Dhita kemudian mulai mencari tahu ke mana hendak suaminya pergi namun Musa memilih untuk tetap tak memberitahu Dhita mau ke mana ia pergi.
"Sejak kapan kamu jadi cerewet begini?"
"Kok kamu jadi pakai nada tinggi begini?"
"Aku begini karena aku muak dengan sikapmu. Kamu ini menuduhku yang bukan-bukan!"
"Kalau memang kamu tidak seperti apa yang aku kataoan maka untuk apa kamu marah? Bukankah kalau kamu marah justru akan membuatmu semakin mencurigakan?"
"Kau sengaja ingin menjebakku dengan kata-katamu, kan?"
Dhita nampak tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya barusan. Dhita menjelaskan bahwa ia tak memiliki niatan buruk apa pun namun Musa sudah terlanjur kesal dengan perangai Dhita dan ia memilih langsung pergi begitu saja dari rumah.
"Mas, kamu mau ke mana?"
Namun Musa sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Dhita dan pria itu langsung masuk ke dalam mobilnya hingga Dhita pun kemudian karena didorong oleh penasaran yang tinggi segera mengikuti ke mana perginya sang suami.
"Mama mau ke mana?" tanya Tiara.
"Mama harus pergi ke suatu tempat, kamu jaga rumah dulu, ya."
Setelah pamit dengan anaknya maka kini Dhita pun segera bergegas pergi menuju motornya dan segera mengikuti ke mana perginya sang suami. Dhita mengikuti mobil Musa dari jauh dan akhirnya Dhita pun jadi melihat kalau suaminya pergi menuju sebuah apartemen yang asing baginya.
"Kenapa dia ke sini?"
Ketika Dhita hendak masuk ke dalam ia dicegat oleh satpam yang berjaga. Satpam mengatakan bahwa hanya penghuni apartemen saja yang boleh masuk dan tentu saja Dhita protes karena suaminya bukan penghuni apartemen namun ia boleh masuk ke dalam sini.
"Bapak yang tadi itu sering main ke apartemen ini dan temannya memang menghuni apartemen ini."
Jawaban dari satpam sungguh tak membuat Dhita menjadi puas. Dhita ingin mengetahui sebenarnya siapa yang ditemui oleh sang suami.
"Lebih baik anda pergi saja karena percuma juga saya tak akan membiarkan anda masuk ke dalam."
****
Hany menceritakan hal buruk yang dialaminya ketika berumah tangga dengan Fahri pada sang mama. Rohyati tentu saja merasa sedih karena ia pikir selama ini Hany menjalani hidup bahagia bersama Fahri namun justru neraka dunia yang Hany dapatkan selama ini.
"Aku sepertinya sudah tak sanggup lagi, aku mau berpisah darinya."
"Apa pun itu Mama akan mendukung keputusanmu."
"Terima kasih banyak, Ma."
Ketika Rohyati dan Hany tengah berbincang itu mereka melihat Fahri kembali datang ke rumah. Hany tentu saja sudah tahu apa maksud dan tujuan pria itu datang ke sini.
"Ma, bagaimana ini? Dia kembali datang."
"Kamu tenang saja. Mama yang akan bicara dengannya."
Rohyati kemudian keluar untuk menemui Fahri, pria itu mencium tangan Rohyati dan mengatakan bahwa ia datang ke sini untuk menjemput Hany pulang bersamanya namun Rohyati mengatakan bahwa Hany tak mau pulang bersama Fahri. Sontak saja Fahri terkejut dengan ucapan mertuanya ini, Fahri mengatakan bahwa Hany harus pulang bersamanya karena Hany adalah istrinya.
"Aku sudah mendengar semuanya dari Hany. Selama ini rupanya kamu memperlakukan anakku tidak dengan baik."
"Ma, jangan percaya apa yang Hany katakan. Aku sama sekali tidak seperti apa yang Hany katakan."
Akan tetapi Rohyati nampak tak mau mendengarkan Fahri, ia meminta Fahri untuk pergi saja dari sini.
****
Myra dan Musa pergi menuju sebuah mall di sana Myra membeli beberapa pakaian dan tas, semua barang yang dibelikan oleh Myra itu menggunakan uang dari Musa. Myra tentu saja sebenarnya memiliki uang untuk membayar belanjaannya namun Musa tak mengizinkan Myra untuk membayarnya karena Musa bilang ini adalah bukti cintanya pada wanita ini.
"Sejak kapan kamu jadi romantis begini?"
"Memangnya kenapa? Aku kan sering bersikap romantis padamu."
"Namun entah ini hanya perasaanku saja atau tidak namun kamu sepertinya lebih perhatian padaku padahal kamu bilang istrimu mulai curiga perihal hubungan kita."
"Dia memang sudah mulai curiga namun aku bisa menghadapinya."
"Mau sampai kapan kamu tak jujur mengenai hubungan kita ini?"
"Apakah kamu tak suka kalau kita menjalin hubungan seperti ini?"
"Bukannya begitu, hanya saja ... Aku ingin memiliki status yang resmi darimu."
"Bukankah kita berpacaran? Apakah menurutmu itu bukanlah sebuah status yabg resmi?"
"Iya memang kita ini berpacaran hanya saja aku ingin lebih dari sekedar menjadi pacarmu, Mas."
"Apa yang sedang kamu bicarakan ini?"
"Tentu saja aku ingin kamu menikahiku. Memangnya apalagi?!"
Musa nampak terkejut ketika mendengar ucapan Myra barusan. Ia tak menyangka kalau Myra akan memintanya untuk menikah dengannya.
"Mas, kok kamu malah diam saja? Apakah kamu tak mau menikah denganku?"
"Bukan begitu, hanya saja kamu tahu sendiri kan kalau aku sudah memiliki keluarga sebelumnya?"
"Tentu saja. Kamu kan sudah menceritakan semuanya padaku."
"Apakah kamu tak keberatan soal itu?"
****
Dhita datang ke rumah mamanya dengan raut wajah yang murung. Rohyati menanyakan apa gerangan yang membuat wajah Dhita menjadi seperti ini dan Dhita pun agak ragu ketika ia membagikan kisah rumah tangganya pada sang mama karena selama ini yang mamanya tahu dirinya dan Musa baik-baik saja namun tidak untuk saat ini.
"Pasti ada sesuatu kan? Kamu bisa ceritakan pada Mama."
"Sejujurnya aku memang memiliki sesuatu yang ingin aku bagikan pada Mama namun aku bingung."
"Kenapa kamu harus bingung? Mama kan ibumu, kamu bisa bebas bercerita pada Mama."
Pada akhirnya Dhita menceritakan masalah rumah tangganya dengan Musa pada mamanya. Rohyati nampak terkejut mendengar masalah dalam rumah tangga Dhita yang sudah berjalan 15 tahun belakangan ini.
"Apakah kamu yakin, Nak?"
"Sejujurnya aku tak pernah merasa sangat yakin begini, Ma. Aku yakin bahwa suamiku telah mendua."
"Apakah kamu sudah memiliki bukti yang kuat bahwa Musa memang berselingkuh?"
"Belum, tadi aku sempat mengikutinya sampai ke apartemen namun aku tak boleh masuk oleh satpam yang berjaga di sana."
****
Dhita pulang dari rumah sang mama dan ia jalan melalui apartemen tempat di mana tadi suaminya pergi. Dhita berharap dapat memergoki suaminya di sana namun nihil, ia tak menemukan apa pun dan Dhita memutuskan pulang ke rumah naun saat ia melalui sebuah jalan ia melihat mobil suaminya terparkir di pinggir jalan.
"Bukannya itu mobilnya mas Musa?"
Dhita bergegas menghampiri mobil tersebut dan alangkah terkejutnya dia menemukan sebuah pemandangan yang sangat membuatnya hancur. Ia melihat suaminya dan Myra tengah berciuman di dalam mobil.
"Apakah semua ini hanya mimpi?"
Musa yang melihat Dhita di depan mobilnya sontak melerai ciumannya dengan Myra dan langsung keluar dari dalam mobil menghampiri Dhita.
"Apa yang kamu lakukan?"
"HARUSNYA AKU YANG BERTANYA BEGITU! APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN BARUSAN, MAS?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments