Bab 4 Akad Nikah

Suasana di rumah pak Gunawan dan bu Ratih terlihat mulai ramai. Acara Akad nikah antara Erna dan Irsyad akan segera dilangsungkan.

Akad nikah akan dilangsungkan di rumah orang tua Erna. Hanya acara sederhana karena resepsi akan diadakan dengan waktu terpisah.

Ruang keluarga Rumah pak Gunawan kini telah di hias untuk area akad nikah. Pelaminan khas akad nikah pun sudah terpasang sejak kemarin.

Penghulu dan para saksi pun telah hadir. Mereka sedang menunggu pengantin pria dan keluarganya.

Beberapa tamu undangan mulai berdatangan. Memang tak banyak, hanya tentang dekat dan pihak keluarga Irsyad. Erna juga mengundang sahabatnya.

Ketika jam menunjukkan pukul tujuh tiga puluh, pihak pengantin pria pun datang. Setelah lah berbincang- bincang sebentar pak penghulu pun bertanya pada pak Gunawan selalu tuan rumah.

"Apa sudah bisa kita mulai sekarang",, tanya pak penghulu.

" Sudah,, "

"Baiklah, mari kita mulai saja,, " lanjut pak penghulu.

laki-laki berjas hitam menegakkan posisi duduknya. lalu bertanya pada pak Gunawan apakah beliau ingin menikahkan putrinya langsung.

Pak Gunawan pun menyerahkannya kuasanya pada pak penghulu untuk menikahkan putrinya.Acara pun segera di mulai.

pak penghulu kemudian menjabat tangan Irsyad.

"Sudah siap..?!

" Insya Alloh, siap pak,!. " balas Irsyad.

Degup jantung Irsyad kian bertalu ketika tangannya bersentuhan dengan tangan pak penghulu. semua tamu yang hadir pun tampak tegang menyaksikan proses akad tersebut.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Irsyad Rahman bin Saifullah dengan Erna Puspita binti Gunawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Suasana terang pun terasa.

"Saya Terima nikah dan kawinnya Erna Puspita binti Gunawan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai. "

"Bagaimana para saksi,,? " tanya pak penghulu.

"Sah, " jawab kedua saksi hampir bersamaan.

"Sah." pak penghulu memberitahu

"Alhamdulillah"

Semua tamu yang hadir pun mengucapkan syukur, ikut merasakan kebahagiaan dan pengantin.

"Alhamdulillah, " kata pak Gunawan, "Semoga kalian menjadi pasangan yang Sakinah. saling melengkapi dan saling membahagiakan sampai akhir hayat nanti.Jika ada apa-apa jangan sungkan, pintu rumah kami akan selalu terbuka untuk kalian. " lanjut pak Gunawan pada Irsyad yang kini telah resmi menjadi menantunya.

Irsyad hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Bu Ratih kemudian berdiri untuk memanggil Erna untuk segera duduk di pelaminan. Terlihat Irsyad telah duduk di pelaminan menunggu kedatangan Erna.

Erna hanya bisa menundukkan wajahnya, dengan perasaan yang tak menentu. Ia bingung harus bahagia atau tidak dengan pernikahan ini.

Jantung Erna pun kian bertalu ketika tatapan keduanya bertemu. Dengan cepat Erna menundukkan kepalanya. Begitu pun dengan Irsyad, pria itu masih saja terlihat gugup karena wajah cantik Erna.

Suasana bahagia pun terlihat dari semua tamu yang hadir, terdengar tawa bahagia dari mereka.

Sedangkan Erna masih bimbang dengan perasaan nya. Bayangan Maks masih saja mengganggu pikirannya.

Acara berlangsung lancar hingga akhir, para tamu undangan pun di persilahkan menikmati jamuan yang sudah disediakan.

Ketika para tamu undangan sibuk menikmati hidangan, terlihat Mila mendekat ke arah Erna yang tengah duduk sendiri karena Irsyad sedang kebelakang. Ia langsung memeluk sahabat nya itu dengan wajah baru karena bahagia.

"Selamat ya Erna,, semoga langgeng dan bahagia selalu." bisik Mila pada Erna.

"Amin..... Terima kasih sudah datang. "

"Sama-sama, " kata Mila lalu mengurai pelukan nya. "Sekarang sudah punya suami, jadi tidak bisa bebas seperti dulu lagi" kikih Mila.

"Iya sih, tapi,.. " Erna tidak melanjutkan kalimat nya.

"Aku yakin kamu akan bahagia dengan suami mu. lupakan Maks, Dia hanya bagian dari masa lalu, karena suamimu lah yang berhak atas masa depan kamu nanti."

"Aku tahu itu, tapi samua terasa cukup sulit. " erna terlihat sedih.

"Sudah lah, sekarang bukan saatnya bersedih, kamu harus terlihat bahagia, jangan biarkan orang tuamu khawatir. Mungkin Irsyad adalah jodoh yang telah dituliskan Tuhan untuk mu. " tambah Mila.

Terlihat Irsyad berjalan mendekat dan kembali duduk di pelaminan.Mila pun segera memberi ucapan selamat pada Irsyad, setelahnya ia pun segera turun dari atas pelaminan bergabung kembali bersama tamu undangan.

Terlihat suasana canggung kembali antara Irsyad dan Erna.

***

Terdengar suara azan zuhur dikumandangkan. Tamu undangan satu persatu sudah mulai meninggal kan ruangan tersebut.

Ada yang langsung berpamitan pulang, dan ada juga yang tetap tinggal untuk membantu membereskan bekas acara.

keluarga Irsyad pun sudah pulang tadi mereka tidak menginap. kini hanya tinggal keluarga Erna dan para tetangga yang tinggal membantu.

Malam belum begitu larut. Namun, suasana di rumah Pak Gunawan dan bu Ratih sudah tampak sepi. Hanya tersisa mereka sekeluarga bersama Irsyad.

Semua kerabat pak Gunawan sudah pulang, mereka tidak ada yang menginap.

Setelah selesai bersama, dan disinilah mereka sekarang, duduk di depan layar televisi yang sedang menyala sambil melepas penat.

Terlihat Pak Gunawan melirik Istrinya, seakan mengerti bu Ratih pun langsung melihat ke arah Irsyad dan Erna.

"Erna ajak suami kamu ke kamar untuk istirahat, kalian pasti capek kan." Kata bu Ratih.

"Iya nak, lebih baik kalian istirahat, kami juga mau ke kamar istirahat.. " tambah pak Gunawan.

"Tidak perlu malu, kalian sudah sah sekarang. " tambah bu Ratih. " Istirahat lah, ajak suamimu ke kamar.

pak Gunawan dan bu Ratih pun pergi berlaku meninggal kan pasangan pengantin baru itu. Sedangkan Anita, ia sudah masuk ke kamar nya setelah makan malam tadi.

***

Di tempat lain, terlihat seorang pria dengan wajah kusutnya. Penampilannya sangat kacau. Ia duduk bersandar pada dinding kamarnya sambil menyesap rokok yang tinggal separuh.

Hatinya sangat hancur ketika mengingat sang kekasih mengakhiri hubungan mereka. Meskipun kekasihnya telah menjelaskan semuanya, tapi tetap saja hati maks tidak bisa begitu saja menerima penghianatan Erna.

Maks sadar ini bukanlah sepenuhnya keinginan Erna, tapi tetap saja maks menyalahkan Erna.

Keadaannya kini sangat kacau, bahkan setelah mengetahui bahwa hari ini Erna akan menikah. Ia seakan tidak memiliki semangat untuk hidup lagi. seseorang yang selalu menjadi penyemangatnya kini sudah pergi.

Mak bersumpah akan membalas sakit hatinya pada keluarga Erna. Ia ingin mereka merasakan apa yang dirasakan nya kini.

Bahkan keluarganya pun kini menyerah menasehati maks. Sekarang mereka hanya bisa mendoakan agar maks kembali seperti dulu.

Maks bahkan tidak mengambil beasiswanya karena sudah tidak bersemangat lagi untuk kuliah. Kini ia hanya berusaha menata hatinya kembali.

Maks memutuskan untuk pergi menjauh, ia ingin melupakan kenangannya disini. Mungkin dengan ia menjauh perasaannya akan kembali tenang.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!