Bab 5 Mencoba Menerima

"Apa aku terlalu buruk untuk menjadi pendampingmu Erna, sampai-sampai orang tuamu memilih pria lain untuk menjadi suamimu." gumam maks.

Mimpinya untuk menjadi suami suami Erna dalam sebuah ikatan halal kini sudah pupus. Jika saja ia tidak berpikir panjang, mungkin ia akan mengakhiri hidupnya.

Hatinya sangat hancur, mendapati gadis yang sudah hampir tiga tahun menjadi kekasihnya itu menikah dengan pria lain.

Pengorbanan yang pria itu lakukan selama ini nyatanya sia-sia, Erna tetap saja tidak menjadi miliknya. Maks merasa sudah tidak berharga lagi.

Ketukan di pintu membuatnya tersadar, ia menatap seseorang yang kini tersenyum pada nya. Melangkah pelan mendekati nya dan akhirnya ikut duduk disampingnya.

Bu Arum duduk diam disampaikan putranya. Menarik napasnya kasar, ia bisa merasakan kesedihan yang putra nya rasakan. Tapi ia pun tak bisa berbuat apa-apa selain mendukung semua keputusan mak selagi itu masih wajar.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, maks,,?! tanya bu Arum.

Maks masih diam, hanya terdengar helaan napas dari nya.

" Ibu takut melihat kau yang seperti ini maks,... sudah lebih dari satu bulan kau begini nak, "lanjut nya.

"Maafkan maks bu, jika selama ini telah membuat ibu khawatir." akhirnya bersuara

"Ibu paham kau sedang patah hati,tapi setidaknya kau harus belajar mengikhlaskan nya, jangan terlalu larut dalam kesedihan karena itu tidak baik. "lanjut bu Arum.

"Aku mengerti bu, tolong beri aku waktu."

"Baiklah maks, sekarang kamu harus bangkit. Ikhlas kan ia, mungkin kalian belum berjodoh. " tambah Bu Arum.

"Jika aku ingin pergi dari kota ini apa ibu akan mengijinkan, "?! tanya maks tiba-tiba

Bu Arum tampak terkejut dengan pertanyaan sang anak. Ia memandang lekat pada putranya itu, ada rasa tak ikhlas di hati jika sang anak pergi.Ia begitu menyayangi putranya itu.

" Kamu mau kemana maks, apa kah kau bermaksud meninggalkan ibumu ini sendiri.!?" Bu Arum sedih

" Maksud ku bukan begitu bu, aku hanya pergi untuk menenangkan diri. Kalau aku tetap disini yang ada aku akan semakin sakit."

"Baiklah terserah padamu, jika itu membuatmu lebih baik. Tapi bagaimana dengan kuliah mu.? Apa kau tak ingin melanjutkan untuk kuliah?"

"Mungkin aku akan mengambil kuliah di kota sebelah dekat tempat mbak sekar saja bu. "

"Kenapa tidak mengambil beasiswa mu maks, biaya kuliah itu sangat besar ibu tidak sanggup membiayainya kalau hanya mengandalkan warisan peninggalan Ayah mu." bu Arum merasa sedih ia merasa tidak berguna sebagai orang tua, karena tidak sanggup membayar biaya untuk kuliah putranya itu.

"Aku bisa kuliah sambil kerja bu, " maks meyakinkan ibu nya.

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan mu, ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu. Sekarang istirahatlah sudah malam. " seru bu Arum. lalu ia bangkit meninggal kan maks.

Maks bangkit menuju kasur dan segera merebahkan tubuhnya di sana, ia sudah memutuskan,. Besok ia akan pergi dari kota ini.? Maks menutup mata berharap cepat terlelap, dan melupakan kesedihan nya.

***

Langkah kaki Erna tampak canggung membawanya menuju meja riasnya. Laku duduk menyamping di atas kursi.

Tak ada kata yang keluar dari mulut nya. Semua masih terasa seperti mimpi. Erna terdiam di sana, saat tatapannya terarah pada pria yang duduk bersandar disisi ranjang.

Pria itu sedang sibuk dengan ponselnya di sana. Erna menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya kasar. Keinginan dirinya untuk segera berbaring ditempat ternyaman itu begitu besar.

Namun keberadaan pria di sana membuatnya merasa canggung dan mengurungkan keinginannya.

"Jika kau keberatan aku disini, maka aku akan tidur di sofa saja, " Irsyad mulai bicara setelah lama hanya diam.

Irsyad pun segera bangkit menuju sofa.

"Tidak usah mas tidur disitu saja," erna mulai tak nyaman

"Lalu mengapa kau sejak tadi hanya diam saja. kalau keberadaan ku disini membuat mu tidak bisa beristirahat maka aku akan keluar, "

Erna begitu terkejut dengan perkataan Irsyad.

Ia menatap pria itu tidak percaya. Irsyad terlihat begitu serius dengan ucapan nya.

"Maafkan aku,, " seru Erna

"Aku tau kita menikah karena dijodohkan,, tidak ada cinta di antara kita. Tapi, setidaknya kau hargai keberadaan ku sekarang. Aku juga sedang belajar menerima pernikahan ini." jelas Irsyad

"Setidaknya kita bisa menjadi teman untuk sekarang, aku tidak akan memaksa. Aku juga sudah mendengar semua tentang mu dari ibumu. "

"Apa,,,?! jadi ibu memberitahukannya pada mu", tanya Erna

" Ya.....Aku juga akan belajar mencintai mu mulai sekarang. Aku juga berharap kau mau menerima ku sebagai suamimu,aku akan menunggu sampai nama yang ada di hatimu itu berganti menjadi namaku. " kata Irsyad panjang lebar.

"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung mu. Sungguh, tolong maafkan aku. "

"Tak apa, aku juga minta maaf mungkin aku yang terlalu memaksakan. " utara Irsyad melemah.

"Apa boleh aku bertanya,?! " tanya Erna.

"Katakan saya, " balas maks

"Kenapa kau mau menerima perjodohan ini.? "

Terlihat Irsyad menarik napas nya kasar lalu kembali menatap Erna .

"Apa kau ingin jawaban jujur atau bohong,? Irsyad malah bertanya balik pada Erna

"kalau jawaban bohong memang nya mas mau bilang apa. "

"Mungkin aku akan bilang kalau aku mencintaimu." terang Irsyad.

"Kalau jawaban jujur nya."

"Karena kau cantik",,

" Aku serius bertanya...?!, jawaban mu keduanya sama saja." Erna mulai terlihat kesal pada Irsyad.

"Aku juga serius, mungkin itu juga adalah salah satu yang membuat ku menerima perjodohan ini. Selain karena permintaan dari orang tua ku."

Erna terdiam mendengar perkataan Irsyad, ia tidak menyangka pria yang sekarang menjadi suaminya itu bisa mengatakan itu.

"Itu tidak cukup meyakinkan bagiku," balas Erna. Entah kenapa ia malah berkata seperti itu pada Irsyad. Erna cepat memukul mulut nya karena terlalu lancang berbicara.

"Aku rasa aku sudah mengatakan jujur alasan ku. Apa itu masih kurang, lalu jawaban yang seperti apa yang kau inginkan." tanya Irsyad kembali pada Erna.

"Sudahlah, sudah cukup. " Erna tampak menundukkan kepada nya, ia tidak berani lgi menatap pria itu.

Terlihat Irsyad sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Erna. Ia kembali menatap Erna yang masih menunduk diam.

"Apa kau masih ingin duduk di situ?!. lebih baik kau juga istirahat sekarang. " Irsyad menepuk kasus di sebelah nya memberi isyarat pada Erna untuk mendekat.

Perkataan Irsyad menyadarkannya kembali. lekas ia berdiri berjalan mendekati ranjang. Dengan rasa ragu ia pun merebahkan tubuhnya di samping Irsyad.

"Tenang lah, aku tidak akan meminta hal ku sekarang, aku akan menunggu sampai kau sendiri dengan ikhlas memberikannya.!? Seru Irsyad saat menyadari kegelisahan Erna.

Setelah itu tidak ada lagi perkataan dari keduanya, hanya ada keheningan. Erna pun memejamkan matanya agar segera terlelap.

Tubuh yang lelah membuat rasa kantuk segera datang.

Terpopuler

Comments

Eonjin♤

Eonjin♤

Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.

2023-11-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!