Acuh

Alian dan geng nya menghampiri meja Rania.

"Minggir lo!" (Hardik Alian pada Rania yang sedang makan).

Rania mendongak, sekilas ia melirik ke seluruh penjuru kantin yang ternyata sudah penuh semuanya. Rupa nya hanya meja Rania saja yang masih kosong karena dia memilih makan sendirian.

"Lo gak dengar ya? Gua bilang minggir! Kami mau makan di sini." (Alian geram pada Rania yang tidak takut dengan bentakan nya).

Pertikaian itu menimbulkan perhatian beberapa siswa yang tak jauh dari meja Rania. Mereka memperhatikan geng Alian yang sedang menyerang Rania. Tentunya dengan bergosip ria mencoba menerka-nerka apa yang terjadi dan di tambah bumbu-bumbu fitnah.

Alian memperhatikan Rania dengan seksama. Tiba-tiba seorang teman geng nya membisikkan sesuatu pada Alian. "

Dia putri dari Mr. Ferdika, pemegang saham tertinggi sekolah kita". (bisik temannya).

Alian menilik name tage Rania, di sana tertulis : Rania Nayra F.

"Siapa pun lo, sekolah ini gua yang punya. Jadi, semua aturan ada sama gua!".

Rania masih tidak berkutik. Ia tetap saja fokus pada makanan nya. Alian menatap tajam pada Rania.

"Jangan memaksa ku untuk bertindak kasar. Meskipun kau wanita aku tidak segan untuk mencekik mu." (Ancam Alian).

Kring...

Tanda bel masuk pelajaran berbunyi. Para siswa kembali ke kelas mereka masing-masing. Termasuk Rania, dia berlalu begitu saja dari Alian.

Alian dan teman-teman nya tetap makan di kantin meski sudah masuk jam pelajaran berikutnya.

***

"Sumpah! Baru kali ini ada cewek yang berani mengabaikan gua." (Alian menggeram kesal karena tingkah Rania yang mengacuhkan dirinya tadi di kantin.

Kini mereka nongkrong di rooftop sekolah mereka. "Tapi, kita juga gak bisa ganggu dia." (Bery menggerutu pelan sembari menyesap rokok miliknya).

Alian cemberut saja sepanjang hari itu karena Rania Nayra Ferdika.

"Ayolah bro... masa gara-gara cewek doang loe jadi badmood". (Timpal teman Alian yang lain).

"Gue kesal bro! Tuh cewek rese banget." (Ia membuang bekas puntung rokok yang sudah habis ke sembarang arah).

"Jangan gitu Al. Ntar lo lama-lama naksir lagi sama Rania."

"Emang lo pikir ini sinetron apa?! Sorry yah, meskipun gue di jodohkan sama ortu gua... Gua gak sudi bro."

"Rania Nayra Ferdika! Awas lo! ". (Kecam Alian)

***

Senja sudah menghiasi langit sore itu. Namun, Rania masih betah berlama-lama duduk di bawah pohon kersen yang rindang di taman sekolah.

"Nona muda sebaiknya kita segera pulang. Nanti tuan besar marah." (Bodyguard nya mencoba membujuk sang tuan putri tercinta tuanya untuk pulang).

Hampir satu jam sudah Rania berdiam diri di sana. Pandangannya mendongak ke atas melihat buah kersen yang kecil berwarna merah.

"Aku mau buah kersen." (Pinta Rania pada bodyguardnya).

"Iya. Nanti kita beli di supermarket." (Kali ini supir nya yang menjawab).

Rania tampak cemberut. Pak Adi bodyguard yang selalu menemaninya mendekati Rania. "Mau yang di atas pohon kah?" (Nona muda di depannya hanya mengangguk).

Pak Adi seumuran dengan ayah Rania. Bahkan bagi Rania bodyguard nya seperti sosok orang tua untuk dirinya.

Dengan cekatan pak Adi memanjat pohon kersen mengambilkan buah nya untuk nona nya. Rania sangat menyayangi pak Adi karena ia merasakan kasih sayang yang tulus oleh pak tua itu.

"Terimakasih." (Rania tersenyum pada pak Adi yang memberikan 1 kresek berukuran sedang ke nona muda nya).

Pak Adik membungkuk hormat. "Kita pulang ya nona Rania." (Bujuk bodyguardnya).

Akhirnya nona mereka mau pulang. Cukup sulit membujuk Rania. Hari sudah gelap ketika mobil mewah itu membawa tuan putri kembali ke istana.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!