kenalan dong. Aku Frank.” Menjabat tangan halus Franda.
“Franda,” bukanya bersalaman tapi ditepis mentah-mentah.
Dalam hati Frank dia berdecak kagum melihat sosok Franda yang fenomenal dikalangan remaja. Adik dari Frayza selain menjadi model top sekolah. Juga salah satu incaran pemuda-pemuda seusianya.
“Kak Frayza lagi menyetrika baju di dalam rumah!”
Kakinya duduk bersila dan mengoleskan kutek di jari jemarinya. Adegan berbahaya ini disponsori oleh kaos tengtop warna hitam yang kontrak dengan kulit putih Franda. Celana sebetesi dari bahan jins yang robek-robek akibat digigiti kalau lagi ngambek. Franda memang pintar dalam mengelola aset pribadinya, berbeda dengan Frayza yang asal makan, tidur dan bernafas.
“Masih bengong juga?” bentak Franda yang di plototi Frank.
Slrupp, mengelap air liurnya yang menetes dari sudut mulutnya. Dalam hati Frank berkata : “ Tunggu aku mandikan kau dengan duit, kupastikan hati dan ragamy jadi milikku” begitulah obsesi liar seorang Frank.
“Katanya kau sudah sampai, kenapa tidak masuk?” Frank dikejutkan dengan suara Frayza yang cempreng.
“Ah itu, maaf ya.” Frank salah tingkah.
“Ayo masuk, sudah aku buatkan teh dan cemilan. Bajumu untuk besok berangkat kuliah juga sudah aku setrika.” Frayza mengeluarkan plastik lundry.
“Hehehe kau baik sekali Fray,” dasar mulut Frank yang lemes.
“Aku tahu Frank, lekas berikan kepadaku kertas tugas yang berada di perutmu!”
Sebagai teman waktu di bangku sekolah, tabiat dan kebiasaan Frank adalah makanan sehari-hari. Karena Frank memiliki daya ingat yang tingginya menjulang kebawah. Sering kali Frayza yang mengerjakan tugas-tugasnya.
“Aku tanpamu bagaikan kertas tak bersampul.” Rayu Frank.
“Kau dalam hidupku bagaikan kutil.” Balas Frayza.
“Kenapa balasannya ke aku tidak enak banget ya, seolah aku penyakit yang berinang padamu. Hay, aku ini mahasiswa yang kelak menjadi harapan Negara Singapura.” Berpidato diatas meja makan keluarga Frayza.
“Kau bagaikan lalat di rumah kami.” Ucap anggota keluarga lain yang melihat polah Frank yang manjat meja makan.
“Ups,” mengelap meja makan yang telah diinjak kakinya.
Keempat anggota keluarga Frayza yang memergoki polah kera sakti Frank ini hanya bergumam.
*
*
*
Selama satu minggu Frank tak berani menampakkan batang hidungnya yang pesek. Seminggu pula Frank kucing-kucingan dengan Frayza jika hendak ketemuan. Ketika keluarga Frayza hendak tidur,Frank yang sedianya sudah bersiap menyelinap menemui Frayza lewat pekarangan rumah. Tanpa tak sengaja melewati kamar Franda yang kebetulan lupa menutup rapat jendela kamarnya.
“Waduh, montol betul.” Mata Frank diajak berbuat dosa mengintip Franda yang tengah ganti kostum tidur.
Tubuh ideal Franda yang proporsional ini membuat Frank betah mengintip dari jendela kamar adik Frayza. Disela-sela keasikannya menonton adegan mantap-mantapnya Franda ganti baju. Ponsel Frank dinyalakan memutar video rekamanan. Siapa tahu bisa dijadikan modal untuk menekan Franda kedepan.
“Xixixixixi,” pekik kegirangan Frank.
Ketenangan dan kesunyian malam itu menjadi rusak karena suara tertawa Frank.
“KUYANGGG XIXIXIXI,” Frank menakuti Franda.
Mendengar suara tanpa wujud nyata, Franda yang sendirian berdiri gemetaran dan mengompol saking paniknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
temok
masih ttp senyum2 sndiri skrg...ga tau nanti konflik ny bkal bkin nangis...
2021-03-08
0
fieThaa
Aku nyimak dulu bang, no komen
2020-11-09
1
Anyle Tiwa
selalu suka sama ceritamu
2020-10-28
1