"Tuan, rumah anda sudah terjual, uangnya sudah saya transfer ke rekening pribadi tuan, dan untuk kepengurusan akte jual beli, sudah saya serahkan pada notaris" ucap Yoga ketika telah sampai dikantor Alvin
"Cepat sekali rumah itu terjual, saya rasa belum ada dua jam saya menjualnya! Tadi saya sudah katakan, uangnya kau transfer saja ke rekening Nafia"
"Maaf tuan, kebetulan tadi ada orang yang baru pindah dari kota XX, karena harga rumah itu lebih murah, dan sudah ada beberapa furniture, mereka langsung saja membelinya, mereka adalah keluarga militer tuan. Tapi nyonya Nafia meninggalkan semua barang pemberian tuan, nyonya hanya membawa beberapa pakaian saja, sisanya masih ada di dalam lemari dan sudah saya pindahkan ke gudang belakang rumah utama bersama lemarinya, dan untuk barang berharga di letakkan semua di dalam kotak ini, tadi ketika saya membereskan rumah, saya menemukan kotak ini di atas meja rias nyonya, untuk barang-barang yang lain saya jual bersama rumahnya sekalian"
Alvin meraih kotak pemberian Yoga, dan membukanya. Seketika matanya terbelalak saat melihat isi di dalam kotak, semua perhiasan yang di berikan Alvin tak ada yang di bawa, buku tabungan, kartu kredit dan Atm pun di tinggalkan, bahkan isi di dalam buku tabungan tak berkurang sedikit pun, dan tak ada tagihan apapun dari kartu kredit tersebut.
"Bagaimana dia hidup selama ini? Jika semua pemberian ku tak ada yang di gunakan sepeser pun" gumam Alvin
"Kau menikahi ku hanya untuk merawat ibu mu kan, maka tak perlu kau perlakukan aku seperti istrimu, dan beri aku uang sesuai gaji ku saja, tak perlu berlebihan, satu yang kuminta, tolong ijinkan aku menyelesaikan kuliah ku"
Kata-kata Nafia mulai terngiang di telinga Alvin, ternyata Nafia sangat serius dengan ucapannya. Alvin pun berjalan keluar ruangan menuju ruangan Yoga sambil membawa kotak dari Nafia
"Yoga, simpan kotak ini, jika suatu saat nanti kau bertemu dengannya, berikan kembali padanya, tetap kirim uang di nomor rekening seperti biasa, batalkan semua janji hari ini, saya mau pulang"
"Baik tuan"
***
"Semoga aku bisa memulai awal yang lebih baik" kalimat itu seakan menjadi kata sambutan untuk Nafia yang memang belum mengenal kota ini.
"Taxi nona?" sapa seorang sopir taxi pada Nafia
"Ya Pak," sahut Nafia dengan senyum
"Mau kemana nona?" tanya sopir taxi saat Nafia sudah berada di dalam taxi
"Entahlah Pak, saya juga bingung mau kemana? Bisa tolong saya, tolong carikan tempat kost dulu Pak?"
"Nona baru pertama kali ya di kota ini?"
"Ya Pak, dan saya tidak punya keluarga atau kenalan di kota ini"
"Kalau tidak keberatan, apa nona mau untuk sementara tinggal di tempat saya dulu, biar istri saya ada temennya nona" tawar sopir Taxi karena melihat Nafia dalam kebingungan mencari tempat tinggal
"Apa tidak merepotkan Pak?" Nafia ragu karena mereka baru saja bertemu, tapi Nafia tak melihat keburukan dari sopir itu
"Tidak nona"
"Baiklah kalau begitu, nama saya Nafia Pak. Nama bapak siapa?"
"Saya Afwan dan istri saya Aira, dari tadi ngobrol sampai lupa kenalan"
Tak terasa mereka telah sampai di sebuah halaman rumah sederhana yang terdapat warung kecil didepannya. Aira yang melihat Taxi suaminya pulang, bergegas keluar dari warung untuk menyambut suaminya pulang. Namun belum sampai Aira menghampiri, dia terkejut karena sang suami pulang membawa seorang perempuan. Nafia pun heran kenapa Aira melihatnya seperti itu
" Nafia, ini istriku Aira" Afwan memperkenalkan Nafia pada istrinya
"Bu, untuk sementara apa boleh Nafia menginap di rumah kita? Dia tak punya siapa pun di kota ini!" Afwan menjelaskan maksud kedatangan Nafia di rumahnya
"Apa boleh saya memelukmu Nak?" tanya Aira ragu, dan Nafia hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Maklum saja karena mereka telah menikah selama hampir 25 tahun tapi belum di karuniai anak, sedangkan usia Aira sudah 44 tahun dan Afwan 45 tahun. Dulu mereka memilih menikah muda karena tak ingin terjerumus ke hal yang tak di inginkan.
"Mari kita masuk, sudah waktunya Maghrib, nggak baik di luar" Aira pun menyudahi pelukannya dan mengajak Nafia masuk ke rumah, sedangkan Afwan membawa koper Nafia dan meletakkan di salah satu kamar yang ada di rumah tersebut.
"Nak, mulai sekarang panggil saja kami Ibu dan Bapak, anggap kami adalah orang tuamu, dan jangan sungkan berbagi cerita hidupmu, kami akan selalu mendengarkan, dan jika kami bisa, kami akan bantu menyelesaikan masalah yang sedang kau hadapi" ucap Aira yang merasa bahwa Nafia pasti sedang memiliki masalah
"Bu, ceritanya di lanjut nanti saja, bapak mau ke masjid dulu, ibu sama Fia sholat di rumah saja ya" pamit Afwan pada istri dan Fia
"Ya pak"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
atin p
alhamdulillah ketemu orang2 baik hati...
2022-04-07
0