Bab 6 - Dilanda Bingung

...༻⎚༺...

Brian tak sengaja tertidur saat dirinya harus menjaga bayi Alan dan Aron. Dia terbangun setelah tertidur selama satu jam.

Perlahan mata Brian terbuka. Dia langsung mengerutkan dahi karena bayi Alan dan Aron tidak ada.

"Astaga! Kemana mereka?" gumam Brian seraya mengedarkan pandangan ke segala sisi. Atensinya tertuju ke arah pintu yang tampak terbuka lebar.

"Bayi-bayi itu! Bagaimana bisa?" buru-buru Brian berderap keluar kamar. Kemudian mencari bayi Alan dan Aron ke berbagai sudut. Sampai akhirnya dia menemukan mereka ada di kamar mandi. Kedua bayi itu terlihat bermain shampo.

"Kalian... Kumohon cukup!" Brian masuk ke kamar mandi. Namun karena lantainya licin, dia jatuh terpeleset.

"Aaaa!" Brian reflek berteriak. Kini posisinya jatuh ke lantai. Brian terpaksa telentang sebentar karena punggungnya terasa sakit sekali. Ia menutup mata agar bisa meredakan rasa sakit.

Ketika Brian membuka mata, wajah bayi Alan dan Aron langsung menyambut. Kedua bayi itu menatapnya sangat dekat. Posisi mereka persis di depan wajah Brian.

"Papa!" oceh Aron. Satu tangannya memukul-mukul wajah Brian.

Sementara itu Alan, dia merangkak naik ke atas perut Brian. Bayi tersebut lalu duduk di sana.

"Paaa..." ujar Alan.

"Sial! Aku lebih baik berurusan dengan mafia dari pada dua makhluk mengerikan seperti kalian. Menjauhlah dariku!" kata Brian. Dia perlahan bangkit, dan memindahkan Alan jauh darinya. Hal serupa juga dirinya lakukan terhadap Aron.

Brian bergegas berdiri. Bersamaan dengan itu, Alan dan Aron menangis. Hal tersebut membuat Brian tambah jengkel.

"Kalian menyebalkan sekali!" Brian menggertakkan giginya. Dia segera menggendong Alan dan Aron sekaligus. Dalam sekejap kedua bayi itu berhenti menangis.

"Oh jadi mau kalian ini?" timpal Brian. "Silahkan sepuasnya mengerjaiku sekarang. Tapi aku pastikan kalian secepatnya akan dikirim pada klienku! Kalian akan musnah dari pandanganku!" tambahnya. Lalu membawa Alan dan Aron keluar kamar mandi.

Kali ini Brian berjalan dengan pelan agar tidak terpeleset lagi. Dia duduk ke sofa, sedangkan Alan dan Aron dibiarkan duduk di sebelahnya.

Brian mengambil ponsel dan menghubungi kliennya. Dia benar-benar ingin secepatnya menyingkirkan Alan dan Aron dari hadapannya.

"Bagaimana kalau kita percepat transaksinya. Aku sudah tidak tahan membawa bayi-bayi ini bersamaku," ujar Brian.

"Aku juga maunya begitu. Tapi aku ada di luar negeri sekarang. Aku bisa melakukan transaksinya paling cepat lusa nanti," kata Clara dari seberang telepon. Dia merupakan orang yang menyuruh Brian menculik Alan dan Aron. Masih belum diketahui apa alasan wanita berusia 42 tahun itu ingin memiliki Alan dan Aron, yang jelas dia membayar mahal Brian untuk itu.

"Apa? Lusa? Bisakah kau kirimkan saja seseorang besok?" Brian tak mau menunggu lama.

"Ayolah! Tunggu saja aku. Aku ingin melihat bayi kembar itu dengan mata dan kepalaku sendiri," ucap Clara.

"Baiklah kalau begitu. Pastikan lusa nanti jadi! Kalau tidak, maka sebaiknya aku memeras orang tua bayi kembar ini." Brian tak punya pilihan lain selain setuju. Selepas bicara ditelepon, dia menunggu Erick dan Issac. Tetapi dua temannya itu tak kunjung kembali. Mereka bahkan tak menjawab panggilan dan pesan yang dilakukan Brian.

"Apa mereka sengaja?" geram Brian.

Tak lama kemudian Alan dan Aron tiba-tiba menangis. Sambil berdecak kesal, Brian segera menggendong kedua bayi tersebut. Namun kali ini Alan dan Aron tetap menangis.

"Hei! Kenapa kalian tidak berhenti menangis? Bukankah ini mau kalian?" kata Brian yang kebingungan. Ia semakin pusing saat tangisan Alan dan Aron kian lantang.

"Aargghh!! Ingin rasanya aku melempar kalian keluar jendela," keluh Brian. Dia tidak tahu kalau Alan dan Aron hanya butuh susu agar bisa diam.

...***...

Diva sudah selesai mendapat rekaman truk yang singgah di depan rumahnya sebelum kejadian menghilangnya Alan dan Aron. Dia terus menyelidiki truk itu. Sampai akhirnya Diva menemukan tempat asal truk tersebut disewa.

Diva diberitahu kalau hari itu seorang pemuda menyewa truk tersebut untuk mengantar makanan.

"Pemuda? Aneh sekali. Bukankah pelayan baru di tempatku itu agak tua?" Diva merasa heran. Dia juga tidak bisa memeriksa CCTV rumah karena sudah dirusak oleh Brian.

Terpikirlah Diva untuk melihat rekaman CCTV pemilik truk. Hingga dia bisa melihat sosok Brian yang sedang bicara. Dari rekaman tersebut Diva bisa melihat Brian dari samping. Meskipun begitu, dirinya merasa tidak asing karena Brian memiliki kemiripan luar biasa dengan suaminya.

"Bram?" Diva menjeda rekaman CCTV dan memperbesar gambar Brian. Dia sangat kaget karena hal itu.

"Tidak mungkin..." Diva menggeleng tak percaya. Terbersit dalam pikirannya kalau orang yang menculik Alan dan Aron adalah mantan suaminya sendiri.

"Aku harus mencari tahunya dulu," gumam Diva. Dia segera pergi mendatangi kediaman Bram. Tepatnya di unit apartemen mewah di pusat kota.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!