"Fi,,," sapa Alvin
"Oke, aku pergi dulu, Al nanti tolong kamu antar Fia pulang, rumahnya tak jauh dari rumah orang tua ku, kau masih ingat jalan khan! Bye" meski tak rela namun Albi tetap melangkahkan kakinya keluar dan masuk ke dalam mobil kantor yang sudah menunggunya dari tadi untuk mengantarkannya pulang
"Terimakasih, kamu masih ingat aku" sepeninggal Alvin, suasana terasa canggung
"Sama-sama mas"
"Ada yang mau ku sampaikan, setelah ini terserah kau mau membenciku atau memaafkanku, tapi satu hal yang ku minta, selama aku bicara, jangan pernah menyela"
"Ternyata sifatnya masih sama"
"Ya mas"
"Nafia,,, maaf jika selama ini aku mengabaikanmu, menyakitimu, bahkan tidak perduli padamu, tapi,,, semua itu ku lakukan karena aku ingin melindungimu, Ronald akan membunuhmu jika dia melihat aku memberikan perhatian padamu, aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu, Nafia, aku menyayangimu, mencintaimu, sebenarnya aku tidak ingin kehilanganmu. Percayalah Fi,, aku benar-benar mencintaimu" Alvin bicara sambil berlutut dengan kepala yang dia rebahkan di paha Fia, sedangkan tangannya memeluk erat Fia, karena takut Fia akan pergi
Nafia yang mendengar hanya mampu meremas rambut Alvin dan menahan air mata yang sudah menggenang di matanya, ternyata selama ini Alvin juga memiliki perasaan yang sama, namun semua sudah terlambat kini
"Bangunlah mas, aku sudah memaafkanmu"
"Fi, sebentar saja, aku merindukan pelukanmu, rasanya terasa nyaman"
"Nanti kau akan tertidur, disini tidak ada kamar"
"Fi, aku tidak memintamu untuk kembali, tapi tolong biarkan aku dengan perasaan ini, aku bahagia saat melihatmu tersenyum. Fi, bagaimana hubunganmu dengan Albi?"
"Mas Bian,,?
" Bian,,,!" Alvin heran dengan Fia yang memanggil Albi dengan Bian
"Kami hanya dekat sebagai teman dan rekan bisnis"
"Sepertinya dia menyukaimu"
"Entahlah,,, mas apa tidak capek dari tadi berlutut terus?"
"Bahkan aku lupa jika sedang berlutut" perlahan Alvin melepaskan pelukannya dan berdiri
"Ayo pulang, sudah sore, sebentar lagi pasti singa itu mengaum" ajak Alvin
"Sebentar aku bereskan ini dulu"
"Fi, besok aku akan minta Yoga untuk mengirimkan semua hartamu kemari" ujar Alvin ketika sudah berada di dalam mobil, dan perlahan melajukan kendaraan menuju rumah Afwan
"Maksud mas?"
"Ya,,, uangmu dan uang hasil penjualan rumah itu, serta perhiasaan yang kau tinggalkan"
"Aku tidak butuh semua itu mas"
"Aku tidak terima bantahan, kau istri sah ku, jadi wajar jika aku juga memberi sebagian harta ku padamu saat kita bercerai"
"Baru sekarang kau ingat kalau punya istri"
"Tapi mas,,,, baiklah" akhirnya Fia mau menerimanya setelah mendapat tatapan tajam dari Alvin
"Fi, kau tidak ingin marah padaku?" tanya Alvin heran dengan sikap Fia yang masih menerimanya dengan kelembutan
"Untuk apa mas? Semua yang terjadi itu sudah takdir Tuhan, lagi pula dari awal aku sudah tau, cepat atau lambat semua akan terjadi" ujar Fia yang lebih memilih menerima keadaan dan bangkit dari keterpurukan
"Mau mampir mas?" tawar Fia ketika sudah sampai di teras rumah
"Lain kali saja, kalau butuh bantuan jangan lupa hubungi aku, anggap saja aku kakakmu sekarang, kamu mau ya!" ucap Alvin sambil menggenggam erat tangan Fia seolah tak ingin melepaskan
"Terimakasih mas,"
"Cepatlah masuk,,, lihatlah singanya sudah mengaum" sembari menunjukkan ponselnya yang tertera nama Albi di layar
"Hati-hati mas,,"
"Ya, sampai jumpa"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rezhazulfa
sering sering di promosikan ya thor biar ada kemajuan
kalo pemula emang begitu thor aku juga pernah kek gitu
semnat ya thor
2020-08-03
0