8. meminta maaf

Bella pun langsung menyebutkan alamatnya, dan Angga langsung menjalankan mobilnya menuju alamat yang diberikan oleh Bella. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di halaman mention mewah itu. Angga yang masih belum mengetahui seperti apa latar belakang dari Bella langsung bertanya.

"kamu tinggal di sini bel ?" tanya Angga yang melihat di luar pagar ada nomor rumah dan juga nama pemilik rumahnya. Angga yang melihat nama Bramantyo di sana langsung mengenal nama itu.

"Iya Kak. Aku anak angkatnya Papa Erlangga dan juga mama Fitria. jadi aku tinggal di sini deh..." ujar Bella tidak menyembunyikan identitasnya sebagai anak angkat di rumah itu.

"oh, aku memang pernah dengar kalau Tuan Erlangga memiliki anak angkat. tapi aku nggak tahu kalau itu kamu bel.." ujar Angga lagi sambil tersenyum.

"Ya wajarlah Kakak nggak tahu. setiap ada pertemuan yang diliput oleh publik atau media massa, aku pasti tidak akan melibatkan diri. karena aku sibuk mengejar cinta Yang salah." ujar Bella dengan wajah murung dan suara pelan. berharap Angga tidak mendengar penuturan penuturan pelannya itu. tapi Bella salah sangka, karena nyatanya pendengaran Angga begitu peka.

"maksudnya bagaimana bel .?" tanya Angga. sementara Bella langsung kelabakan sendiri.

"oh itu, nggak papa kok Kak. ya udah makasih udah nganterin ya Kak.. Bella turun dulu, hati-hati di jalan.." ujar Bella lagi dan langsung keluar dari mobil Angga.

Setelah itu, Bella melambaikan tangannya kepada Angga dan Angga sendiri tersenyum melihat hal itu. ada sebuah rasa yang berbeda yang ia rasakan melihat Bella. Rasanya perasaan itu lebih dari perasaan sekedar ingin dekat dan berteman.

tit

Angga langsung membunyikan klakson mobilnya dan kemudian berlalu meninggalkan pintu gerbang kediaman Bramantyo itu. sementara Bella sendiri pun langsung berbeda masuk ke dalam kediaman mewah itu. selepas kepergian Angga, tiba-tiba satu mobil mewah tiba di kediaman itu, melihat mobil tersebut Bella tidak perlu mencari siapa pemiliknya, karena mobil itu adalah mobil kakak angkatnya.

Bella yang melihat mobil itu masuk memasuki gerbang, Ia langsung membantu melupakan gerbang tertentu dan setelah mobil itu masuk kembali menutupnya. tanpa menunggu sang pemilik mobil turun dari kuda besinya itu, Bella langsung boleh nggak masuk ke dalam kediaman mewah itu.

sementara Raditya yang turun dari dalam mobil dan melihat Bella tak seperti biasanya langsung memandang nanar ke arahnya. apa yang tengah ia rasakan saat ini ? apakah yang merasakan sesuatu perasaan yang berbeda ?.

tanpa harus menjawab dan mengetahui apa yang terjadi dengannya, Raditya langsung melenggang masuk ke dalam kediaman mewah tersebut dengan langkah yang sedikit lebar dan tergesa-gesa. sesampainya ia didalam, di sana Raditya tidak menemukan keberadaan Bella. sekali lagi, Raditya mengerutkan keningnya.

biasanya, Bella akan duduk di ruang tamu untuk menunggu kedatangannya. dan biasanya juga, jikalau bela melihat kepulangan dirinya, Bella pasti akan sangat bersemangat dan menempel kepadanya seperti perangko. tapi hal itu, hari ini tidak didapatkannya. bahkan Raditya menilai, Bella mulai bersikap asing kepadanya. menyadari Bella hari ini sedikit berubah, Raditya langsung mengepalkan tangannya.

(huf..) ia menghela nafas berat untuk menormalkan ekspresinya.

"baguslah kalau dia tidak menggangguku. palingan dirinya hanya mengambek saja. nanti akan kembali seperti semula. akan aku lihat, kapan dirimu akan bersikap cuek kepadaku. Adikku." monolog Raditya yang sedikit menyunggingkan senyum sinis. Raditya tidak yakin kalau Bella akan mendiamkannya dalam waktu yang lama.

setelah bermonolog seperti itu, Raditya langsung masuk ke dalam ruang kerjanya untuk mengambil beberapa berkas yang memang dibutuhkannya saat ini. dirinya juga sengaja menjemput berkas tersebut, karena berkas itu sangat penting sehingga tidak bisa diwakilkan. apalagi tempat penyimpanannya pun di tempat yang dirahasiakan.

****

sementara Bella berlalu masuk ke dalam kamarnya dengan jantung yang deg-degan. Tentu saja tidak semudah itu untuk menghindari lelaki yang sangat ia cintai. namun ia berusaha dan bersikap untuk tenang agar tidak terlalu memperlihatkan perasaannya yang gugup. Bella memegangi dadanya di mana Di sana terdengar detak jantung Bella yang berbunyi.

dag dig dug

"huf... apa aku bisa melupakannya ? sekarang saja jantungku sudah berdetak tak karuan. Ya Tuhan, tolong aku agar aku bisa melupakan perasaan yang salah ini. Aku tidak ingin dihina lagi, Aku juga ingin menjadi seorang keluarga yang menyadari posisi seperti apa di keluarga ini." ujar Bella dengan sedikit sayu. tangannya terus mengelus dadanya untuk menormalkan detak jantungnya itu.

"sebaiknya Aku istirahat saja dulu.. aku yakin, setelah ini semuanya akan berakhir. yang penting aku tetap pada pendirian, kalau aku harus bisa melupakan perasaanku kepada kakak angkatku. dan berhenti mengejar dirinya." ujar Bella kembali sambil buru-buru berjalan menuju ranjangnya.

setelah itu, ia Langsung melempar tubuhnya di atas ranjang empuk tersebut dan kemudian berusaha memejamkan matanya. untuk saat ini, dia tidak memperdulikan apapun, yang hanya ada di pikirannya yaitu menormalkan detak jantungnya dengan cara memejamkan mata dan tertidur. dan benar saja, Tak butuh waktu lama dirinya pun Langsung tertidur lelap.

****

sore hari, dibawah tepatnya di dapur rumah itu, terlihat Nyonya Fitria sedang sibuk memasak untuk makan malam mereka. tiba-tiba, ada yang memeluk dirinya.

"selamat sore mama..." ujar orang itu dengan suara serak, karena baru bangun tidur. Nyonya Fitria yang menyadari kalau itu adalah Bella anaknya, langsung segera memutar tubuhnya.

"astaga sayang... kamu kapan pulang..?? coba, mama lihat kamu dulu.." ujar Nyonya Fitria Sambil memutar tubuh putrinya itu. Bella sendiri Langsung terkekeh mendengar penuturan mama angkatnya itu.

"Bella nggak papa ma.. Bella baik-baik saja.." ujar Bella Sambil terkekeh. sementara Nyonya Fitria langsung menyentil kening putrinya itu.

tak

"aduh mama... kenapa kening Bella di sentil sih.. sakit tau nggak ma..." ujar Bella langsung memeluk tubuh Nyonya Fitria kembali. sementara Nyonya Fitria Tersenyum dan juga langsung membalas pelukan anak angkatnya itu.

"makanya, lain kali jadi anak yang penurut.." ujar Nyonya Fitria. Bella sendiri Langsung menganggukkan kepalanya.

"iya ma. maaf ya ma. mulai sekarang, Bella akan jadi anak yang penurut untuk mama dan papa. sekali lagi, maafkan Bella ya ma, sudah menjadi anak pembangkang dan nggak mau dengerin nasehat mama." ujar Bella masih berada dalam pelukan Nyonya Fitria. sementara, entah kenapa, mendengar ucapan Bella, ada sebuah rasa yang berbeda yang pernah dirasakannya.

"iya sayang.. mama juga minta maaf ya.." ujar Nyonya Fitria dengan suara pelan. akhirnya mereka berdua melerai pelukan mereka itu. Nabila Tersenyum melihat mama angkatnya yang begitu sangat mencintainya. sekaligus, dirinya merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya selama ini.

"iya ma. hehehe.. seperti sudah lebaran aja ya ma. saling meminta maaf..😁 oh ya, mama masak apa..?? Bella bantu ya ma. rasanya, Bella sudah lama nggak membantu mama masak.." ujar Bella lagi. ia memegang spatula untuk membantu mamanya memasak.

"memangnya, kamu mau bantuin mama..??" tanya Nyonya Fitria lagi. Bella sendiri Langsung menganggukan kepalanya.

"of course mama.. sekarang, apa yang bisa Bella bantu..??" tanya Bella lagi dengan senyum mengembang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***