kini, mau tidak mau, Bella harus sadar. kalau cinta yang dimilikinya itu tidak akan mungkin disambut oleh sang kakak angkat. dia juga harus meyakinkan dirinya untuk tidak lagi menjatuhkan harga dirinya. dan juga, memutuskan untuk menjadi seorang anak dan adik yang baik untuk keluarga angkatnya itu dan melupakan serta mengubur semua perasaan yang dimilikinya untuk sang kakak, ya.. walaupun itu semua sulit dan tak semudah membalikkan telapak tangan. tapi, Bella harus bisa melakukannya.
mendengar penuturan Bella yang tidak biasa, Cynthia dan Raditya langsung mengerutkan kening ketika mendengar penuturan itu. biasanya, Bella akan mencari masalah melihat kedatangan Cynthia. bahkan, tadi Raditya sempat khawatir, kalau Bella akan membuat masalah lagi kepada Chintya. dia bahkan sudah waspada akan hal itu. tapi, apa yang dikhawatirkan tidak terjadi. malahan, Bella langsung berlalu pergi meninggalkan mereka berdua dalam ruangan itu Begitu saja. Radit yang melihat kepergian Bella langsung kembali merasa bersalah.
(apa aku sudah kelewatan ?) batin Raditya seolah menyesal mengatakan hal itu. raut wajahnya bersalah yang dimilikinya begitu kentara, tapi dengan cepat, dirinya menepis pikiran itu. dan menormalkan ekspresinya.
(tidak-tidak. Bella sesekali harus dikerasin seperti itu... mudah-mudahan saja, dia sadar dan tidak akan melakukan kesalahan lagi.) batin Raditya lagi menenangkan dan menepis pikiran konyolnya itu. sementara Chintya yang masih penasaran itu bertanya.
"sayang.. Bella kenapa ? tumben biasanya.-." ujar Chintya mengambang. Ia menatap heran ke arah tunangannya itu.
"tidak tahu. sudahlah, tidak apa-apa. kamu ke sini, apa sudah selesai pemotretan sayang.?." ujar Raditya kepada tunangannya itu. wajah Raditya sudah kembali hangat, dan menatap Chintya dengan tersenyum. Chintya sendiri, sebenarnya tidak peduli apa yang terjadi di antara mereka. lagi pula, pertanyaan tadi hanya sebuah formalitas saja, agar terkesan Cynthia menunjukkan sifat lemah lembutnya itu. buru-buru Chintya menormalkan ekspresinya.
"Iya sayang.. makanya aku ke sini mau mengajak kamu makan siang bersama. kamu nggak lagi sibuk kan.?" tanya Cynthia lagi kepada tunangannya itu. Raditya menggelengkan kepalanya. Radit Begitu Sangat mencintai Chintya, sehingga apapun yang di inginkan nya, pasti akan diberikan.
"ngak kok yang.. Ya sudah kalau begitu.. sebentar ya." jawab Raditya lagi. Raditya mulai membersihkan mejanya terlebih dahulu, dan setelah itu, akhirnya mereka pergi makan siang bersama.
****
sementara di posisi lain. Bella meninggalkan gedung yang menjulang tinggi itu dengan perasaan berkecamuk. Sedih, marah dan juga kecewa menjadi satu. ia berkali-kali merutuki kebodohannya. seharusnya sudah jauh-jauh hari dia sadar kalau kakak angkatnya itu tidak pernah menaruh perasaan padanya, selain perasaan kakak kepada adiknya. tapi dengan keras kepalanya dia, dan cinta yang begitu besar membuat dirinya menganggap perlakuan kakaknya selama ini sebagai bentuk kasih sayang sebagai pria dan wanita. berkali-kali, Bella menghela nafasnya dan menghibur perasaan sendiri. ia sadar, tak ada yang bisa menguatkannya selain dirinya sendiri.
"huf..!!!!" ia melakukan hal itu berkali-kali, agar air matanya tidak keluar.
setelah Bella merasa sudah cukup jauh berjalan. Ia memutuskan untuk duduk di sebuah halte bis dan merenung dengan semua yang terjadi dan permasalahan cintanya..
(kenapa aku baru sadar sekarang? Kenapa tidak sebelum Kak Raditya mengeluarkan kata-kata menyakitkan itu. Apakah aku begitu bodoh mengharapkan cinta dari Kakak angkatku itu ? sampai aku harus berakhir seperti ini.. Ya, aku yang salah.. aku yang terlalu memaksakan kehendakku.. tapi apakah aku salah mencintainya..?? hehehe, tentu saja salah Bella.. dia adalah kakakmu. tapi kenapa aku mencintainya hiks.) batin bella menjerit.
begitu sakit rasanya bagi Bella untuk melupakan perasaan cinta pada Kakak angkatnya itu. tapi dia tetap tidak boleh egois sekarang. apalagi sudah hampir 4 tahun dirinya mengejar cinta sang kakak angkat, tapi Kakak angkatnya itu sama sekali tak memberikan respon apapun kecuali penolakan.
(mungkin waktunya untuk berhenti mengejar dan melupakan semuanya. Aku tahu ini sakit, tapi aku rasa ini juga yang terbaik untukku. Aku Masih ingin waras dan masih ingin hidup. aku juga harus belajar menghargai kedua orang tua angkatku. apalagi mereka begitu sangat menyayangiku. )
(ternyata selama ini, Aku benar-benar bodoh dan tidak tahu malu. padahal mereka sudah berbaik hati memungut ku. tapi aku malah menginginkan lebih dari mereka.) batin Bella lagi.
Bella tersenyum masam ketika mengingat hari-hari yang dilaluinya. Bahkan tak jarang dirinya juga sering mengabaikan nasehat kedua orang tua angkatnya itu. padahal, kalau bukan karena mereka yang berbaik hati mengadopsinya, mungkin dia tidak akan merasakan kemewahan seperti sekarang ini.
setelah selesai merenung, Bella kemudian mengeluarkan handphone selulernya itu. Ia berniat sementara waktu tidak pulang kekediaman Bramantyo itu. ia berniat menghubungi sang sahabat dan menginap di kosannya saja. untuk sekarang dirinya harus menegangkan diri dan menjauhi kakaknya untuk sementara waktu, sebelum akhirnya ia hadir dan mengubur rasa cintanya itu.
Tut
"📱hallo sil.. apa kamu di kosan..?" tanya Bella dari dalam teleponnya. suaranya terdengar tak bersemangat dan loyo. Silvia yang ada disana langsung mengerutkan keningnya.
"📱Iya bel. aku di kosan.. suara kamu kok seperti itu ? ada masalah ya.. kamu di mana ? biar aku jemput." ujar Silvia sahabat satu-satunya milik Bella. karena Bella memang cukup selektif memilih sahabat. karena, dia tidak ingin ada yang mendekatinya Hanya memanfaatkan dirinya.
"📱Aku ada di halte bis. kamu tidak perlu jemput, aku akan ke kosan kamu naik ojek online saja.. aku ke sana dan menginap nggak papa kan ?" tanya Bella lagi memastikan kepada Silvia. Silvia yang mendengar penuturan sahabatnya itu benar-benar yakin kalau Bella pasti ada masalah. dan dirinya juga sudah bisa menebak seperti apa masalah yang dialami oleh sahabatnya itu. pasti seputar atau masih berhubungan dengan Raditya sang kakak angkatnya.
"📱Ya sudah, aku tunggu ya. kamu hati-hati." ujar Silvia lagi. akhirnya mereka memutuskan panggilan telepon mereka. dengan cepat Bella memesan ojek onlinenya menuju kosan temannya.
kini Bella sudah sampai di kosan sang sahabat. setelah membayar ongkos ojeknya itu, Bella langsung bergegas menghampiri pintu kamar sahabatnya dan mengetuknya.
tok tok tok
tanpa harus bertanya, Silvia langsung membukakan pintu tersebut dan mendapati bella di sana dengan wajah sendu tapi masih dipaksakan tersenyum.
"hai sil.. maaf ya aku mengganggu.." ujar Bella entah kenapa kini merasa tidak enak mengganggu sahabatnya itu. apalagi Silvia juga sudah mengetahui perasaannya terhadap sang kakak angkat. Silvia tersenyum kepada sahabatnya itu.
"tidak apa-apa bel. Aku senang kamu mencariku. Ayo masuk kita ngobrol di dalam.. bukan ngobrol sih, kamu perlu istirahat kayaknya.." ujar Silvia lagi.
Bella sendiri Langsung menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar kosan sang sahabat. kemudian meletakkan tas selempangnya dan kemudian merebahkan dirinya di atas karpet bulu yang ada di kamar sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Frando Wijaya
begitu udh mulai cinta langsung buta....nah... seperti inilh..cinta ini bs di jdikn racun mematikn
2024-07-27
0
kookv
aduh baru part awal udah mengandung bawang
2024-05-15
1