Bab 13 - Petunjuk Tentang Clara

...༻⎚༺...

Mendengar ucapan JJ, Brian langsung menatap Diva. Perempuan itu tampak syok. Bisa-bisanya JJ ingin membelinya seperti sebuah barang.

"Tadinya begitu," kata Brian.

"Brian!" Diva meremas lengan Brian karena mencoba memberi kode kemarahannya.

Brian terkekeh. "Tapi tidak jadi karena aku jatuh cinta padanya," ungkapnya gamblang. Diva tercengang mendengar pengakuan tak terduga Brian itu.

"Hahaha! Seperti cerita di novel-novel saja," komentar JJ sambil terbahak. Dia melepas rangkulan dari dua wanita yang duduk di kanan dan kirinya. Lalu memasang raut wajah serius. "Jadi apa tujuan kedatanganmu ke sini? Apapun itu, kau akan membayar hutangmu kan?" tanyanya.

"Kau tidak perlu pikirkan masalah hutang. Aku pasti akan membayarnya," kata Brian sembari melambaikan tangan ke depan wajah. Perlahan dia melirik Diva. "Pacarku ini akan membayarkan hutangku," sambungnya.

Mata Diva membulat. Dia hanya bisa merutuki Brian dalam hati. Tetapi dirinya tak punya pilihan lain selain berakting. Lagi pula Diva akan melakukan apapun untuk menemukan Alan dan Aron.

"Ya. Tentu saja. Berapa hutangnya?" tanya Diva. Berlagak santai.

"30 juta dollar!" jawab JJ sambil menyunggingkan senyuman.

Diva terkejut mendengar jumlah uang sebanyak itu. Meskipun begitu, jumlah uang tersebut tentu hal kecil bagi Diva yang kaya raya.

"Oke. Aku akan segera mengirimnya. Beritahu aku rekeningmu," kata Diva.

JJ pun menyuruh anak buahnya memberitahukan Diva. Dalam sekejap Diva mengirimkan uang untuk JJ.

'Sepertinya Brian sengaja mengajakku ke sini untuk mengurus pembayaran hutangnya, Sialan!' keluh Diva dalam hati.

"Wah, Brian..." JJ berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Pantas saja kau jatuh cinta padanya. Dia tidak hanya cantik, tapi juga banyak uang. Ngomong-ngomong apa pekerjaannya? Pakaiannya terlihat seperti bukan dari kalangan kita," sambungnya.

"Dia ahli menipu dan menyamar," sahut Brian. Dia dengan beraninya merangkul Diva. Diam-diam berbisik ke telinga perempuan itu. "Kerja bagus!" bisiknya.

"Setelah ini aku akan memberimu pelajaran." Diva balas berbisik.

"Benarkah? Pantas saja dia cocok denganmu," komentar JJ.

"Aku rasa masalah hutang sudah selesai. Jadi izinkan kami mengatakan tujuan utama kami ke sini," cetus Diva. Dia menoleh ke arah Brian, menyuruh lelaki itu untuk menjelaskan semuanya.

Brian mendengus kasar. Dia lantas menanyakan perihal Clara kepada JJ.

"Kau ingin mengetahui tentang Clara Renegade?" tanya JJ.

"Ya, wanita itu. Aku ingin tahu siapa dan dimana dia tinggal," tanggap Brian.

JJ memasang mimik wajah serius. Dia berkata, "Mau apa kalian berurusan dengan Clara?"

"Kami--"

"Dia membawa anak kami!" potong Diva yang tak sabaran.

"Hei!" Brian memberi peringatan dengan tatapannya. Namun Diva tak hirau. Baginya, yang terpenting Alan dan Aron bisa secepatnya ditemukan.

"Jadi kalian sudah punya anak? Aku tak menyangka ternyata kau bisa menjalin hubungan seserius itu, Brian. Kau sekarang sudah berubah," komentar JJ. Setahunya Brian adalah lelaki yang suka bermain wanita. Tipe lelaki seperti Brian sudah pasti enggan hidup berkomitmen.

"Tidak. Ini tak seperti yang kau pikirkan. Aku hanya--"

"Sudahlah. Kenapa kau membantah begitu? Nanti kekasihmu marah," potong JJ. Dia berdehem dan segera memberitahukan perihal Clara.

Brian memutar bola mata jengah. Sekarang dia harus bersiap dengan gosip yang beredar tentangnya nanti di kalangan penjahat.

JJ mengatakan kalau Clara sekarang sedang menjalin hubungan serius dengan seorang penjahat berbahaya. Katanya, kemungkinan besar Clara tinggal bersama penjahat tersebut.

"Penjahat berbahaya? Dimana? Siapa namanya? Mungkin aku tahu," tanya Brian.

"Kau pasti tahu. Dialah Jax Jones. Aku saja rela memutuskan pertemananku dengan Clara karena tidak mau berurusan dengannya," ungkap JJ.

"Ja-Jax Jones?" Mata Brian bergetar. Dia kaget sekaligus menciut.

"Ya, Jax Jones. Hanya itu yang kutahu. Kalau sudah selesai, pergilah! Aku ingin bersenang-senang dengan dua bungaku lagi," ucap JJ. Dia kembali merangkul dua wanita bayarannya.

...***...

Kini Brian dan Diva keluar dari bar. Sejak tadi Brian tak bicara. Bahkan ketika Diva tak berhenti mencecarnya dengan pertanyaan.

"Brian! Cepat jelaskan kepadaku siapa Jax Jones!" desak Diva. Dia menghalangi jalan Brian agar lelaki itu bisa segera bicara.

"Sebaiknya kau relakan saja si kembar. Aku rasa mustahil kita bisa mengambil mereka kembali," ujar Brian. "Kalau kau mau anak lagi, aku siap membantumu," lanjutnya.

Plak!

Sebuah tamparan didaratkan Diva ke wajah Brian. Siapa yang tidak marah mendengar lelaki berucap kurang ajar begitu?

Wajah Brian reflek menoleh ke kanan. Dia pasrah dengan hukuman yang diberikan Diva.

"Kau tidak punya hati nurani!" Diva menggertakkan gigi, lalu menarik kerah baju Brian. "Cepat beritahu aku siapa Jax Jones!" timpalnya.

Brian menatap Diva. Dia memasang ekspresi serius. "Dia adalah ketua mafia paling berbahaya," ujarnya.

Cengkeraman Diva di kerah baju Brian melemah. Meskipun begitu, dia masih menunjukkan wajah penuh tekad.

"Sekarang beritahu aku dimana Jax Jones tinggal?" tanya Diva.

"Apa kau serius? Kalau kau pergi ke sana, itu sama saja seperti bunuh diri!" sahut Brian.

"Aku akan mempertaruhkan segalanya demi anak-anakku. Termasuk nyawa sekali pun!" tegas Diva.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

mom hebat div

2023-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!