...༻⎚༺...
Diva segera merogoh saku celana Brian dan mengambil kunci mobilnya. Setelah itu, dia segera melangkah cepat menuju mobilnya.
"Kau pulang sendiri!" suruh Diva seraya berlalu pergi. Dia langsung beranjak dengan mobilnya.
"Aku tak bertanggung jawab jika kau nekat mencari tahu tentang Jax Jones! Aku sudah memperingatkanmu!" pekik Brian. Namun peringatannya itu sama sekali tak berarti bagi Diva.
Diva mengemudikan mobil secepat mungkin. Melihat wajah Brian terus-menerus hanya akan membuatnya marah. Diva punya cara sendiri untuk mencari tahu tentang Jax Jones. Hal paling penting baginya adalah menemukan petunjuk dimana pastinya Alan dan Aron berada.
Di sisi lain, bayi Alan dan Aron sekarang sedang bersama dua baby sitter suruhan Clara. Kedua bayi itu akan didandani sebaik mungkin. Sepertinya Clara memiliki rencana terkait hal tersebut.
Dua baby sitter yang sekarang mengurus bayi Alan dan Aron bernama Tara dan Elle. Kedua wanita itu tampak lusuh. Wajah mereka juga terdapat luka serta lebam.
"Nah... Sekarang kalian terlihat dua kali lebih tampan," komentar Tara. Dia dan rekannya menatap kagum bayi Alan dan Aron. Kedua mata wanita itu sama-sama berbinar penuh akan kekaguman.
"Mereka sangat tampan," ungkap Elle.
"Ya. Mereka bayi tertampan yang pernah kutemui," sahut Tara.
"Aku tak bisa membayangkan kalau mereka dewasa nanti. Pasti akan populer dan banyak memikat hati wanita," ujar Tara.
"Kasihan sekali mereka. Entah apa yang akan dilakukan Clara pada keduanya. Menurutmu dari mana Clara mendapatkan bayi kembar ini?" tanya Elle.
"Aku tidak tahu. Yang jelas dia melakukannya dengan cara kotor," jawab Tara. Dia dan Elle tidak bekerja karena dibayar. Tetapi karena diancam dan dipaksa oleh orang suruhan Clara. Itulah alasan kenapa wajah dua baby sitter tersebut seperti sudah dipukuli.
Pintu mendadak terbuka. Clara datang bersama seorang bodyguard perempuan.
"Apa kalian sudah selesai?" tanya Clara.
"Sudah, Nona. Mereka sudah siap," jawab Tara. Dia dan Elle membungkuk hormat pada Clara.
Clara menghampiri bayi Alan dan Aron. Dia menatap kedua bayi itu sambil tersenyum lebar.
"Hai si kembar tampan... Mulai sekarang aku adalah ibumu. Mengerti?" ucap Clara.
Bayi Alan dan Aron hanya menatap Clara dengan intens. Seolah mereka berusaha mengenali siapa wanita itu.
"Bersiaplah! Kita berangkat sekarang!" seru Clara. Dia dan yang lain segera beranjak pergi membawa bayi Alan dan Aron.
...***...
Brian kembali ke apartemen. Dia mencoba tak peduli dengan Diva. Dirinya meminum banyak alkohol agar bisa melupakan masalah serta fakta yang didapat hari itu.
Akibat efek alkohol, Brian tumbang dan tak sadarkan diri selama semalaman. Keesokan paginya, barulah dia terbangun.
Perlahan Brian membuka mata. Wajah Erick langsung menyambut.
"Aku mendengar gosip baru tentangmu!" imbuh Erick.
Brian tersentak. Dia reflek merubah posisi menjadi duduk dan berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Kau mengagetkanku," protes Brian.
"Aku dengar katanya kau sudah punya anak bersama seorang wanita," ungkap Erick.
"Sudah kuduga." Brian tak terkejut mendengarnya. Cepat atau lambat, kabar tentang dirinya pasti akan tersebar.
"Bagaimana bisa gosip seperti itu beredar? Apa yang kau lakukan?" cecar Erick.
"Aku hanya membantu ibu dari bayi kembar yang kita culik," jelas Brian. Dia terlalu malu menyebut kalau bayi kembar itu ternyata juga anaknya.
"Kenapa? Apa dia mengancammu?"
"Ya. Begitulah."
"Aneh sekali. Tidak biasanya kau lemah dengan ancaman. Apalagi dengan ancaman wanita." Erick tak mengerti.
"Jangan pikirkan itu. Lebih baik kita jemput Issac ke kantor polisi," ajak Brian.
Tanpa sepengetahuan Brian, Diva sudah lebih dulu ke kantor polisi untuk menemui Issac. Sekarang mereka duduk berhadapan dengan berhelatkan kaca kedap suara. Meskipun begitu, keduanya bisa bicara melalui telepon.
"Kau kenal aku kan?" tanya Diva.
"Ya. Kau adalah ibu dari..."
"Aku yakin kau tahu. Kedatanganku ke sini hanya ingin menawarkan kesepakatan," potong Diva.
"Kesepakatan? Denganku? Kenapa?" Issac kebingungan. Mengingat dia sudah menculik si kembar dari Diva.
"Ya, denganmu. Alasannya karena aku yakin kau mengetahui tentang seseorang yang bernama Jax Jones. Aku ingin kau membantuku mencarinya," ungkap Diva.
"Ja-jax Jones? Kenapa kau berurusan dengan orang itu?" Issac memasang tatapan getir.
"Beritahu aku, kau tahu atau tidak? Kalau kau tidak jujur, aku akan pastikan kau mendekam di penjara seumur hidup!" ancam Diva.
"Tidak! Kumohon jangan!" Issac sontak menciut.
"Jadi kau mau atau tidak?"
"Iya. Aku bersedia." Issac tak punya pilihan lain. Lagi pula jika dia bersedia membantu Diva, dirinya akan terbebas dari penjara.
Kala itu Diva mencabut tuntutannya terhadap Issac. Dia membawa lelaki itu bersamanya. Mereka akan bersiap untuk pergi ke tempat diman Jax Jones tinggal. Dengan begitu, Diva bisa menemukan bayi Alan dan Aron. Usaha Diva sebagai ibu tak pantang menyerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments