Bab 2 Patah Hati

Saat sedang bersiap, terdengar ponselnya berbunyi. Terlihat sebuah pesan masuk di sana, lalu Erna segera membukanya.

Itu adalah pesan dari maks, ia mengirim alamat sebuah kafe tempat mereka akan bertemu nanti.

lalu Erna kembali merapikan penampilannya. Setelah di rasa cukup, Erna pun segera keluar ingin menemui orang tuanya untuk meminta izin.

Terlihat Ayah dan ibunya keluar dari kamar dan bersiap untuk berangkat ke toko. Erna yang melihat lalu berjalan mengikuti orang tuanya menuju pintu.

Sebelum orang tuanya pergi, Erna terlebih dahulu meminta izin untuk keluar rumah nanti bertemu dengan maks.

Erna menatap kepergian orang tuanya. Setelah tidak terlihat lagi barulah Erna memesan taksi untuk mengantarkannya nanti.

Dan disinilah Erna sekarang, di dalam sebuah taksi yang akan membawanya bertemu dengan maks.

Perasaannya kembali bimbang, tapi tekatnya sudah bulat. Erna harus mengakhiri semua ini. Erna tidak ingin orang tuanya semakin kecewa pada nya.

Taksi yang membawanya pun berhenti di depan sebuah kafe. Setelah membayar, Erna pun segera turun. Pandangannya lurus menatap kafe tersebut. Banyak kenangan manis bersama maks di dalam sana.

Perlahan Erna pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kafe. Erna mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang yang sedang menunggu kedatangannya.

"Erna...." seru maks, begitu melihat Erna yang celingukan mencarinya.

Erna tersenyum begitu melihat maks, Ia pun segera melangkah menghampiri maks.

Setelah sampai, Erna langsung mengambil tempat duduk tepat berhadapan dengan maks.

"Sudah lama, " tanya Erna.

"Ah... tidak, aku juga baru sampai. " kata maks.

Terlihat maks sangat bahagia setelah bertemu kekasihnya. Maks juga sudah memesan minuman dan beberapa cemilan untuk mereka.

"Bagaimana kabar mu, " tanya maks.

"Aku baik... "

"Tadi pagi waktu di telpon kau bilang ingin mengatakan sesuatu, kalau boleh tau apa itu. " maks kembali bertanya.

"Tapi sebelumnya aku minta maaf, kalau nanti perkataan ku ada yang menyakiti dirimu. kau dengarkan dulu penjelasan ku setelah itu terserah padamu."

"Aku dijodohkan maks... " kata akhirnya.

"Apa maksud kamu Erna... kau tidak sedang bercandakan. " tanya maks lagi.Ia berusaha tenang menyembunyikan keterkejutannya.

"Tidak maks, aku serius. orang tuanya ku telah menjodohkan ku." Erna mencoba menjelaskan pada maks.

"Dan kau menerimanya... " tebak maks sambil tersenyum sinis pada Erna.

"Aku sudah menolaknya,.... tapi... "

"Kenapa...?! "

Erna pun mulai menceritakan tentang awal mula orang tuanya menjodohkannya. Erna bahkan sudah berusaha menolak dan mengatakan kalau ia mencintai maks. Tapi orang tuanya tetap tidak peduli dan meminta nya segera mengakhiri hubungannya dengan maks.

Tangis Erna pun tak terbendung lagi, ia merasa sangat sedih dan bersalah pada pria di hadapannya itu. Erna bisa melihat kekecewaan dimuka maks setelah mendengar cerita nya.

Erna pernah bermimpi ia akan bisa hidup bersama dengan maks,namun nasib berkata lain. Cinta mereka terhalang restu orang tua Erna.

Maks berusaha terlihat tegar dihadapkan Erna, walaupun sebenarnya Ia sangat rapuh sekarang. Gadis yang sangat ia cintai sebentar lagi akan menjadi istri orang. Itu artinya sudah tidak ada lagi kesempatan untuk nya.

"Jadi sekarang sudah tidak ada lagi harapan untuk kita bisa bersatu. Hubungan kita berakhir cukup sampai disini saja. " seru maks pelan.

"Maafkan aku maks, aku tak bermaksud... "

"Sudahlah Erna, lupakan saja... "

"Maaf maks, aku harap kau bisa mengerti keadaan ku, aku pun terpaksa menerima semua ini."

"Semoga kau segera mendapatkan seseorang yang menerimamu apa adanya. Dan Terima kasih untuk semua perhatian dan kebahagiaan yang selama ini kau berikan padaku. " kata Erna tulus.

"Mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita sebagai kekasih. Aku juga minta maaf jika selama ini aku ada berbuat salah padamu. "

"Tadinya aku ingin membagi kebahagiaan ku denganmu. Aku di Terima kuliah di luar negeri dengan jalur beasiswa. Tapi sekarang itu sudah tak penting lagi."

"Maafkan aku maks, " kembali Erna meminta maaf.

"Sudah lah lupakan saja, sekarang yang terpenting kita jalani saja kehidupan kita masing-masing. semoga kau bahagia dengan suamimu nanti. "

*****

setelah kejadian di kafe itu, Erna langsung mengurung diri dikamar. Ia berusaha kuat demi orang tuanya, dan mengikhlaskan kebahagiaan.

Di pandanginya semua barang yang ad di sana. kemudian Erna pun bangkit mengambil barang-barang pemberian maks untuknya.

Semua Erna masukkan dalam sebuah wadah besar. Sebenarnya sangat sulit baginya untuk menyingkirkan semua barang kenangannya itu. Tapi ia tidak mau egois, karena hanya akan membuat dirinya semakin bersalah pada maks jika masih menyimpan barang-barang tersebut.

Tok.... tok... tok... bunyi pintu kamar diketok. Erna pun menghentikan sejenak pekerjaannya, lalu menoleh ke arah pintu.

"Erna, kau di dalam nak..., " tanya ibunya. "Apa boleh ibu masuk,, " kata ibu lagi...

"Masuk aja bu... "

Ibunya pun masuk dan melihat Erna yang sedang membereskan semua barang nya.

" Ini semua mau kamu apakan nak.. " tanya ibu nya karena melihat banyak wadah yang berisi bermacam barang.

"Entahlah bu... ini semua barang pemberian dari maks.. Apa sebaiknya aku sumbangkan saja semua ini. Daripada nanti hanya dibuang kan sayang."

" Terserah kamu saja nak, ibu tidak memaksa... yang penting kamu bahagia. "

" Iya bu.. "

Erna segera menbereskan kekacauan di dalam kamarnya. semua barang telah Erna masukkan dalam wadah hingga kamarnya kembali rapi dan nampak lebih kosong.

Ibunya hanya duduk memperhatikan putrinya itu. Ia merasa Erna sudah semakin dewasa sekarang. Di saat itu ia pun teringat sesuatu tentang maks, lalu menanyakan langsung pada Erna.

"Apa maks sudah tahu. apa kau sudah memberitahu nya. "

"sudah bu, Erna sudah mengatakan semuanya pada maks." terlihat kesedihan diwajahnya.

" Sudahlah nak,, jangan sedih lagi. mungkin maks memang bukan jodohmu. Sekarang tersenyum lah.. "kata ibunya sambil membelai rambut panjang Erna.

" Erna sudah ikhlas bu, mungkin ini jalan terbaik yang Alloh berikan untuk Erna. Do'akan Erna ya bu... "

"Pasti nak,, Ibu akan selalu mendoakan anak-anak ibu, tanpa kalian minta sekalipun.

****

Senja kini sudah berganti malam, setelah selesai mengerjakan sholat magrib, Erna pun keluar dari kamarnya karena merasa haus. saat berjalan menuju dapur, Erna melihat Ayah dan adiknya Anita sedang asik menonton televisi sambil bercanda di ruang keluarga.

Erna pun akhirnya bergabung dengan mereka, dan mengurungkan niatnya untuk pergi kedapur.

Saat sedang asik menonton, Ibu datang dan mengajak untuk makan malam.

Malam ini begitu indah Erna rasa kan. Erna bersyukur memiliki keluarga seperti keluarganya ini. Ia berharap kelak akan memiliki keluarga yang harmonis seperti Ayah dan ibunya.

Setelah makan malam bersama, mereka pun kembali bercengkrama ,terlihat jelas kebahagiaan di wajah mereka.Menikmati hari yang masih Tuhan berikan pada mereka. Dan semoga esok akan lebih baik lagi.

Dan malam semakin larut, mereka pun menuju kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Dan berharap esok mentari pagi masih manyambutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!