Bab 3 Bertemu calon suami

Sudah lebih dari seminggu setelah pertemuannya dengan maks waktu itu, hingga kini erna tidak pernah lagi bertemu maks.

Rasa rindu yang mendalam masih saja membuat erna menitikkan air mata, saat membayangkan pria itu. Erna tahu maks sangat mencintainya.

Bahkan pernah Erna mencoba menghubungi maks, namun tidak bisa terhubung. Mungkin maks telah mengganti nomor ponselnya.

Ketukan di pintu kamar membuat Erna mengalihkan tatapannya ke arah pintu. Terlihat bu Ratih telah berdiri di sana sambil tersenyum pada Erna.

" Boleh ibu masuk.... " tanya bu Ratih pelan.

"Iya bu...., lagi pula aku tak mungkin melarang ibu masuk. " jawab Erna tersenyum.

Bu Ratih melangkah masuk, lulu duduk di sisi ranjang dekat Erna. Bu Ratih menarik napas panjang, melihat putrinya itu.

"Jangan terlalu menyiksa perasaan mu, cobalah untuk berdamai dengan keadaan." kata Bu Ratih sedih

"Bagaimana kalau aku tidak bisa mencintainya bu, " Erna kembali khawatir.

"Seiring berjalannya waktu, Ibu yakin kau bisa mencintainya. Belajarlah menerima suami mu mulai sekarang. "

"Erna takut tidak bisa menjadi istri yang baik. "

"semua manusia punya banyak kekurangan nak, jadi mintalah pada Tuhan agar kau bisa. semua butuh proses, tidak ada yang instan."

Erna hanya bisa menampakkan wajah muramnya, lalu berusaha tersenyum pada bu Ratih.

"Ya sudah, sekarang lebih baik kau cepat bersiap, ibu lupa tadi memberitahu kamu kalau bu Diana tadi pagi nelpon, mereka mau mengajakmu makan siang diluar."

"Apa bu... mereka akan kesini. " Erna terkejut.

"Iya Erna... maaf, ibu baru memberitahu kamu sekarang."

" Tapi Erna belum siap untuk bertemu dengannya bu, "

"Maka dari itu kamu harus membiasakannya mulai dari sekarang. Rasa akan tumbuh jika kamu sudah terbiasa bersama. " kata bu Ratih sambil tersenyum pada Erna..

"Sekarang bersiaplah, mungkin sebentar lagi mereka akan sampai." kata bu Ratih sambil berdiri meninggal Erna sendiri.

Erna berusaha menguatkan hatinya, Ia harus yakin dengan keputusan yang ia ambil sekarang. Apalagi Erna tidak ingin Ayah dan Ibunya merasa malu dan kecewa dengan sikapnya.

Satu bulan adalah waktu yang cukup singkat bagi Erna untuk mengenal Irsyad. Pernikahan Erna pun sdah semakin dekat, tapi ragu masih saja sesekali datang di hati Erna.

Erna menatap jam dinding dikamarnya, sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh menit,. Itu berarti sebentar lagi mereka akan sampai.

Erna kembali menatap cermin sambil merapikan penampilannya. Dan tak lama terdengar bunyi ketukan di pintu kamar.

Erna pun bangkit dan berjalan menuju pintu. Erna sengaja mengunci pintu agar tidak ada yang masuk, setelah pintu terbuka, tampak adiknya Anita berdiri menatapnya.

"Kak Erna dipanggil ibu katanya suruh cepat turun, sudah di tungguin di bawah." kata Anita

"Mereka sudah datang dek... " tanya Erna.

" sudah... makanya buruan... "

" Iya sebentar, kamu duluan aja katakan pada ibu sebentar lagi aku kesana. "

"Ciee... ciee... yang mau ketemu calon suami.. " ledek Anita.

"Kamu apaan sih dek..., nggak lucu" Erna terlihat malu.

Setelah Anita keluar, Erna kembali duduk di meja riasnya sambil memperbaiki penampilannya.

Erna memejamkan matanya beberapa saat, berusaha menguatkan hati. Setelah itu ia pun bangkit untuk segera keluar.

Di ruang tamu tampak Irsyad dan bu Diana di sana sedang berbincang dengan bu Ratih. Erna memalingkan wajahnya ketika Irsyad mengangkat wajah saat mengetahui kedatangan nya.

Tatapan pria itu terpaku pada Erna. Erna tampak cantik dalam balutan dress panjangnya. Bu Diana pun langsung memuji Erna.

"Wah kamu cantik sekali sayang" seru bu Diana.

"Terima kasih tante. " balas Erna

"Sudah siap nak,.. " tanya bu Ratih pada Erna.

Erna hanya menganggukkan kepadanya sembari tersenyum.

setelah itu mereka pun segera berangkat memasukki sebuah mobil putih milik Irsyad. Bu Diana meminta Erna untuk duduk depan. Walaupun berat, Erna pun terpaksa mengiyakan karena Bu Diana sudah masuk di bangku belakang..

Sepanjang perjalanan Erna lebih banyak diam, ia hanya sesekali menimpali ucapan bu Diana. Bu Diana tampak sangat senang pada Erna, karena menurutnya Erna adalah seorang gadis baik.

Setelah sampai, Erna pun langsung keluar dari mobil di susul Irsyad dan bu Diana.Ketiganya masuk beriringan ke dalam pusat perbelanjaan itu.

Tujuan pertama mereka adalah tempat makan yang ada di Sana. setelah selesai makan siang. Kembali bu Diana mengajak Erna menuju sebuah toko perhiasan yang berada di pusat perbelanjaan yang sama.

"Ini calon kamu, sad. "tanya penjaga toko tersebut. Tangannya membuka etalase lalu mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang berukuran cukup besar.

Irsyad hanya mengangguk sambil tersenyum.

" sangat manis, cocok sekali dengan kamu. " Tambah pria itu. " Ini pesanan mu sudah jadi.

"Makasih, Al.. nanti jangan lupa datang." tambah Irsyad sambil membuka kotak itu dan menyerahkan pada bu Diana.

" kapan.. sad. "

"Tunggu aja undangannya bakal sampai."

Irsyad menoleh bu Diana dan Erna yang tengah sibuk dengan kedua cincin emas tersebut.

Erna pun tidak mempermasalahkan model perhiasan yang telah di pesan oleh Irsyad.setelah selesai urusan mereka di toko itu. kemudian mereka pun langsung menuju tempat fitting baju pengantin.

Beberapa pegawai tampak sibuk lalu lalang di ruangan yang cukup luas tersebut. Di Sana banyak terpajang gaun pengantin dengan berbagai model dan warna.

Bu Diana dan Irsyad duduk bersisihan di atas sebuah sofa panjang. Irsyad nampak gagal dalam balutan jas yang telah mereka pilih.

Beberapa menit kemudian, Erna pun keluar dari ruang ganti. Berbalut kebaya putih dengan pait di bagian dada sungguh membuat Erna semakin cantik bak seorang putri.

" Sempurna " seru bu Diana, ketika melihat Erna dalam balutan kebaya putih.

Erna tampak malu melangkah menghampiri bu Diana dan Irsyad. Mata pria itu hampir tidak berkedip melihatnya.

"Gimana tante, " tanya Erna malu, keberadaan Irsyad membuat nya sedikit risih.

"Gimana, sad.. " tanya bu Diana.

Irsyad sedikit kaget karena pertanyaan mama nya.

"Bagus ma,.." kata Irsyad.

"Kamu sempurna sayang, " kata bu Diana sambil mengacungkan ibu jarinya pada Erna.

"Jadi fix ya pilihan untuk alat nanti pakai kebaya ini, dan untuk resepsi pakai ball gown yang ini sama sheath salem muda yg tadi." tanya wanita di hadapan mereka.

" Kalau menurut mama sih oke, gimana dengan kalian " tanya bu Diana

Erna dan Irsyad saling tatap untuk sejenak, kemudian saling memalingkan wajah karena malu.

"Gimana Irsyad," tanya Desi, sang perias.

"Terserah Erna saja,, " balas Irsyad.

"Kalian ini lucu banget sih, malu-malu kucing kaya begini. " celoteh Desi, membuat Irsyad dan Erna semakin malu. Sedangkan bu Diana hanya tersenyum menanggapi.

" semoga kalian menjadi pasangan yang bahagia,," tambah Desi.

"Amin ....." jawab kedua nya.

Setelah selesai dengan urusan baju pengantin, Irsyad pun mengemudikan mobilnya mengantar Erna pulang. Karena hari sudah semakin sore.

sungguh ini adalah hari yang melelahkan bagi keduanya. sepanjang perjalanan hanya ada keheningan tidak ada yang bersuara. Bu Diana pun tampak begitu lelah.

****

Terpopuler

Comments

Alyafebriyanti

Alyafebriyanti

seru sih

2023-12-13

0

Amiichan206

Amiichan206

Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!

2023-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!