BALADA BUAH MANGGA

“Franky, ngapain kerumahku?”

“Aku mau ngembaliin buku catatanmu ini.” Mengeluarkan beberapa buku dari dalam ranselnya.

“Aku pikir, kau lupa mengembalikan buku-bukuku.” Ketus Frayza.

Franky adalah teman sekelas Frayza, anaknya pemalas. Tapi anehnya dia kalau tes nilainya Bagus dan lebih tinggi dari Frayza. Hingga akhirnya dia masuk Universitas Negeri lewat jalur beasiswa prestasi. Tak seperti Frayza terpaksa memupuskan jenjang pendidikannya.

“Fray, kalau kamu gak meneruskan jenjang pendidikan. Apakah kau akan meneruskan jenjang pernikahan?” tanya Franky pelan dan sedikit lirih.

“Uhukkk-uhukkk, apa jenjang pernikahan. Asal kau tahu saja ya Frank, biaya hidupku saja, masih nebeng orang tuaku. Mengandalkan lelaki untuk membiayaiku? Jangan konyol, jaman sekarang berumah tangga gak makan Cinta Frank.”

“Janji, kamu serius sama ucapanmu?” tiba-tiba Franky mengagungkan jari kelingkingnya.

“Apaan nich?” Fray mulai gak enak perasaanya.

“Janji, kalau kamu gak naik jenjang pernikahan karena gak lanjut jenjang pendidikan.” Franky menjelaskan rinci maksudnya.

“Iyaaaaaaaaa...” jawab panjang Frayza.

Frangky lantas berlutut dan menyerahkan buah mangga yang berwarna kuning kepada Frayza.

“Tunggu dan temani aku sampai lulus kuliah. Sejak duduk di belakang bangku kelas, aku yakin kaulah wanita masa depanku Fray.” Ceritanya Franky nembak Frayza pake sogokan mangga.

“Lah bagaimana ceritanya, kan kamu emang duduknya di belakang aku Frank. Ya, wajarlah kalau aku duduk di didepan bangkumu. Ya ngaco ajalah kamu ini, bilang aku masa depanmu. Dah udah berdiri, pake jongkok ntar penuh tuh hahaha.” Ledek Frayza.

“Gak mau, ini janjimu dipenuhi dulu lagi aku geser.”

“Aku terima buah mangganya dengan senang hati, dan makasih banget kamu memilihku sebagai wanita masa depanmu. Tapi, kamu kan duduknya dibelakangku kan. Jadi kamu bakal jadi masa laluku dong hwahahahaha.” Balas Frayza terbahak-bahak.

“Haiyahh kejam kau Fray,” Franky ngambek.

“Aku mau pergi menyusul ibuku, jika kau masih betah dirumahku. Sekalian sirami tamanan, cabuti rumputnya dan sapu halamannya.”

“Teruussss... Terussss fray, jangan semena-mena kau dengan diriku ini. Udah ku beri hati, masih nodong energi. Asal kamu kasih aku cium oke, gak masalah.”

“Cium? Modal mangga aja nembaknya minta cium?” Frayza tak percaya dengan ucapan Franky.

Bibirnya sudah monyong-monyong ikan lele minta nyosor.

“Bwueeehhh asem kecut jiiihhh, apaan nih huweeekkk.”

Ternyata Frayza membuka ketiaknya lebar didepan wajah Franky. Sontak aroma khas pedalam bagian tubuh Frayza yang menghasilkan asam amonik. Membuat mual perut Franky.

“Sadarlah, bahwa bau ketek pacarmu yang lebih Wangi dan dirindukan hahaha.” Fray pergi meninggalkan Franky yang masih di teras rumahnya.

Dengan tersenyum Franky mencium tangannya, dia mempraktekkan apakah bau ketek Frayza emang bikin kangen apa tidak.

--- BUTIK JAHIT,

“Wah, siang-siang ada buah mangga nich. Hemmmbb manisnya.” Franda menyomot potongan buah mangga di piring.

“Loh, itu mangganya kakakmu Fray lo Fran. Belum di foto, katanya mau diposting di akun sosial medianya.” Ibunya melihat Franda asal nyomot milik Frayza.

“Salah sendiri, gak dikasih label ‘milik Frayza’ jadi ya milik umumlah bu.”

Franda yang pulang sekolah mampir ke butik ibunya. Karena kenaikan kelas, saatnya ganti seragam baru. Sedangkan Frayza ada dimana? Frayza sedang membenarkan genteng toko milik Koh Cang. Pemilik toko komputer dan sparepart elektronik. Koh Cang memeliki ruko yang besar dikawasan ini. Dan genteng yang dimaksud tadi adalah, genteng rumah Koh Cang yang bocor. Koh Cang menjanjikan bayaran asalkan ada yang bisa benerin genteng rumahnya. Pohon mangga dirumahnya sudah berbuah dan matang. Jadi suka menjatuhi genteng rumahnya.