"Hari ini Nafia sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, harusnya kemarin tapi karena duo Al yang terlalu lebay, atau karena memang mereka khawatir, Fia mengalah. Duo Al meminta Fia sementara waktu tinggal di apartement Alvin di kota A, untuk memudahkan Alvin menjaganya, sedang Albi harus terbang ke negara B, karena masih harus menyelesaikan project yang disana, menurut mereka Fia belum sembuh benar, meski Fia tidak merasa tubuhnya sedang sakit saat ini.
"Dengar Fi, kau akan pulang ke kota X bersama dengan ku, setelah aku pulang dari negara B. Dan kau Vin, pastikan Fia tetap berada disini sampai aku menjemputnya" pesan Albi pada Fia dan Alvin
"Hei, kau terlihat seperti suami yang sangat possesif dan over protected, hahahaha" Alvin menggoda Albi sambil tertawa, sementara Fia hanya tersenyum yang membuat hati duo Al bergetar
"Aku seperti ini hanya dengannya, kau tau itu" sahut Albi
"Sudahlah, kalian membuat air mataku ingin keluar" ucap Fia untuk menghentikan perdebatan yang tak berguna di antara mereka
"Baiklah,,, baiklah,,, aku pamit dulu, sepertinya pilot ku sudah menunggu di atas gedung, aku berangkat dulu ya!!!" sambil melambaikan tangan Albi berjalan meninggalkan Alvin dan Fia yang masih duduk di atas sofa ruang tamu
"Hati-hati mas" ucap Fia sambil tersenyum ke arah Albi yang menolehkan kepala saat Fia berkata
"Mau Fia buatkan kopi mas?" tawar Fia pada Alvin yang fokus pada Nettbook di tangannya
"Kalau kamu tidak keberatan" jawab Alvin datar, tanpa menoleh
Fia pun segera beranjak ke dapur untuk membuatkan kopi, dan dia juga ingin membuat teh hijau mint untuk dirinya
"Ini kopinya mas" ucap Fia sambil meletakkan kopi di atas meja
"Terimakasih" sambil tersenyum Alvin mengucapkannya
"Mas Alvin tidak bekerja?" tanya Fia
"Siapa bilang? Aku bisa bekerja dimana saja. Kau tidak lihat di sekelilingku penuh gadget?" jawab Alvin yang sedang memangku Nettbook dan didepannya ada Laptop yang masih menyala, sedangkan earphone terpasang di telinga
"Sebaiknya Fia ke kamar, maaf sudah mengganggu mas Alvin"
Alvin sengaja melakukan itu, bukan ingin mengabaikan Fia, tapi ingin menyadarkan hati. Alvin memasang earphone hanya untuk mendengarkan sebuah lagu, entah mengapa dia menyukai lagu itu
Dygta, Aku memilihmu
*Sendiri berdiri di sini
'Ku hanya bisa menatap dirimu di sana
Berharap, selalu berharap
Masih ada cinta yang tersisa di hatimu
Andaikan kubisa memutar waktu
Ingin kupeluk dan tak melepaskanmu
Kumenyesal t'lah memilih dirinya
Sesungguhnya hatiku memilihmu
Tak bisa, sungguh 'ku tak bisa
Bersama dirinya, namun hatiku padamu
Berharap, selalu berharap
Masih ada cinta yang tersisa di hatimu
Andaikan kubisa memutar waktu
Ingin kupeluk dan tak melepaskanmu
Kumenyesal t'lah memilih dirinya
Sesungguhnya hatiku memilihmu
Dulu tak kusadari besarnya cintamu
Besarnya cintaku
Andaikan kubisa memutar waktu
Ingin kupeluk dan tak melepaskanmu
Kumenyesal t'lah memilih dirinya
Sesungguhnya hatiku memilihmu
Kumenyesal t'lah memilih dirinya
Sesungguhnya hatiku memilihmu
Hatiku memilihmu*
Alvin merasa inilah saatnya dia harus melepaskan semua perasaan yang lama tersimpan, setidaknya Alvin yakin, jika Albi tidak akan menyakiti Nafia, orang yang sangat ingin dia lindungi dan dia cintai
Sementara di dalam kamar, Fia berpikir, mungkin ini saatnya dia menerima Albi, setelah Albi lama menunggu, dan Fia juga melihat ketulusan di mata Albi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments