Rania kini berada di sebuah apartemen kecil di negara A. Ia sengaja mencari penginapan yang tidak mencolok, agar orang tuanya tidak menemukan dirinya. Kebetulan di negara A saat itu sedang musim gugur. Angin musim gugur amat terasa menusuk tulang Rania, meski ia sudah memakai Hoodie yang tebal. Ia pun segera menutup jendela kamar nya agar tidak terlalu dingin.
Ia menghidupkan pemanas ruangan agar tak terlalu dingin. Kemudian ia beranjak ke dapur untuk membuat kopi guna menghangatkan suhu tubuhnya.
Setelah selesai menyeduh kopi Rania kembali ke balkon kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul 06.00 pagi. Jalan raya masih sepi. Rania menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan dengan berat.
Tidak banyak orang di jalanan pagi ini, mungkin karena cuaca yang dingin mereka enggan keluar rumah. Rania hari ini berencana untuk membeli mobil baru untuk keperluan nya. Ia melanjutkan sekolah SMA nya di negara A.
Setelah musim gugur, masuklah musim dingin dan malam pun tiba lebih awal. Baru jam 5 sore, langit sudah hitam. Rania memicu mobil nya dengan cepat.
***
Kabar kaburnya Rania sampai kepada orang tua Alian. Mereka paham jika Rania seperti nya tak ingin dijodohkan. Namun, bagi kedua belah keluarga besar harus tetap bersatu. Mungkin pada awalnya hanya terpaksa, namun seiring berjalannya waktu mereka yakin anak-anak mereka akan saling jatuh cinta dan hidup dengan bahagia. Sama halnya seperti mereka dulu waktu muda juga di jodohkan.
Perjodohan dalam dunia orang kaya sudah di anggap lumrah dan sepertinya memang harus wajib di lakukan. Karena bibit dan bobot seorang menantu harus jelas dan setara atau bahkan harus lebih kaya.
Malam itu, Alian dan ayahnya bersitegang di ruangan kerja sang ayah.
"Susul Rania di negara A!" (Perintah ayah Alian).
"Aku gak mau, Pah. Rania juga kabur karena tidak ingin dengan perjodohan ini. (Alian menatap ayah nya dengan sendu).
Raditya (Ayah Alian) menghela nafas dengan berat. Berusaha mengurangi beban di pundak nya.
"Kenapa kamu tidak bertanya mengapa papah menjodohkan kamu dengan Rania?"
"Bukankah karena dia putri sahabat papah?!"
"Apa kamu ingat dulu kamu pernah kecelakaan sewaktu kecil?" (Tanya ayah Alian).
"Tentu saja aku ingat. Waktu itu aku mengalami kerusakan pada ginjal ku." (Terang Alian).
"Rania... hanya punya 1 organ ginjal pada tubuh nya saat ini. Papah yakin kamu paham situasi nya sekarang."
Ayah nya pun meninggalkan Alian sendirian. Alian terpaku, ternyata di dalam tubuh nya terdapat ginjal Rania.
***
Pagi-pagi sekali Alian berangkat ke negara A menyusul Rania. Ia menggunakan pesawat pribadi milik keluarga nya agar segera cepat sampai ke tujuan.
Jam 2 dini hari tadi ayah Rania mengirimkan alamat putri nya tinggal di negara A. Ia juga berpesan agar tidak perlu terburu-buru, masih banyak waktu katanya. Pernikahan akan di langsungkan ketika mereka sudah lulus sekolah SMA saja.
Alian bertekad untuk berusaha mendekati dan membuat Rania jatuh cinta pada nya meski pelan-pelan.
Tess...
Air mata Alian terjatuh di pipi nya. Ia memejamkan matanya. Di sandarkan nya tubuh lelah penuh dengan beban keluarga di kursi pesawat.
Rania, wanita yang selalu di sakitinya di sekolah nyatanya adalah malaikat penolong nya. Penyesalan yang di sadarinya terlambat.
Sesampainya di negara yang di tinggali oleh Rania,
Alian memilih tinggal bersebelahan dengan tempat tinggal Rania agar bisa selalu menjaga Rania dari dekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments