Sementara di gedung besar dan tinggi, terlihat CEO muda sedang sibuk dan berkutat di depan komputernya. sesekali dia akan melirik HP yang terletak tak jauh darinya. entah apa yang dirinya tunggu. tapi yang pasti, Ia merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya. menyadari Radit tidak fokus, dia berhenti sejenak dan bersandar di sandaran kursi kebesarannya itu sambil memijit pelipisnya.
(Ada apa sih ? dari tadi aku nggak bisa fokus mengerjakan pekerjaanku.) batinnya sambil berhenti memijat pelipisnya dan mengambil handphone yang tergeletak tak jauh darinya itu. Ia kemudian mengotak-atik benda pipih itu, tak ada pesan masuk yang ada hari ini. bahkan Cynthia Tak menghubunginya sama sekali. lagi lagi Radit bernafas frustasi. kemudian dengan tidak sengaja, tangannya memencet nomor WhatsApp Bella. saat Raditya tersadar ia langsung mengerutkan keningnya.
(eh kenapa tiba-tiba aku mau mencet nomor whatsApp Bella ?) batin Raditya. setelah sadar Raditya tak langsung mengembalikannya, justru dia malah tenggelam membaca deretan pesan singkat yang dikirim oleh Bella. dan tak ada satupun kesan yang dibalas olehnya kecuali dengan kata singkat.
****
sementara di sebuah toko buku grand media, Bella sedang berjalan mengamati buku yang tersusun rapi di rak-rak itu satu persatu. dan saat sedang fokus mencari, akhirnya ia menemukan buku yang diinginkannya. kemudian ia langsung menggapai buku tersebut, tapi tiba-tiba ada tangan lain yang langsung mengambil buku itu, hal itu tentu saja membuat Bella langsung membalikkan tubuhnya dengan cepat untuk melihat Siapa orang yang sudah berebutan dengannya. dan setelah Bella memutar badannya, alangkah terkejutnya dirinya karena lelaki itu berdiri tepat berada di depannya dengan jarak yang sangat dekat.
"astaga..!!" seru Bella karena terkejut. sementara laki-laki yang ada di depannya itu hanya melirik Bella sebentar tanpa mengeluarkan ekspresi apapun. sambil fokus mengamati buku tersebut. Bella sendiri terdiam seolah membaca situasi.
"maaf.. anda menginginkan buku itu juga ? tapi saya duluan yang menemukannya. dan lagi, buku ini tinggal satu." ujar Bella dengan hati-hati. takut nanti dirinya menyinggung pria tersebut. mendengar suara Bella, laki-laki itu pun mendongak dan menatap ke arah Bella dengan tatapan santai, kemudian tersenyum.
"hai.. kamu Bella kan ?" tanya lelaki tersebut. sementara Bella yang merasa tidak mengenal lelaki itu langsung mengerutkan keningnya. dia juga bertanya-tanya, dari mana lelaki ini tahu namanya.
"maaf, apa kita saling kenal ?" tanya Bella lagi dengan ekspresi bingung. sementara lelaki itu terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. membuat Bella yang melihat hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.
"Ya ampun bel. kamu belum tua tapi sudah pelupa.. Ya udah nggak papa, aku akan kenalin diri aku sekali lagi. perkenalkan nama ku angga." ujarnya sambil memperkenalkan diri. Bella yang mendengar nama itu disebut langsung mengerutkan keningnya lagi. dia merasa pernah mendengar nama itu, tapi di mana ? pikirnya.
"angga... nama kamu tidak asing, apa sebelumnya kita pernah bertemu ?" tanya Bella lagi dengan penasaran. mendengar penuturan Bella, angga pun tersenyum.
"kamu beneran gak ingat aku bel. aku Angga temannya Riko. tadi malam awal perkenalan kita. ada Riko, aku sama Rudi." tutur Angga dengan senyum mengembang. Bella yang menyadari akan hal itu langsung menepuk jidatnya.
pak
"oh, ya ampun... maaf ya kak Angga. aku sempat lupa tadi.. hehehe, wajar agak sedikit bingung.. soalnya waktu itu aku tidak terlalu memperhatikan wajah kamu kak." ujar Bella merasa tidak enak.
"Iya nggak apa-apa bel.. kamu butuh buku ini ya.. tapi aku butuh juga bel, untuk mencari referensi dalam menyusun skripsi.." ujar Angga lagi.
"aduh gimana ya Kak. soalnya Bella juga butuh.. lagian bukunya tinggal satu.." ujar bila lagi dengan memasang wajah cemberut membuat Angga tiba-tiba merasa gemes terhadap Bella. ingin rasanya Angga mencubit pipi Bella yang terlihat lucu menurutnya. Tapi tentu saja angga tidak akan berlaku kurang ajar.
Angga sendiri adalah keturunan dari keluarga Wijaya, yang juga merupakan seorang dari keturunan pembisnis kaya raya di kota ini. tapi Angga yang berwajah tampan dan glowing ini tak pernah memamerkan kekayaannya maupun kekayaan keluarganya. dia juga tak pernah menyebut nama belakangnya yang mencirikan bahwa dirinya adalah keturunan Wijaya yang memiliki pendapatan triliunan dalam sehari.
"Atau gini aja deh. biar bukunya kakak yang beli, nanti kakak pinjamkan aja sama kamu. kapan kamu akan menggunakannya ??" tanya Angga lagi memberikan solusi. Bella menggarut Garut kepalanya yang tidak gatal itu.
"mm.. kami akan menggunakannya minggu depan Kak.. Tapi, ide kakak bagus juga.. jadi nanti Bella pinjam aja ya Kak.. Bolehkah..?" tanya Bella lagi kepada Angga.
"tentu saja. kalau begitu ayo kita bayar, atau kamu masih ingin mencari buku yang lain ? Ayo biar kakak temani.." ujar Angga lagi kepada Bella. sementara Bella langsung menggelengkan kepalanya karena memang dia hanya mencari buku itu saja.
"udah Kak, saya cuma cari buku yang itu aja. , oh iya, kalau begitu minta nomor kakak dong.." ujar Bella lagi sambil menyodorkan HPnya meminta nomor WhatsApp Angga. dan dengan senang hati, Angga juga memberikan nomor tersebut kepada Bella. dan terjadilah aksi saling tukar nomor di antara keduanya. Setelah itu, mereka langsung pergi menuju kasir untuk membayar buku tersebut, dan kemudian berlanjut meninggalkan tokoh grand media itu.
"kamu mau ke mana lagi bel ? biar Kakak antar pulang ya ?" tanya Angga lagi dengan penuh perhatian. padahal Angga bukanlah orang yang hangat dan bisa dibilang pria ini memiliki sifat dingin dan tidak pedulian. tetapi entah kenapa, ia merasakan hal yang berbeda kepada gadis ini. ada rasa nyaman dalam hatinya ketika melihat Bella di sampingnya.
"memang boleh seperti itu Kak ? apa Kakak nggak keberatan nganterin Bella pulang ? kalau kakak nggak keberatan Bella mau.. Hitung-hitung hemat ongkos hehehe.." ujar Bella lagi sambil cengengesan. sebenarnya Bella merasa tidak enak untuk merepotkan orang lain. tapi, entah kenapa ia harus berpikir rasional untuk membuka diri dan berteman dengan yang lainnya selain Silvia. ya, walaupun tak dipungkiri, kalau ia juga harus berhati-hati.
"Ya sudah ayo. biar kakak antar pulang.." ujar Angga lagi kepada Bella. akhirnya mereka berdua berjalan menuju arah parkiran dan tentu saja menuju mobil milik Angga. mobil yang Ia karena kan juga adalah mobil yang sederhana dan tidak mentok pada harga. setelah itu Angga langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Bella masuk ke dalamnya.
"silakan masuk..." ujar Angga kayaknya seorang asisten untuk Bella. Bella yang melihat hal tersebut langsung terkekeh.
"astaga, jadi repot. Makasih ya Kak." ujar Bella dan langsung memasuki mobil tersebut. Bella sendiri langsung merasa cocok dengan Angga. dia tak menaruh curiga atau overthinking kepada orang lain. Bella sendiri menilai Kalau Angga adalah anak orang yang sederhana dan mudah diajak bergaul. , hal itulah yang membuat Bella langsung merasa nyaman terhadap Angga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Fatia
ya uda klu angga orang yg baik dan tulus kamu dengannya saja bell, lupain tu si kaka angkatmu itu, biar dia tau bagaimna menilai yg baik dan yg buruk.
2023-11-28
8
Yuni
wah calon pacar nih .... kaya tp sederhana ... cakepppp 😁😁😁
2023-11-27
0
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
2023-11-27
0