Dhita memutuskan untuk menemui Musa dan berharao bahwa suaminya akan dapat memahami apa yang diinginkan oleh anak-anak mereka namun sayangnya justru niat baik dari Dhuta ini mendapatkan respon yang buruk dari Musa. Musa berpendapat bahwa Dhita sebenarnya merasa bahagia karena anak-anak memilih untuk tinggal dengannya padahal Dhita sama sekali tak merasa demikian.
"Aku sama sekali tak seprrti apa yang kamu turhkan barusan. Kalau memang anak-anak mau tetap tinggal denganmu maka aku akan menerima itu dengan lapang dada."
"Kamu jangan munafik! Kamu tahu kan kalau aku paling benci orang yang munafik!"
Dhita hanya dapat menghela napasnya sabar, ia tahu bahwa Musa sama sekali tak akan dapat dengan mudahnya diajak bicara apalagi ini menyangkut soal anak-anak. Myra datang ke rumah ini ketika mereka tengah berbincang, Myra tentu saja langsung menyapa Dhita dan bertanya kenapa Dhita bisa ada di sini.
"Aku datang ke sini karena aku ingin bicara dengan mas Musa mengenai anak-anak."
"Anak-anak?"
Dhita kemudian menjelaskan pada Myra bahwa ia mendapatkan informasi dari anak-anak bahwa mereka ingin tinggal bersamanya karena merasa tak diperhatikan di rumah ini. Musa menolak apa yang dikatakan oleh Dhita barusan, Musa mengatakan bahwa kalau anak-anak tetap tinggal di sini maka Musa sangat yakin bahwa mereka akan senang karena memiliki mama sambung baru. Sejujurnya Dhita tak ingin mengatakan hal yang buruk saat ini karena ia sudah tahu kalau Myra bukanlah orang yang baik. Wanita itu sangat terlihat sekali kalau tidak tulus dalam mencintai Musa dan anak-anaknya.
"Tolong Mas pikirkan lagi. Ini semua demi anak-anak kita."
"Dhita, sebaiknya sekarang juga kamu bawa anak-anak ke sini."
"Maaf Mas, aku tak dapat melakukannya karena anak-anak tidak mau."
Penolakan dari Dhita membuat Musa meradang namun Myra berusaha menenangkan Musa. Myra mengatakan nanti mereka akan menemukan solusi terbaik dari masalah ini.
****
Dhita sudah kembali ke rumah dan ia membicarakan soal sikap Musa pada anak-anaknya barusan. Dimas dan Tiara tetap bersikukuh bahwa mereka tak ingin tinggal dengan Musa dan Myra ketika mereka berdua sudah menikah. Dhita mengatakan bahwa ia tak akan memaksa Dimas dan Tiara untuk mau tinggal dengan Musa kalau mereka memang tak ingin. Rohyati kemudian muncul ketika Dimas dan Tiara sudah masuk ke kamar.
"Kamu habis menemui Musa?"
"Iya, Ma."
"Apa yang dia katakan padamu?"
Dhita pun mencerutakan apa saja yang terjadi di rumah utu pada sang mama. Dhita juga menceritakan bahwa ia barusan bertemu dengan Myra yang akan dinikahi Musa setelah mereka resmi bercerai.
"Aoakah yang kamu lihat bahwa wanita itu memang seperti yang dikatakan anak-anak?"
"Sejujurnya aku tak menjelekan orang namun aku harus mengatakan ini pada Mama bahwa apa yang dikatakan oleh anak-anak memang benar adanya."
Rohyati nampak menghela napasnya, sejujurnya ia tak habis pikir kenapa menantunya dapat berpaling dari putrinya dan kemudian memilih wanita pelakor itu. Namun Dhita mengatakan pada sang mama untuk menghormati semua keputusan yang sudah diambil oleh Musa.
"Mama harap Musa akan menyesali keputusannya karena dia telah melempar istri yang sangat baik seperti kamu."
"Mama terlalu memujiku."
"Mama hanya mengatakan apa yang sebenarnya."
****
Rosba makin menyiksa Hany dan Hany sangat tak tahan lagi tinggal di rumah ini. Ia pikir malam utu ia akan dapat melakukan aksinya dengan lancar namun Fahri malah membawanya ke rumah sakit yang membuat nyawanya selamat. Fahri juga sengaja tak memberitahu keluarganya bahwa Hany nyaris meregang nyawa akibat siksaan mental yang dilakukan oleh Fahri dan Rosba. Hany meminta pada Fahri untuk menceraikannya saja dan Hany janji tak akan menceritakan hal ini pada orang lain apalagi sampai melaporkannya pada polisi namun Fahri sama sekali tak memercayai Hany. Fahri mengatakan bahwa sampai kapan pun Hany akan tetap bersamanya.
"Rasanya aku sampai bosan harus mengatakan itu berulang kali padamu. Apakah kamu tak bosan mendengarnya?"
"Mas, tolong aku mohon padamu."
"Percuma saja kau meminta dan bersujud di kakiku karena aku tak akan pernah mengabulkan itu. Selamanya kamu akan menderita di rumah ini dan tak ada seorang pun yang dapat menolongmu."
Fahri mendengar ada suara ketukan di pintu ia pikir itu Rosba yang pulang ke rumah maka kemudian ia bergegas membukakan pintu namun ia terkejut karena orang yang ada di balik pintu tersebut bukanlah ibunya melainkan mertuanya.
"Mama? Kenapa ada di sini?"
"Aku ingin bertemu dengan Hany. Dia ada di dalam kan?"
"Jangan masuk ke dalam."
****
Perasaan Rohyati menjadi tidak enak belakangan ini karena ia memikirkan soal anaknya yang tak dapat dihubungi belakangan ini. Belum lagi cerita dari Dhita mengenai kecurigaannya bahwa sebenarnya Hany mendapatkan perlakuan tak baik dari mertuanya selama tinggal dengan Fahri. Oleh sebab itu maka Rohyati pun bergegas pergi menuju rumah besannya karena menurut Dhita saat ini Fahri tinggal di rumah mamanya. Rohyati sudah sampai di rumah besannya dan ia langsung mengetuk pintu rumah tersebut hingga tak lama kemudian seseorang membukakan pintu dan orang tersebut adalah menantunya. Fahri nampak terkejut ketika melihat dirinya datang ke sini dan Rohyati nampak tak ingin banyak basa-basi, ia ingin langsung menemui Hany yang ada di dalam namun Fahri malah menghalanginya.
"Jangan masuk ke dalam."
"Kenapa memangnya aku tak boleh masuk ke dalam?"
"Karena tidak ada apa pun di dalam."
Sikap Fahri yang seperti ini tentu saja membuat Rohyati menjadi curiga, ia yakin bahwa ada sesuatu yang tengah disembunyikan oleh menantunya ini.
"Kamu menyembunyikan Hany di dalam kan? Apa yang sudah kamu lakukan pada anakku?!"
"Aku sama sekali tak melakukan apa pun. Aku sudah mengatakan bahwa Hany tak ada di dalam sini."
"Kalau memang Hany tak ada di dalam maka seharusnya kamu izinkan aku masuk ke dalam dong dan bukannya bersikap aneh begini!"
****
Myra datang ke rumah Dhita dan ia ingin bicara dengan Dhita mengenai anak-anak. Myra meminta Dhita untuk membujuk anak-anak untuk mau pulang ke rumah karena Musa sangat merindukan kedua anaknya namun Dhita menolaknya. Dhita mengatakan bahwa yang berhak untuk memutuskan adalah anak-anak dan bukannya dia.
"Lagi pula aku tahu bahwa kamu pun sebenarnya tak tertarik dengan anak-anakku. Bukankah akan jauh lebih baik hidup tanpa anak-anakku di rumah itu?"
"Apakah kamu marah padaku karena aku merusak rumah tanggamu?"
"Iya! Sejujurnya aku marah padamu! Kenapa kamu harus masuk pada rumah tanggaku dan mas Musa!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments