Aku Harus Mencari Tahu

Dhita membukakan pintu depan setelah ia mendengar ada suara motor yang berhenti di depan rumah mamanya dan ketika ia membukakan pintu nampaklah sang adik ipar yang tengah berdiri. Dhita sontak saja marah dengan kedatangan Fahri yang sudah membuat adiknya terluka.

"Mau apa kamu datang ke sini?"

"Saya ke sini untuk membawa Hany pulang bersama saya."

"Saya tidak akan membiarkan kamu membawa adik saya pulang setelah apa yang telah kamu lakukan pada Hany!"

"Memangnya apa saja yang sudah dikatakan oleh Hany?"

"Dia mengatakan kalau kamu selingkuh dan oleh sebab itu maka dia memutuskan untuk pergi."

"Mbak percaya saja dengan yang dikatakan oleh Hany? Semua ini hanya salah paham belaka. Saya sama sekali tak selingkuh seperti yang Hany tuduhkan itu."

"Kamu pikir saya akan memercayai kamu begitu saja? Kamu bisa saja menipu!"

Hany dan mamanya pun keluar rumah dan mereka menemukan Fahri di sana. Fahri mengajak Hany pulang namun Hany menolak dan mengatakan bahwa ia memilih tinggal di rumah mamanya. Fahri tak dapat menerima apa yang dikatakan oleh Hany ini, Fahri mengatakan bahwa Hany harus ikut dengannya sekarang juga namun pemaksaan yang Fahri lakukan ini membuat Dhita dan mamanya jadi tak mau melepaskan Hany.

"Kalau memang Hany tak mau maka jangan paksa dia," ujar Dhita.

"Saya ini suaminya dan saya berhak untuk menyuruh istri saya pulang!"

"Namun buka seperti ini. Sekarang justru saya jadi semakin yakin kalau Hany sama sekali tak berbohong kalau kamu memang selingkuh di belakangnya selama ini."

"Saya sudah berulang kali mengatakan bahwa saya sama sekali tak selingkuh. Semua ini hanya salah paham belaka."

Mama akhirnya angkat bicara juga dan meminta semuanya untuk diam dan menahan diri. Mama meminta Fahri untuk pulang sekarang dan memberikan izin pada Hany untuk tinggal semalam di rumahnya. Pada mulanya tentu saja Fahri merasa keberatan namun akhirnya Fahri pun setuju dengan ide mama.

****

Pada akhirnya setelah semua berakhir, Dhita kembali pulang ke rumah dan ketika pulang nampak Tiara sudah pulang namun Dimas belum pulang karena Dimas biasanya pulang agak sore karena ikut ekstrakulikuler di sekolahnya.

"Mama dari mana?"

"Mama habis dari rumah nenek. Maaf ya jadinya kamu belum ada makanan ketika pulang."

"Tidak masalah kok, aku bantu Mama masak, ya."

Maka Tiara pun akhirnya membantu Dhita masak di dapur dan mereka terus melakukan itu hingga akhirnya Dimas pulang. Dhita dan kedua anaknya sudah selesai makan malam bersama namun Musa belum juga kembali ke rumah.

"Apakah papa akan lembur lagi, Ma?" tanya Tiara.

"Mama juga tidak tahu. Sekarang kamu dan kakakmu pergi saja ke kamar dan belajar," ujar Dhita.

Maka kedua anaknya segera masuk ke kamar masing-masing sementara dirinya menunggu Musa kembali ke rumah. Sembari menangi sang suami kebali ke rumah nampak Dhita mengingat bahwa ia mencium bau parfum seorang wanita kemarin saat mengangkat pakaian kotor suaminya dan kasus Fahri yang ketahuan selingkuh oleh adiknya membuat Dhita jadi agak takut kalau Musa juga melakukan hal yang sama dengan Fahri.

"Tidak, mas Musa tak akan mungkin melakukan hal tersebut."

Dhita berusaha untuk tak berpikiran buruk mengenai suaminya dan ia tetap melanjutkan menunggu hingga sang suami kembali ke rumah.

****

Dhita terus menunggu suaminya pulang dan Musa kembali ke rumah jelang tengah malam. Musa berpikir bahwa Dhita sudah tidur naun sepertinya dia salah karena istrinya itu masih bangun dan menunggunya pulang.

"Kenapa kau masih bangun jam segini?"

"Kok Mas sepertinya tak suka kalau aku masih bangun?"

"Karena ini sudah larut malam dan harusnya kamu sudah tidur!"

"Mas, anak-anak sudah tidur jangan keras-keras."

Namun Musa bergegas masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Dhita. Dhita menghela napasnya dan kemudian masuk ke dalam rumah mengejar sang suami yang sudah ada di dalam kamar.

"Mas, sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

"Apa maksud dari pertanyaanmu itu? Aku baik-baik saja asal kamu tahu!"

Namun Dhita menggelengkan kepalanya, Dhita mengatakan bahwa Musa bersikap aneh belakangan ini dan puncaknya adalah tadi pagi ketika ia memergoki suaminya senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya.

"Katakan padaku, kamu sebenarnya selingkuh di belakangku kan?!"

"Kamu ini bicara apa, sih? Jangan mengatakan hal aneh seperti itu!"

"Kalau begitu sekarang juga aku mau lihat ponselmu."

"Untuk apa kamu harus melihat ponselku? Pakai saja ponselmu!"

Jawaban dari Musa itu membuat Dhita semakin yakin bahwa memang ada yang tak beres dengan Musa.

"Sudahlah jangan mengatakan hal yang aneh lagi malam ini, aku lelah dan mau tidur!"

****

Dhita tak bisa tidur semalaman karena sikap Musa yang aneh. Ketika Musa tidur nampak Dhita berusaha membuka ponsel suaminya namun selalu gagal karena suaminya memasang fitur keamanan ganda yang tidak bisa diketahui olehnya.

"Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dariku?"

Dhita bertanya-tanya apakah yang Musa sembunyikan karena kasus Hany yang diselingkuhi oleh suaminya membuatnya jadi takut kalau Musa juga melakukan hal yang sama.

"Tidak mungkin kalau kamu selingkuh kan? Ini pasti hanya halusinasiku saja."

Dhita menghela napasnya dan kemudian memutuskan untuk pergi tidur karena ia tak dapat membuka ponsel suaminya. Musa membuka kedua matanya setelah Dhita tidur dan ia menatap Dhita yang sudah tidur di sebelahnya.

"Aku minta maaf namun aku tak dapat memberitahumu yang sebenarnya mengenai aku yang sudah mendua."

Musa kemudian memutuskan keluar dari dalam kamar dan ia tidur di sofa ruang tengah hingga besok paginya ketika Dhita bangun, ia terkejut karena tak menemukan Musa di sebelahnya.

"Dia ke mana?"

Dhita panik dan kemudian pergi keluar kamar untuk mencari di mana suaminya rupanya Musa ada di sofa ruang tengah dan ia tengah tidur. Dhita menghela napasnya lega karena tadi ia pilir Musa pergi keluar rumah tanpa memberitahunya.

****

Dhita mengajak Musa pergi ke rumah mamanya karena ia ingin Musa bertemu dengan Hany dan mendengar cerita adiknya mengenai Fahri yang ketahuan selingkuh. Musa menolak pergi karena ia mengatakan sudah memiliki janji keluar dengan temannya siang ini. Dhita tentu saja seketika jadi curiga dengan suaminya.

"Teman?"

"Kenapa memangnya? Apakah aku tak boleh pergi dengan temanku?"

"Apakah temanmu laki-laki atau perempuan?"

"Kamu tak perlu banyak bertanya."

Musa segera pergi meninggalkan Dhita dan sejujurnya perasaan Dhita menjadi tak enak karena ia khawatir kalau suaminya memang ada main dengan wanita lain namun ia belum memiliki bukti apa pun.

"Aku tak bisa diam saja, aku harus mulai mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

perhatikan ketikannya thor

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Curiga Pada Suami
2 Aku Harus Mencari Tahu
3 Mengikuti Suami Pergi
4 Kepergok Selingkuh
5 Menolak Tetap Bersama
6 Pergi Dari Rumah
7 Calon Mama Sambung
8 Permainan Sang Pelakor
9 Cobalah Mengerti
10 Menolak Pulang Ke Rumah
11 Menyelamatkan Adik
12 Aku Khawatir
13 Sang Pelakor Menipu
14 Dalam Pengaruh Jahat
15 Ketika Orang Jahat Bebas
16 Sebuah Foto
17 Jujur Pada Keluarga
18 Bertemu Mantan
19 Apakah Salah Paham?
20 Meminta Kembali Bersama?
21 Bicara Pada Mertua
22 Rencana Jahat Sang Pelakor
23 Memulai Kejahatan
24 Tawa Jahat Sang Pelakor
25 Nasib Baik Menghampiri
26 Masih Berharap
27 Kejutan Untuk Keluarga dan Suami
28 Kesombongan Suami dan Simpanannya
29 Penawaran Menarik
30 Kejujuran Sang (Mantan) Suami
31 Syarat Dari Pria Ini
32 Kepedihan yang Tak Terkira
33 Kejutan di Pesta Pernikahan
34 Hari Bahagia Justru Berubah Bencana
35 Amarah Sang Pelakor
36 Suasana Gaduh Tak Terkendali
37 Respon yang Membuat Sedih
38 Mantan Suami yang Kepo
39 Anakku Tak Bisa Dihubungi
40 Tak Akan Lagi Sama
41 Kenapa Suamiku Masih Cinta Mantannya?
42 Ketika Biang Onar Harus Mendapatkan Balasan
43 Terpaksa Bertahan
44 Sang Mantan Bicara
45 Meminta Rujuk
46 Semakin Dekat
47 Dendam Sampai Mati
48 Mendapatkan Izin Dari Anak
49 Mantan Suami Cemburu
50 Tindakan Kriminal Mantan Suami
51 Menikah Lagi
52 Membebaskan Mama
53 Jebakan yang Berhasil
54 Dendam Mantan Istri
55 Mengusir Istri yang Bermain Api
56 Kemalangan Datang
57 Hinaan Pelakor
58 Kekhawatiran Mama
59 Godaan Pria Tampan
60 Apa Pekerjaan Sekarang?
61 Meminta Pisah
62 Mungkin Ini yang Terbaik
63 Aku Tak Berubah
64 Mendekam di Penjara
65 Meminta Maaf Pada Mantan Istri
66 Membenci Mama Sambung
67 Konflik Anak Dan Istri Kedua
68 Nasihat yang Tak Didengar
69 Obrolan Dengan Mama
70 Belum Bisa Berdamai
71 Tawaran Tak Diterima
72 Obrolan Pembawa Emosi
73 Dari Hati Ke Hati
74 Sikap Mantan Mertua
75 Suami Curiga
76 Mencari Alasan Saja?
77 Mendapatkan Kebahagiaan
78 Kedatangan Untuk Menyelidik
79 Promosi Jabatan yang Membuat Iri
80 Rasa Cemburu?
81 Tekanan Mertua
82 Masih Begitu Sakit
83 Emosi yang Meledak
84 Kondisi Suami
85 Mulai Mengancam dan Mengungkit Masa Lalu
86 Hentikan Dendam Itu
87 Masih Menyalahkan
88 Bicara Dari Hati Ke Hati Dengan Adik
89 Bimbang yang Melanda
90 Melepaskan Dendam
91 Suasana Haru Biru
92 Rekonsiliasi
93 Keputusan Besar Dibuat
94 Mengakhiri Dengan Baik
95 Mama Mertua yang Tak Baik
96 Mama yang Gelisah
97 Permintaan Pria Tua
98 Sama Sekali Tak Tersentuh
99 Pikiran Buruk Atau Firasat Buruk
100 Mertua yang Semakin Menyebalkan
101 Suami yang Setia
102 Permintaan Terakhir Mama
103 Lidah Mertua yang Tajam
104 Pesona Pria Tampan
105 Bersedia Menjadi Pelakor
106 Aku Akui Mencintai Kamu
107 Rela Menjadi yang Kedua
108 Silakan Mendua Namun Aku Pergi
109 Duka Jelang Pernikahan
110 Menyadari Kesalahan
111 Percaya Pada Takdir
112 Jalan Taubat
113 Syukuran
114 Kejutan Di Toko Baru
115 Sang Mantan Suami yang Masih Cinta
116 Langkah Mantan Suami yang Tak Rela
117 Halusinasi yang Membuat Kesal
118 Perasaan Apa Ini?
119 Aku Tak Tahu Apa yang Aku Rasakan
120 Ungkapan Hati Selama Ini
121 Relakan Aku Pergi
122 Semua Karena Dia
123 Ketika Anakku Lahir
124 Menimang Bayi
125 Keinginan Tulus
126 Mendapatkan Izin Oleh Ayah Kandung
127 Diterima Keluarga
128 Kejutan Saat Tidur Siang
129 Masa Lalu yang Meminta Maaf
130 Perjuangan yang Baru Dimulai
131 Cobalah Untuk Menerima
132 Mulai Sadar
133 Pada Akhirnya Aku Sadar
134 Sosok Menawan Hati
135 Jodoh Sudah Diatur
136 Penjara Mengubah Segalanya
137 Hari Bahagia Tiba
138 Pengantin Baru
139 Saran Berdamai Dengan Diri Sendiri
140 Meminta Tolong Pada Orang Itu
141 Jangan Bicara Kala Emosi
142 Suami Baik Hati
143 Tak Cukup Pantas
144 Wanita Asing yang Datang
145 Langkah Tegas
146 Si Wanita Sombong
147 Berulah yang Membuat Viral
148 Menuntut Sebuah Maaf
149 Akan Karam
150 Lobi Untuk Keselamatan
151 Ancaman Menjadi Miskin
152 Frustasi Dan Kecewa
153 Jurang Kemiskinan
154 Tak Pernah Jera Membuat Masalah Baru
155 Mendadak Dipenjara
156 Undangan Tak Terduga
157 Merancang Rencana Pembalasan
158 Pengantin Tak Tahu Diri
159 Disentuh Tanpa Izin
160 Tak Mau Mengalah
161 Ketika Suamiku Cemburu
162 Bukan Demi Uang
163 Seseorang Dari Masa Lalu
164 Kenyataan Pahit yang Harus Diterima
165 Siasat Sang Wanita Licik
166 Kehilangan Suami
167 Sifat Tamak
168 Ujian Hidup
169 Pemerasan Oleh Papa Sendiri
170 Aku Tidak Bodoh
171 Pada Akhirnya
172 Akhir Cerita Mereka
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Curiga Pada Suami
2
Aku Harus Mencari Tahu
3
Mengikuti Suami Pergi
4
Kepergok Selingkuh
5
Menolak Tetap Bersama
6
Pergi Dari Rumah
7
Calon Mama Sambung
8
Permainan Sang Pelakor
9
Cobalah Mengerti
10
Menolak Pulang Ke Rumah
11
Menyelamatkan Adik
12
Aku Khawatir
13
Sang Pelakor Menipu
14
Dalam Pengaruh Jahat
15
Ketika Orang Jahat Bebas
16
Sebuah Foto
17
Jujur Pada Keluarga
18
Bertemu Mantan
19
Apakah Salah Paham?
20
Meminta Kembali Bersama?
21
Bicara Pada Mertua
22
Rencana Jahat Sang Pelakor
23
Memulai Kejahatan
24
Tawa Jahat Sang Pelakor
25
Nasib Baik Menghampiri
26
Masih Berharap
27
Kejutan Untuk Keluarga dan Suami
28
Kesombongan Suami dan Simpanannya
29
Penawaran Menarik
30
Kejujuran Sang (Mantan) Suami
31
Syarat Dari Pria Ini
32
Kepedihan yang Tak Terkira
33
Kejutan di Pesta Pernikahan
34
Hari Bahagia Justru Berubah Bencana
35
Amarah Sang Pelakor
36
Suasana Gaduh Tak Terkendali
37
Respon yang Membuat Sedih
38
Mantan Suami yang Kepo
39
Anakku Tak Bisa Dihubungi
40
Tak Akan Lagi Sama
41
Kenapa Suamiku Masih Cinta Mantannya?
42
Ketika Biang Onar Harus Mendapatkan Balasan
43
Terpaksa Bertahan
44
Sang Mantan Bicara
45
Meminta Rujuk
46
Semakin Dekat
47
Dendam Sampai Mati
48
Mendapatkan Izin Dari Anak
49
Mantan Suami Cemburu
50
Tindakan Kriminal Mantan Suami
51
Menikah Lagi
52
Membebaskan Mama
53
Jebakan yang Berhasil
54
Dendam Mantan Istri
55
Mengusir Istri yang Bermain Api
56
Kemalangan Datang
57
Hinaan Pelakor
58
Kekhawatiran Mama
59
Godaan Pria Tampan
60
Apa Pekerjaan Sekarang?
61
Meminta Pisah
62
Mungkin Ini yang Terbaik
63
Aku Tak Berubah
64
Mendekam di Penjara
65
Meminta Maaf Pada Mantan Istri
66
Membenci Mama Sambung
67
Konflik Anak Dan Istri Kedua
68
Nasihat yang Tak Didengar
69
Obrolan Dengan Mama
70
Belum Bisa Berdamai
71
Tawaran Tak Diterima
72
Obrolan Pembawa Emosi
73
Dari Hati Ke Hati
74
Sikap Mantan Mertua
75
Suami Curiga
76
Mencari Alasan Saja?
77
Mendapatkan Kebahagiaan
78
Kedatangan Untuk Menyelidik
79
Promosi Jabatan yang Membuat Iri
80
Rasa Cemburu?
81
Tekanan Mertua
82
Masih Begitu Sakit
83
Emosi yang Meledak
84
Kondisi Suami
85
Mulai Mengancam dan Mengungkit Masa Lalu
86
Hentikan Dendam Itu
87
Masih Menyalahkan
88
Bicara Dari Hati Ke Hati Dengan Adik
89
Bimbang yang Melanda
90
Melepaskan Dendam
91
Suasana Haru Biru
92
Rekonsiliasi
93
Keputusan Besar Dibuat
94
Mengakhiri Dengan Baik
95
Mama Mertua yang Tak Baik
96
Mama yang Gelisah
97
Permintaan Pria Tua
98
Sama Sekali Tak Tersentuh
99
Pikiran Buruk Atau Firasat Buruk
100
Mertua yang Semakin Menyebalkan
101
Suami yang Setia
102
Permintaan Terakhir Mama
103
Lidah Mertua yang Tajam
104
Pesona Pria Tampan
105
Bersedia Menjadi Pelakor
106
Aku Akui Mencintai Kamu
107
Rela Menjadi yang Kedua
108
Silakan Mendua Namun Aku Pergi
109
Duka Jelang Pernikahan
110
Menyadari Kesalahan
111
Percaya Pada Takdir
112
Jalan Taubat
113
Syukuran
114
Kejutan Di Toko Baru
115
Sang Mantan Suami yang Masih Cinta
116
Langkah Mantan Suami yang Tak Rela
117
Halusinasi yang Membuat Kesal
118
Perasaan Apa Ini?
119
Aku Tak Tahu Apa yang Aku Rasakan
120
Ungkapan Hati Selama Ini
121
Relakan Aku Pergi
122
Semua Karena Dia
123
Ketika Anakku Lahir
124
Menimang Bayi
125
Keinginan Tulus
126
Mendapatkan Izin Oleh Ayah Kandung
127
Diterima Keluarga
128
Kejutan Saat Tidur Siang
129
Masa Lalu yang Meminta Maaf
130
Perjuangan yang Baru Dimulai
131
Cobalah Untuk Menerima
132
Mulai Sadar
133
Pada Akhirnya Aku Sadar
134
Sosok Menawan Hati
135
Jodoh Sudah Diatur
136
Penjara Mengubah Segalanya
137
Hari Bahagia Tiba
138
Pengantin Baru
139
Saran Berdamai Dengan Diri Sendiri
140
Meminta Tolong Pada Orang Itu
141
Jangan Bicara Kala Emosi
142
Suami Baik Hati
143
Tak Cukup Pantas
144
Wanita Asing yang Datang
145
Langkah Tegas
146
Si Wanita Sombong
147
Berulah yang Membuat Viral
148
Menuntut Sebuah Maaf
149
Akan Karam
150
Lobi Untuk Keselamatan
151
Ancaman Menjadi Miskin
152
Frustasi Dan Kecewa
153
Jurang Kemiskinan
154
Tak Pernah Jera Membuat Masalah Baru
155
Mendadak Dipenjara
156
Undangan Tak Terduga
157
Merancang Rencana Pembalasan
158
Pengantin Tak Tahu Diri
159
Disentuh Tanpa Izin
160
Tak Mau Mengalah
161
Ketika Suamiku Cemburu
162
Bukan Demi Uang
163
Seseorang Dari Masa Lalu
164
Kenyataan Pahit yang Harus Diterima
165
Siasat Sang Wanita Licik
166
Kehilangan Suami
167
Sifat Tamak
168
Ujian Hidup
169
Pemerasan Oleh Papa Sendiri
170
Aku Tidak Bodoh
171
Pada Akhirnya
172
Akhir Cerita Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!