Mengalir Seperti Sungai Part III

Hari pun sudah malam, Aku bergegas pulang ke rumah kontrakan.

"Dari mana kau?

"Hehehe main bola Bang di lapangan sana"

"Oh... kirain cari cewek, Dah makam kamu?

"Belum Bang, entar lagi, mau mandi dulu"

"Oke, sekalian nanti Abang nitip ya kalau mau beli makan"

"Oke Bang"

Aku kemudian mandi dan mencuci pakaian kotor ku yang sudah ku rendam tadi pas pulang dari pabrik, sehabis mandi, langsung pergi beli makan, buat makan malam ku dan Bang Tagor

"Bang, mau pake apa Bang?

"Pake nasi lah"

"Yee... Maksut Farhan lauk-nya Bang"

"Oh... Ayam bakar kalau ada, kalau gak ada Ayam goreng juga jadi lah"

"Siap Bang, Farhan jalan dulu ya"

Kulangkah kan kaki ku ke warung nasi, yang memang jaraknya lumayan juga dari kontrakan, sekitar 200 meteran, dan langsung memesan bungkus ke Ibu penjaga warung, setelah itu langsung mampir ke warung si Bima, membeli Rokok dan juga kopi rencengan. Setelah itu langsung balik ke kontrakan, Aku dan Bang Togar pun makan bersama, dan sehabis itu langsung menyeduh kopi, ya begitulah keseharian kami, seolah jadi rutinitas. Dalam hal bekerja juga sama, memuat sawit hasi panen dan mengirimnya ke pabrik pengolahan, sebenarnya ada rasa bosan juga kurasakan, karna kerjanya monoton, gitu lagi gitu lagi.

Tapi Aku sabar sabari dulu lah, sampai uang ku lumayan banyak, biar nanti Aku pulang kampung ke tanah kelahiran ku, uang ku cukup untuk membuat pondasi makam Nenek dan Ibu, dan juga buat bikin KTP sama SIM.

Tak terasa, Aku sudah ikut Banga Tagor Sembilan bulan, tujuan utama ku sudah tercapai, yaitu bisa nyetir mobil, memang dulu motivasi ku hanya itu, waktu dulu Aku bilang Ke Bang Mail ingin bisa nyetir mobil, dan Bang Mail lah yang menyaran kan dulu, kalau mau bisa nyetir dengan gratis dan malah dapat uang, ya jadi kenek, omongan Bang Mail lah yang ku ikuti, dan akhirnya terbukti juga apa yang dulu di katakan Bang Mail, Aku bisa nyetir dan dapat gaji bulanan, makasih Bang Mail.

Suatu waktu Aku curhat ke Bang Tagor, saat itu kami sedang dalam perjalan mau bermuat sawit.

"Bang, Farhan kayak-nya pengen berhenti deh Bang Akhir bulan ini"

"Kenapa? Bosan kau! atau tidak suka dengan ku?

"Hehehe... Bukan Bang, Farhan ingin pulang kampung Bang, dan juga mau bikin Ktp sama Sim"

"Oh, kalau itu-nya, kan bisa balik lagi kesini, setelah urusan mu selesai"

"Iya sih Bang, cuman Farhan pengen nyoba hal baru Bang, pengen merantau ke Jakarta"

"Ha..! Yang benar kau? Merantau ke jakarta?

"Iya Bang, pengen ngadu nasib disana"

"Wah... Kalau itu, Abang gak bisa halang halangi, terserah kau lah, yang penting, kau pertimbangkan lah dulu baik baik"

"Iya Bang"

"Oh iya, kalau pun kau tak jadi merantau ke Jakarta, datang lah kau kesini lagi, kerjaan selalu ada untuk kau"

"Hehehe...iya Bang, makasih Bang"

"Mau turun dimana kau?

"Kok turun Bang?

"Kan kau bilang mau ke Jakarta tadi"

"Kan Farhan bilang habis bulan ini Bang, bukan sekarang, lagian gimana mau ke Jakarta-nya, kita di tengah perkebunan sawit sekarang"

"Hahaha... Kupikir kau bisa terbang"

"Abang ini bercanda mulu! dah gitu bercandanya, omongan-nya serius. Jadi bikin panik, hehehe..

Memang Bang Tagor ini suka bercanda, dan bercandanya sangat serius, termasuk 2 kali Aku pernah di buat ketakutan sama dia, bahkan pernah sampai terkencing kencing di celana di bikinnya. Tak terasa sampai juga kami ditujuan bermuat sawit, para buruh sawit pun langsung memasukkan buah sawit itu ke dalam Bak Mobil, dan juga menyusunya, termasuk Aku, juga ikut membantu mereka, biar cepat, walau itu bukan bagian dari pekerjaan ku.

Kami akhirnya selesai juga bermuat, sekarang tinggal ngantar ke pabrik, dan sekarang giliran ku yang nyetir, Aku pun mulai menyetir sambil dengari lagu, sementara Bang Tagor kulihat sudah tertidur, pas lagi asyik dengarin lagu sambil nyetir, tiba tiba ku lihat di depan ku ada Anak Babi hutan, Aku langsung membangunkan Bang Tagor dan ngasi tau dia, Bang Tagor pun bangun

"Bang, itu ada anak babi hutan"

"Mana?

"Itu bang di depan"

Bang Tagor langsung buru buru keluar dari dalam mobil, dan berlari mengejar anak Babi hutan itu, Aku pun ikut turun, kulihat Bang Tagor berhasil nangkap 2 ekor anak Babi itu

"Dapat hepeng kita nih Dek" (Sambil Bang Tagor memperlihatkan anak Babi hutan yang berhasil dia tangkap)

"Emang mau di kemana in Bang?

"Di jual lah, ke lapo tuak, dapat hepeng (uang) kita nih, setidaknya laku ini dua ratus ribu, seratus seratus nanti kita"

Bang Tagor kemudian memasukkan anak babi hutan itu ke dalam karung, dan menaruhnya dibawah jok yang dia duduki. Akhirnya sampai kami di persimpangan, dan sekarang jalan yang akan kami lalui sudah aspal, bukan seperti tadi jalan bebatuan.

"Nanti berhenti lah sebentar di Lapo yang di depan sana"

"Iya Bang"

Tak berapa lama, kami pun sampai di depan Lapo, Bang Tagor langsung keluar dan membawa karung yang berisi dua ekor anak babi itu, tak berselang lama, Bang Tagor balik lagi ke dalam mobil, sembil mengipas ngipas kan uang dua lembar seratus ribuan.

"Kan sudah ku bilang, dapat hepeng kita"

"Hehehe iya Bang, lumayan Bang"

Dia pun membagikan ku Satu lembar uang itu, kemudian kulanjutkan nyetir ke pabrik, dan sesampai disana, ya sudah bisa di tebak, seperti biasa bongkar dan laporan ke manajemen pabrik. Sehabis itu, langsung balik, sekarang yang nyetir Bang Tagor, dan kami juga mampir di warung tempat biasa kami berhenti. Aku langsung mesan Indomie telor, sehabis itu mesan kopi hitam juga, sementara Bang Tagor hanya memesan Kopi.

Sambil ngopi, kami juga ngobrol ngobrol dengan sopir sopir lain yang sedang istirahat disana, sebagai basa basi saja, memang sudah begitu yang berlaku, bagi sesama supir dan Kenek truk Sawit. Hampir satu jam kami di sana, kemudian langsung pulang ke rumah kontrakan, sesampai di kontrakan, lagi lagi seperti biasa, rutinitas, Mandi, main gitar, main game di hp, beli makan kalau sudah jam tujuh an, lanjut lagi nyanyi nyanyi sambil main gitar dan di temani secangkir kopi hitam.

Ya begitulah terus, dari Senin sampai Sabtu, tapi kalau hari minggu beda lagi, karna memang libur, jadi sesuka hati saja, mau main kemana bisa, mau main bola bisa, mau begadang pas malam minggu-nya juga bisa, hidup anak muda seperti Aku memang terlihat santai, dan itu lah yang membuat ku ingin merantau ke Jakarta, ingin mencari tantangan baru.

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Zain

2024-04-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!