Lusi tampak pucat, dengan susah payah ia menelan salipanya, saat menatap kedua orang tuanya. kembali ia menunduk karena tak kuasa melihat keduanya.
Terlihat amarah dari wajah pak Burhan dan bu Susan ketika tiba di rumah mereka. Sekarang mereka berada di ruang tamu, bersama pak Rt dan beberapa warga termasuk juga Irsyad.
Lusi dan pria itu juga berada di sana, sedang menunggu untuk di hakimi kedua orang tua lusi. Mereka masih saja menunduk menahan rasa malu dan takut.
Bu susan terlihat menahan air matanya yang mulai jatuh tak terkendali. Sungguh hancur hatinya ketika mengetahui anak semata wayang mereka telah berbuat di luar batas. Selama ini mereka begitu percaya pada lusi. Tak pernah sekali pun mereka membatasi pergaulan putri mereka itu.
Mereka sangat memanjakan lusi, dengan memenuhi semua keinginan putri semata wayang mereka itu.
Lusi sangat pandai menjaga sikapnya di hadapan kedua orang tuanya. Ia akan menjadi anak yang baik dan penurut di depan mereka.
Jadi kedua orang tuanya pun tidak pernah percaya omongan orang yang mengatakan bahwa putri nya itu anak yang nakal, karena setahu mereka tidak pernah lusi berbuat yang aneh - aneh.
Sampai kejadian malam ini membuka mata mereka. Memang awalnya mereka tidak yakin, tapi setelah melihat nya sendiri perbuatan anaknya mereka pun mulai percaya.
Pak Burhan terlihat marah menatap putrinya itu.
"Apa yang sebenarnya yang ada di pikiranmu lusi, sampai- sampai kamu berbuat hal memalukan ini." tanya pak Burhan, namun tak mendapatkan jawaban dari lusi, ia masih saja diam.
"Ini bukan hanya aib, tapi kamu juga telah mencoreng nama baik papa dan mama, serta keluarga besar kita. Apa kamu sadar dengan apa yang kamu perbuat..? Kamu itu sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah.!. Apa yang di janjikan pria itu sampai kamu seperti ini.,,??. tanya pak Burhan geram pada lusi, anak yang dianggapnya sangat penurut itu telah menghancurkan harga dirinya.
Ia tak dapat menyembunyikan amarahnya lagi. Setelah mendapat kabar dari pak Rt tadi, ia pun langsung berangkat pulang meninggalkan pekerjaannya di sana karena masalah yang di buat lusi.
lusi hanya bisa menunduk sambil meremas tangannya. Bahkan sekedar menatap orang- orang di sekitarnya pun ia tidak berani. Ia merasa terlalu malu. Sama seperti pria di sebelahnya, ia pun tidak berani bicara, melihat amarah dari orang tua lusi.
Bu susan tidak dapat berbuat apa - apa untuk meredakan amarah suaminya, beliau hanya menangis menatap lusi yang sejak tadi hanya diam.
" Jawab papa lusi,,,!! Kenapa kamu diam saja..? Apa kamu sudah tidak menganggap papa sebagai papa mu lagi.?? Pak Burhan semakin merasa kesal.
Lusi perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sang papa dengan perasaan takut.
" Maafkan lusi, pa..! hanya itu yang mampu ia ucapkan sekarang.
"Maaf saja tidak akan membuat semuanya kembali seperti sedia kala. Kau tahu kesalahan kamu kali ini sangat patal, lihat mamamu, apa kau tidak merasa kasihan padanya." kata pak Burhan menunjuk istrinya yang masih menangis. "kamu tega merusak kepercayaan kami selama ini."
" Maafkan lusi pa,, lusi khilaf...! terlihat lusi memohon.
Pak Burhan melirik Irsyad yang duduk di samping pak Rt.
"Sekarang terserah padamu nak Irsyad, kamu sudah melihat sendiri kelakuan anak kami lusi. Kami tidak akan memaksa kamu untuk melanjutkan pertunangan ini." jelas pak Burhan.
"Dan kau, " pak Burhan menunjuk pria di sebelah lusi itu. " Siapa namamu..?! "
Dengan ragu pria itu pun menjawab, " Dimas, pak... "
"Sekarang kau hubungi orang tuamu, mereka juga harus tahu kelakuan anaknya. Biar semuanya cepat selesai." kata pak Burhan.
"Maaf Pak, kedua orang tua saya sedang di luar negeri, jadi tidak bisa kemari. " ucapnya ragu.
Terlihat pak Burhan mengusap wajahnya mendengar perkataan dari Dimas. Ia kemudian menatap lusi dan Dimas bergantian.
"Apa kau sungguh mencintai anak saya..?? "
"Iya Pak" jawab Dimas yakin. "Saya akan bertanggung jawab atas perbuatan saya."
"lusi, sekali lagi papa tanya pada mu, apa yang membuat mu melakukan ini apa kau tidak sadar telah mengkhianati Irsyad.? " kali ini pak Burhan berkata lebih tenang, ia sudah dapat mengontrol emosinya.
"Lusi mencintai Dimas pak,! " jawab nya.
"Lalu bagaimana dengan Irsyad...? tanya pak Burhan lagi sambil melirik Irsyad yang masih diam menyimak.
" Lusi sudah tidak ada rasa lagi dengannya,"
"Apa alasan kamu bisa berkata begitu," tambah pak Burhan tidak percaya.
" karena selama ini Irsyad terlalu ikut campur dengan urusan dan kehidupan ku pa..Semua yang ku lakukan selalu salah di matanya, dia tidak pernah mengerti perasaan ku. Maka dari itu lusi lebih memilih Dimas, yang lebih bisa menghargai lusi, ia bisa membuat lusi nyaman." lusi berusaha meyakinkan kedua orang tuanya.
"Jadi perhatian dan cinta yang selama ini kau perlihatkan ternyata semua hanya sandiwara...? Selama ini aku hanya berusaha melindungi mu dari hal-hal yang tidak baik. Aku hanya tidak ingin kau terjerumus seperti sekarang. Dan maaf jika caraku salah. kepedulian ku selama ini tidak berarti untuk mu." kata Irsyad meluapkan kekecewaan nya.
"Cinta itu sudah hilang di hatiku, sekarang aku hanya mencintai Dimas, karena dia tidak pernah melarang ku melakukan yang ku suka tidak seperti dirimu yang banyak aturan. "
"Baiklah aku Terima penghianatmu lusi, ku harap kau akan bahagia setelah ini dengan pilihanmu."
"Tentu aku akan bahagia, tapi tidak bersama dengan kamu." kata lusi mantap, ia sangat percaya akan bahagia tanpa Irsyad.
"Permisi pak," sapa seorang pelayan pada Irsyad. Irsyad pun tersadar dari lamunan ya ketika dua orang pelayanan datang mengantarkan makanan pesanannya dan Erna.
"Selamat menikmati, pak,! kata pelayanan itu,
" Terimakasih, " jawab Irsyad.
kemudian kedua pelayan itu pergi meninggalkannya. Setelah itu, baru lah ia tersadar kalau Erna belum kembali. Ia tampak khawatir lalu berusaha menghubungi istrinya, namun tidak ada jawaban. Baru saja ia berdiri ingin menyusul ke toilet, Erna sudah terlihat kembali mendekati nya.
"Maaf lama, perut Erna moles banget tadi jadi lama.!" kata Erna menjelaskan pada Irsyad sambil duduk kembali di kursinya.
" Mas sempat khawatir tadi, tapi syukurlah kamu tidak apa- apa." balasnya
" Mas belum makan, ?? tanya Erna saat melihat makanan di atas meja yang belum disentuh sama sekali.
"Mas sengaja nungguin kamu,. " kata Irsyad berbohong menutupi kegelisahannya. namun itu disadari Erna.
"Mas kenapa..? kok kaya gelisah gitu," tanya Erna penasaran
"Tidak ada apa-apa, sekarang lebih baik kita makan dulu".kata Irsyad berusaha mengalihkan pertanyaan Erna.
Walaupun masih penasaran, Erna berusaha untuk percaya pada suaminya itu. Mereka pun akhirnya menikmati makanan siang mereka berdua.
Irsyad berharap wanita itu tidak muncul lagi mengganggu rumah tangganya dengan Irsyad. Cukuplah ia sakit hati di masa lalu karena pengkhianatan dari wanita itu. Irsyad tidak ingin wanita itu merusak hubungannya dengan Erna.
Butuh waktu enam tahun untuk dirinya bisa berdamai dengan keadaan, sampai ia siap kembali membuka hatinya karena rasa traumanya itu. Hingga ia di jodohkan dengan Erna, awalnya ia menolak karena menurutnya semua wanita sama saja.
Sampai pada saat pertama kali ia bertemu dengan Erna ia merasa sesuatu di hatinya, gadis itu sangat berbeda dari yang lain. Hingga akhirnya ia memutuskan menerima perjodohan itu.
Irsyad memutuskan mengajak Erna untuk pulang setelah selesai dengan makan siang mereka. Setelah membayar, keduanya terlihat keluar dari rumah makan itu menuju mobil yang masih parkir di sana. Kemudian meninggalkan rumah makan tersebut.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments