...༻⎚༺...
Karena ingin hidup tenang, Diva memberikan bantuan pada Tara dan Elle. Kedua wanita itu memutuskan berhenti menjadi baby sitter dan tinggal di tempat aman.
Sementara itu, semakin hari Diva tambah gelisah. Dia bahkan sesekali mendatangi apartemen Brian. Berharap lelaki itu akan pulang. Namun tetap saja batang hidung Brian tak kunjung terlihat.
Kekhawatiran Diva dapat diketahui oleh ibunya karena terlihat cukup jelas. Nathalie lantas menanyakan Diva mengenai apa yang telah terjadi.
Awalnya Diva ragu untuk menceritakan tentang Brian. Tetapi dia merasa tidak bisa menutupi segalanya dari sang ibu.
"A-apa kau bilang? Jadi orang yang menculik anakmu adalah penjahat yang telah menghamilimu? Bagaimana hal kebetulan mengerikan itu bisa terjadi?" Nathalie tentu kaget mendengar cerita Diva.
"Aku juga tidak tahu, Mom. Tapi lelaki itu sudah mau bertanggung jawab dengan membawakan Alan dan Aron kembali kepadaku. Tapi karena itu, dia tak kunjung kembali. Aku cemas kalau dia sudah--"
"Diva! Kenapa kau mencemaskan bajingan itu? Jika terjadi sesuatu padanya, mungkin dia sedang mendapat karma karena sudah menculik dan menjual anaknya sendiri. Selain itu, dia sudah membuatmu menanggung banyak derita. Orang sepertinya tidak tahu betapa beratnya masalah yang kau hadapi saat hamil!" Nathalie berusaha menghentikan kekhawatiran Diva terhadap Brian. Menurutnya lelaki seperti itu tidak pantas dikhawatirkan.
Diva seketika membisu. Dia juga tak bisa membantah pernyataan Nathalie.
"Sudahlah... Lanjutkan saja hidupmu seperti biasa. Yang penting Alan dan Aron sudah kembali bersamamu," tutur Nathalie.
Diva mengangguk pelan. Dia merasa perkataan Nathalie ada benarnya.
"Oh iya. Aku rasa kau harus mencari pengawal untuk Alan dan Aron. Jangan sampai insiden penculikan terulang lagi," saran Nathalie.
"Baik, Mom. Aku akan segera menyuruh sekretarisku mencarikannya," tanggap Diva.
Sejak itu Diva memutuskan untuk melupakan segala hal tentang Brian. Dirinya bahkan berhenti membayar jasa orang yang sudah ditugaskan mencari lelaki tersebut.
...***...
Satu minggu berlalu. Kini Diva sedang berada di ruang kerjanya. Tak lama kemudian sekretarisnya yang bernama Rita datang. Ia memberitahukan kalau dirinya sudah membawa bodyguard yang akan ditugaskan melindungi Alan dan Aron.
"Apa dia di sini?" tanya Diva.
"Ya. Apa kau ingin aku menyuruhnya masuk sekarang?" tanggap Rita.
"Iya. Suruh dia masuk! Aku ingin bicara," kata Diva. Rita pun mempersilahkan sang bodyguard masuk ke ruangan Diva.
Selang beberapa detik, seorang lelaki tinggi tegap dengan tubuh atletis berdiri menghadap Diva. Dia memiliki kumis cukup tebal dan mengenakan kacamata. Penampilan yang terbilang aneh untuk seorang bodyguard.
"Halo, Nona Diva. Kenalkan aku Raymond Hilton. Kau bisa memanggilku Ray." Suara Ray terdengar agak berat. Dia sesekali berdehem sambil memegangi tenggorokannya.
"Hai..." Diva menyapa dengan canggung. Entah kenapa dia merasa tidak yakin Ray bisa menjadi bodyguard yang bisa dipercaya.
"Aku tidak pernah melihat bodyguard berkacamata sebelumnya. Apa kau yakin ingin melakukan pekerjaan ini?" cecar Diva.
"Sangat yakin. Meski badanku besar, aku suka anak-anak!" sahut Ray antusias. Dia berdehem lagi setelah berbicara.
"Apa kau punya pengalaman dengan pekerjaan ini sebelumnya?" Diva kembali bertanya. Dia tentu tidak mau membiarkan sembarang orang mengawal dua buah hatinya.
"Tidak diragukan! Aku pernah mengawal beragam orang. Dari mulai orang tua, sampai anak kecil," jawab Ray.
Diva tersenyum kecut. Dia sebenarnya berniat ingin menolak Ray. Namun ketika dia hendak bicara, lelaki itu angkat suara lebih dulu.
"Aku tahu kau meragukanku, Nona Diva. Aku mungkin terlihat tua dan meragukan, tapi paling tidak, biarkan aku bekerja selama beberapa hari. Dalam waktu itu aku akan buktikan kalau aku bisa!" Ray berusaha meyakinkan Diva.
"Oke. Itu ide bagus. Tapi aku ingin kau sekarang bisa meyakinkanku untuk percaya padamu." Diva memancarkan tatapan serius.
Ray segera mengambil kartu identitasnya. Lalu menyerahkan kartu tersebut pada Diva sebagai jaminan.
"Kau bisa menyimpan kartu ini. Kalau terjadi apa-apa pada anakmu, maka kau bisa langsung melaporkanku pada polisi," ujar Ray.
Diva terdiam. Dia berpikir cukup lama sampai akhirnya setuju untuk memberi Ray kesempatan.
"Pertanyaan terakhir. Kau sepertinya sangat menginginkan pekerjaan ini, apa kau bisa beri alasan terkait kegigihanmu ini?" tukas Diva sambil menyilangkan tangan ke depan dada.
"Ya. Tapi ini terkait masalah pribadi. Aku dan istriku baru saja bercerai. Karena perceraian itu aku harus berpisah dengan anak-anakku. Jadi anggap saja kalau aku sedang mencoba mengobati rasa sakitku dengan pekerjaan ini," jelas Ray panjang lebar.
Diva mengerutkan dahi. Meskipun begitu, dia menganggukkan kepala sebagai pertanda kalau dirinya mempercayai pengakuan Ray. Setelah itu, Diva menyuruh Ray menunggu di luar. Diva berniat akan membawa Ray bersamanya pulang untuk menemui Alan dan Aron.
Ray dipersilahkan keluar dari ruangan Diva. Saat dia berbalik dan berjalan membelakangi perempuan itu, bibirnya menyeringai. "Alan dan Aron... Ayah datang," ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Anonymous
iya, brian tuhhh
2023-12-19
0
dian
kapan up lagi
2023-12-19
1
Diana Susanti
bener kan dugaan ku Bryan menyamar
2023-12-18
1