Pagi ini Irsyad sudah kembali bugar, hari ini ia akan kembali masuk kerja setelah cuti menikah..
Mereka pulang tadi malam setelah menunggu kantung infus yang dipakai Irsyad habis,. karena kondisinya sudah membaik, jadi dokter membolehkannya untuk pulang.
Setelah kejadian semalam, hubungan Irsyad dan Erna pun semakin membaik. Erna terlihat mulai bisa menerima keadaan suaminya.
Terbukti sekarang ia seakan tak mau jauh dari suaminya itu. seperti ada magnet yang menariknya untuk selalu mendekat.
Irsyad selama ini sangat menghormati semua keputusan Erna ia tidak pernah memaksa jika istrinya itu tidak suka. ia bahkan berusaha mendahulukan istrinya ketimbang soal pekerjaan.
Karena sikap Irsyad itu juga yang membuat perasaan tak nyaman pada Erna. Pria itu begitu tulus dengan nya.
"Yakin mau masuk kerja hari ini." tanya Erna menatap Irsyad yang tengah merapikan kemejanya.
" Iya,,, " jawab Irsyad yakin.
" Memangnya mas sudah sehat," Erna memastikan, ia khawatir dengan keadaan suaminya itu.
"Aku merasa sudah lebih baik, kamu tidak usah khawatir." kata Irsyad seakan mengerti kekhawatiran istrinya.
" ya sudah, tapi hati- hati, kalau merasa tidak enak badan, izin pulang saja." kata Erna lagi, yang dibalas dengan anggukan kepada dari Irsyad.
Setelah itu Erna pun mengantarkan Irsyad sampai pintu keluar sebelum ia berangkat kerja.
"Mas berangkat ya, "
" iya mas, hati - hati. ucap Erna sambil menyalami tangan suaminya.
Irsyad langsung memasuki mobilnya dan perlahan melaju meninggalkan pekarangan rumah orang tuanya Erna.
Erna kemudian masuk kembali kedalam rumah setelah mobil yang digunakan Irsyad tidak terlihat lagi.
kedua orang tuanya pun sudah berangkat ke toko sembako mereka, sekalian mengantar Anita ke sekolahnya. Kini Erna tinggal sendiri.
Erna langsung melangkah menuju kamar untuk mengambil ponselnya yang tertinggal. Setelah itu ia kembali ke ruang keluarga dan segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
karena tidak ada kegiatan yang bisa ia kerjakan, maka Erna memutuskan untuk menonton televisi saja, ia kemudian meletakkan ponsel nya di atas meja.
Selang berapa menit tiba-tiba ponselnya berdering, dilihatnya ada panggilan masuk dari sang ibu, dengan cepat Erna pun langsung menerima panggilan dari bu Ratih.
"Assalamu'alaikum bu,! " ucap Erna.
"Waalaikumsalam, nak,"
"ada apa bu " tanya Erna.
Bu Ratih tidak langsung menjawab, hanya terdengar helaan napas diseberang sana.
"Apa ada yang terjadi bu.." tanya Erna lagi..
" Toko kita kemalingan nak.!! " jawab bu Ratih dengan suara sedih.
" Apa,.. kemalingan bu, kok bisa." lanjut Erna.
"Ibu juga tidak mengerti nak,.. Saat Ibu dan Ayah sampai orang-orang sudah berkerumun di sana, dengan keadaan pintu toko sudah terbuka dan barang - barang yang berhamburan." jelas bu Ratih
" biasanya di sana aman-aman saja kan bu..?!ada satpam yang jaga juga kan.!
"ya namanya juga musibah kita tidak ada yang tahu. "
"Lalu apa saja barang yang diambil".
" ya banyak, tapi untungnya uang di kasir kemaren ibu bawa jadi tidak di ambil. "
"syukur lah."
" Ibu cuma mau memberitahu itu mungkin setelah ini kami langsung ke kantor polisi untuk membuat laporan."
"iya bu."
"Apa kamu sendiri di rumah, suami mu jadi masuk kerja hari ini.? "
"Iya bu, mas Irsyad kerja tadi."
"Ya sudah assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam." bu Ratih mengakhiri panggilan telepon nya.
" Ya Alloh, semoga kerugian yang Ayah dan ibu alami tidak banyak." gumam Erna
Ia masih tidak percaya toko sembako milik orang tuanya bisa kemalingan, biasanya daerah itu sangat aman tidak pernah terdengar kasus seperti ini.
Apa yang sebenarnya terjadi, kemana satpam yang biasa berjaga di sana. Erna semakin tidak tenang memikirkan musibah yang menimpa keluarga nya.
ujian seperti apa lagi yang di bberkan Tuhan untuk keluarganya. Tanpa sadar ia menitikkan air matanya. Erna merasa sedih atas musibah ini.
Erna sengaja tidak memberitahu suaminya sekarang, ia takut Irsyad akan kepikiran dan mengganggu pekerjaan nya.
***
Sementara di toko sembako pak Gunawan sudah ada beberapa orang polisi yang datang setelah pahit menerima laporan kemalingan tadi. Tampak garis polisi pun sudah dipasang.
Untung nya toko mereka sudah terpasang kamera CCTV. Itu akan memudahkan para polisi untuk memeriksa aksi pelaku dari sana.
Polisi sudah mengumpulkan beberapa bukti dan saksi dalam kasus ini. Polisi juga meminta Pak Gunawan dan bu Ratih agar ikut ke kantor polisi untuk melakukan meminta keterangan dari mereka.
"Untuk lebih lengkapnya, kami harap Bapak dan ibu bersedia memberi keterangan di kantor polisi nanti."
"Baik Pak. " Kata pak Gunawan.
" Kalau begitu kami pamit,"
Setelah itu para polisi itu pun pergi meninggalkan tempat kejadian.
Setelah memastikan pintu sudah dikunci, Pak Gunawan pun bersiap untuk berangkat ke kantor polisi bersama bu Ratih.
" Sudah siap semuakan bu, tidak ada yang tertinggal kan.? Tanya pak Gunawan pada istrinya.
" Sudah pak,, kita berangkat sekarang." tambah bu Ratih.
sepasang suami-istri itu pun segera memasuki mobil, menuju kantor polisi.
Untuk sementara waktu mereka terpaksa menutup toko mereka sampai masalah ini selesai.
***
Sore menjelang. Cahaya kemerahan memancarkan keindahannya.
Terdengar deru suara mobil memasuki pekarangan. Dengan cepat Erna menuju pintu untuk mengetahui siapa yang datang.
Ternyata itu mobil orang tuanya. Setelah turun dari mobil, mereka pun berjalan beriringan menuju pintu masuk.
Di sana Erna telah berdiri menyambut kedatangan mereka, lalu menyalami kedua orang tuanya.
"Gimana tadi pak,? tanya Erna.
" Alhamdulillah, kita cuma perlu menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian." terang Pak Gunawan.
"Syukur lah kalau begitu, "
"Irsyad belum pulang Erna,, tanya pak Gunawan mencari menantu nya itu.
" Belum pak, mungkin sebentar lagi."
" Ya sudah, Ayah saya ibu mau ke kamar dulu, mau mandi, badan ibu ini terasa lengket." kata bu Ratih sambil berjalan meninggal kan Erna sendiri diruang keluarga.
karena bosan, Erna pun keluar menuju teras. Ia pun duduk di sana sambil memainkan ponselnya menunggu Irsyad pulang.
Tak lama terlihat sebuah mobil memasuki pekarangan. Terlihat Irsyad turun dengan senyuman bahagia karena melihat Erna sudah menyambut nya.
"Assalamu'alaikum," sapa Irsyad
" Waalaikumsalam.", balas Erna sambil mengambil tas yang di bawah Irsyad.
"Gimana kerja hari ini." tanya Erna
" Alhamdulillah lancar,"
"Syukur lah. .. "
" Ayah sama ibu sudah pulang?!"
" sudah mas,, Oh ya mas ada yang mau aku cerita nanti" kata Erna memberitahu
" Cerita apa,? "tanya Irsyad penasaran.
" Nanti di kamar aja, tidak enak disini."
keduanya pun berjalan masuk menuju kamar mereka. sampai dikamar Irsyad langsung menanyakan yang ingin Erna kata kan.
"Tadi kamu mau cerita apa?" tanya Irsyad
"Mas tidak mandi dulu. " Erna balik bertanya.
"Mandinya nanti saja, katanya mau cerita , mas sudah penasaran nih!!! Memang nya mau cerita apa. ?"
"Sebenarnya bukan cerita tapi ini kabar buruk mas" Sebenarnya aku ingin memberitahu mas sejak pagi tadi, cuma aku khawatir mas akan kepikiran dan mengganggu kerjaan mas."
"Memang ada masalah apa..".
"Toko Ayah kemalingan mas!! "
"Inalilahi, kok bisa"
" Itu juga yang membuat ku bingung, Padahal kan ada satpam yang menjaga di sana, "
"Yang namanya musibah kan kita tidak pernah tahu. Sekarang bagaimana, sudah lapor polisi,? "
" sudah mas, kata Ayah kita cuma harus nunggu hasil penyelidikan polisi."
"Berapa Kira-kira kerugian yang dialami Ayah..? "
"Erna juga belum tahu, nanti kita tanya Ayah."
" ya sudah mas mandi dulu bentar lagi mau maghrib. " Kata Irsyad berlalu menuju kamar mandi.
Sungguh tidak ada yang mau mendapatkan musibah seperti ini. Mungkin ini salah satu teguran dari Tuhan agar kita semakin bersyukur atas nikmat yang diberikan- Nya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments