Sejak pulang dari rumah sakit tadi Erna masih betah di dalam kamarnya. Ia merasa malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dari tadi Erna hanya memainkan ponselnya sambil rebahan, entah apa yang dilihatnya.
Karena sudah merasa bosan, Erna pun mematikan ponselnya dan meletakkannya di samping tubuhnya. Erna terdiam sambil menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba terlintas wajah sang suami di benaknya. Sebuah rindu hadir mengusik pikirannya.
Erna pun kembali mengambil ponselnya dan mencari nomor Irsyad. Lalu mengetik pesan untuk Irsyad, namun pesan tersebut kembali di hapusnya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh pada hatinya.
Erna tidak jadi mengirim pesan pada Irsyad, tetapi ia langsung menghubungi sang suami. Entah kenapa ia sangat ingin mendengar suara suaminya. Panggilan pun langsung terhubung, terdengar salam dari sana.
"Assalamu'alaikum,... "
"" Waalaikumsalam...
" Ada apa sayang.." tanya Irsyad karena tidak biasa Erna menelponnya seperti ini.
"Tidak ada apa-apa mas,... mas lagi ngapain.." tanya Erna balik.
" Ini lagi memeriksa beberapa dokumen perusahaan.. Bagaimana keadaan mu sekarang..?"
"Erna baik mas.."
" Kenapa nelpon, apa ada yang kamu inginkan.." tanya Irsyad lagi
"Tidak ada mas, sekarang Erna sedang tidak ingin apa-apa."
" lalu kenapa.. ?"
"Entah lah mas, Tiba-tiba Erna pingin dengar suara mas."
Terdengar suara tawa Irsyad dari seberang sana. " Jadi istri mas sedang kangen nih...?" goda Irsyad
"Siapa bilang begitu... Erna cuma... cuma..." perkataan Erna pun tergantung
"Tak apa sayang, mas juga kangen kamu.. setelah pekerjaan mas selesai, mas akan langsung pulang.... " terang Irsyad
"Ya sudah mas, , selamat bekerja kembali.. assalamu'alaikum..." Erna mengakhiri panggilannya
" Waalaikumsalam... jawab Irsyad.
Lalu panggilan pun terputus, Erna menarik seulas senyum di bibirnya. Ia merasa lega setelah mendengar suara Irsyad.
Erna kemudian meletakkan ponselnya di atas nakas, baru saja ia akan merebahkan tubuhnya kembali terdengar sebuah ketukan di pintu kamarnya.
Erna lalu bangkit melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Biasanya kalau bu Ratih yang datang, beliau langsung membuka pintunya setelah mengetuk dua kali.
Setelah pintu terbuka, tampak lah Mila sedang berdiri di sana dengan senyum manisnya.
" Hay...." sapa Mila.
"Masuk Mil...." ajak Erna saat melihat sahabatnya sudah berdiri di hadapannya.
Mila pun mengikuti Erna masuk, keduanya duduk di sebuah karpet bulu yang ada di sana.
" mau minum apa biar aku ambilin..." kata Erna
"Tidak usah repot- repot. "
" Tidak ngerepotin kok.., tunggu sebentar ya..."
Erna pun keluar untuk mengambilkan minuman. Mila menatap kepergian Erna, ia merasa sahabatnya itu sangat beruntung ketimbang dirinya sekarang.
Di pandangnya sekeliling kamar Erna, masih sama seperti dulu hanya ada tambahan beberapa foto pernikahannya yang terpajang di sana.
Tak lama Erna sudah kembali dengan membawa sebuah nampan berisi dua gelas sirup dan cemilan untuk mereka berdua. Erna pun kembali duduk di dekat Mila.
"Diminum dulu mil..." tawar Erna
"Makasih, jadi ngerepotin." kata Mila sambil meminum minuman yang dibawa Erna tadi.
" Engga lah....kaya sama siapa saja kamu ini. "
"Aku tadi ketemu ibu kamu didepan katanya kamu baru pulang dari rumah sakit, emangnya kamu sakit apa...?" tanya Mila khawatir.
" aku tidak sakit, tadi pagi itu aku merasa pusing,mual -mual disertai muntah. lalu aku sempat pingsan dan di bawa ke rumah sakit. .. " kata Erna.
"Terus..."
" setelah diperiksa aku cuma kelelahan karena sedang mengandung."
"kamu lagi hamil Er.... selamat ya... !!" kata Mila ikut senang mendengar kabar Erna sedang hamil.
"Iya.. terimakasih.. "
"sudah masuk usia berapa nih?" tanya Mila
" Baru jalan dua minggu... "
"masih rentan banget itu, harus dijaga dengan baik."
"iya... , oh ya.. katanya tadi kesini ada yang mau diceritain.." tanya erna
Mila terdiam mendengar perkataan Erna, ia bingung mau mulai bercerita dari mana..
"Kenapa... tanya Erna karena melihat Mila yang nampak bingung..
"Aku bingung Erna mau cerita sama kamu...!!" tampak Mila terdiam sesaat lalu kembali menatap Erna.
" Mama ku sakit Erna, dia butuh biaya untuk berobat, sedangkan aku sudah tak punya apa-apa lagi. Aku kemari bermaksud meminjam uang pada mu..."
"Memangnya kamu butuh berapa, kalau aku ada pasti aku bantu.."
" Tidak banyak kok, aku cuma pinjam lima ratus ribu saja... nanti setelah gajian aku ganti uangnya..
" kamu tidak lagi bercandakan..."tanya Erna memastikan karena ia tau pasti bagaimana keluarga Mila.
"Aku serius Erna, ada hal yang belum kamu ketahui dari keluargaku." ucap Mila sedih
"Apa yang terjadi..??" tanya Erna
" keluargaku sudah bangkrut Er, kami sudah jatuh miskin sekarang. "
"ya ampun mil, kok bisa... kenapa kamu baru cerita sekarang...?"tanya Erna tak sabar
" Aku merasa tak enak padamu, karena saat itu kamu juga tengah pusing dengan masalah perjodohanmu.Aku tidak ingin menambah beban pikiranmu dengan masalah keluargaku. jadi ku urungkan saja niatku untuk cerita sama kamu.
"Terus sekarang kamu gimana.? "
" Setelah rumah, mobil serta beberapa aset lainnya di sita, Aku sama mama sekarang tinggal di kontrakan dekat dengan pabrik tempat aku bekerja. Sedangkan papa, beliau di tahan polisi karena tidak bisa membayar ganti rugi perusahaan.
Kemudian Mila menceritakan semua yang terjadi pada keluarganya kepada Erna. Takkan yang ia tutup tutupi lagi dari sahabatnya itu. Mila pun menangis karena tak kuasa menahan kesedihannya.
Mila sudah berusaha untuk tegar selama ini, tapi saat bersama Erna, ia sudah tidak bisa membendung rasa di hatinya. Sekuat apa pun ia berusaha, air matanya tetap keluar.
"Yang sabar ya mil... aku ikut sedih dengan musibah yang menimpa keluargamu..." Erna berusaha menyemangati sahabatnya itu.
" Iya Er, tidak apa-apa... maaf aku jadi cengeng kaya gini..." kata Mila sambil menghapus air matanya.
"Kalau aku yang berada di posisi kamu sekarang, aku pasti tidak akan bisa sepertimu. aku salut sama kamu, kamu bisa menjalani semua ini sendiri, kamu lebih dewasa dari Mila yang dulu ku kenal... "
"kamu mau kan nolongin aku Er.. hanya kamu harapan ku sekarang...! ucap Mila sedih
" Pasti aku bantu, memangnya mama kamu sakit apa...?! "
" Mamaku lumpuh Er, tadi pagi kondisinya kurang baik, aku terpaksa tidak masuk kerja untuk menjaganya."
"Sekarang mama mu di mana..?! "
"Mama di rumah... aku belum ada biaya membawanya ke dokter. "ucapnya sedih. "sedangkan uang gajih ku baru keluar seminggu lagi."
" Ya sudah kamu jangan sedih lagi... tunggu sebentar.."
Erna pun bangkit berjalan menuju meja riasnya. lalu mengambil dompet yang ia simpan di laci meja tersebut. kemudian ia kembali duduk di dekat Mila.
"Semoga ini cukup untuk berobat mama mu. Erna menyerahkan uang satu juta kepada Mila.
" Ini kebanyakan Er, aku cuma pinjam lima ratus ribu." kata Mila setelah menerima uang itu, ia menyerahkan kembali sisa uang itu pada Erna.
"sudah... terima saja, aku ikhlas kok.. bantu kamu. "
" Terimakasih Erna, semoga Tuhan membalas kebaikan mu," kata Mila sambil memeluk Erna.
" Amin.... Kesehatan mama mu jauh lebih penting sekarang. "
"Iya Er,.. sekali lagi terimakasih... " ucap Mila tulus.
" sama- sama aku senang kok bisa bantu kamu." Erna pun mengurai pelukan mereka
"Oh ya...siap yang jaga mama mu saat kalau kamu disini, " tanya Erna, ia sampai lupa dengan keadaan bu Nani
"Tadi aku sudah minta tolong sama tetangga sebelah buat jaga mama sebentar saat aku keluar. " Mila menjelaskan
"Syukurlah aku kira mamamu kau tinggalkan sendiri tadi..." Erna terkekeh..
" Aku mana tega Er, kalau terjadi sesuatu sama mama, aku pasti yang sangat menyesal.. " kata Mila sedih.
"Yang sabar ya mil, setiap cobaan pasti ada hikmahnya, Tuhan tidak akan memberi ujian kalau hamba-Nya tidak mampu.
" Maaf ya Er aku jadi nyusahin kamu.! "
"Kamu bicara apa sih, kita kan sahabat sudah semestinya saling membantu saat salah satu dari kita sedang kesusahan. " terang Erna
"Aku pamit ya...,kasihan mama di rumah."
"Iya...,habis ini langsung bawa mamamu ke dokter ya.. "
"Iya Er..., sekali lagi terimakasih".
Erna pun mengantarkan Mila sampai pintu depan rumahnya. setelah berpamitan dengan bu Ratih dan Erna, Mila pun pamit pulang. sekarang hanya tinggal Erna dan bu Ratih yang masih menatap punggung Mila yang semakin menjauh.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments