Beberapa bulan kemudian,,
Sejak hari itu hubungan Alvin dan Fia membaik, begitu pun hubungan Fia dan Albi. Orang tua Albi pun sudah menyetujui hubungan mereka, akan tetapi Fia masih ingin berkarier dulu. Alvin pun sudah merelakan dan menyetujui jika Albi memang benar-benar mencintai Nafia. Setelah mengantar Fia saat itu, Alvin tidak jadi menginap, dia memilih langsung pulang ke kota A, untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda. Setidaknya pikirannya sudah membaik dari sebelumnya.
Yoga yang melihat rona bahagia di wajah bosnya ketika kembali dari kota x pun menjadi heran, hanya bisa menerka tanpa bisa bertanya. Percuma, bukan jawaban yang di dapat, masih untung jika belati yang terbang, jika Boomerang,,,, sudah tak ada harapan lagi
Usaha RM Fia kini sudah berubah menjadi mini Restoran, dan sudah memiliki beberapa cabang di kota lain, saat ini sedang berencana untuk buka cabang di kota A, atas permintaan Alvin. Ruko itupun sudah beralih menjadi milik Nafia tanpa sepengetahuannya, karena Alvin sudah membelinya.
Afwan sudah berhenti jadi sopir taxi, dan kini membantu Aira jika Nafia harus ke cabang mereka di kota yang lain. Mereka pun sudah membeli mobil untuk transportasi mereka dari rumah ke Mini Resto mereka
***
"Pa,,, aku sudah muak dengan semua ini, sampai kapan papa akan tetap menjual ku?" Laura yang sudah tak mampu lagi bertahan dengan kehidupannya pun mulai menuntut pada Ronald
"Sabarlah nak,,, biarkan mereka bahagia dulu, sebelum menikmati kehancurannya, sebentar lagi saat itu akan tiba" ucap Ronald berusaha meyakinkan Laura
"Seharusnya papa malu, mengorbankan anak hanya untuk kepentingan pribadi papa, cukup selama ini aku hanya jadi pemuas nafsu papa, jika aku bisa aku lebih memilih mati, daripada hidup seperti j****g, kenapa tidak wanita itu saja yang papa jadikan korban tumbal papa, setidaknya dia bisa menghasilkan uang, bukan hanya menghabiskan uang, aku benci papa, seumur hidup aku akan benci KAU" sambil menahan tangisnya Laura mencoba meluapkan perasaannya
Plakkkk,,,,
Tamparan itu mendarat di pipi halus Laura tanpa aba-aba, Laura hanya mampu menyentuh pipinya yang memerah tanpa bisa membalas
"Sudah cukup kau bicara, dasar anak tidak tau untung, masih untung kau jadi j****g yang punya kehidupan mewah dan kehormatan, bayangkan saja jika kau sama seperti mereka di pinggir jalan, satu hal lagi, kau bukanlah anakku, jika kau lupa"
"Bunuh saja aku, tak ada gunanya lagi aku hidup, aku,,,,"
"DIAM" seketika Laura terdiam setelah mendengar kata itu
"Vin,,," lirih Laura, semua mata tertuju pada sumber suara yang ternyata Alvin sudah berdiri di belakang Ronald.
"Bukankah kau sedang berada di kantor?" ucap Ronald
"Bukan urusanmu, sekarang masih hari dan jam kerja, tanpa cuti dan ijin ku, kau berani datang ke rumah ku dan membuat kekacauan disini, Yoga" Alvin berkata dengan aura devilnya
"Baik tuan" Yoga yang mengerti dengan situasi sekarang pun mengajak Ronald untuk keluar dari rumah tersebut
"Ingat baik-baik Ronald, JANGAN PERNAH DATANG KERUMAH INI LAGI, DAN UNTUK KALIAN SEMUA, PERHATIKAN BAIK-BAIK WAJAHNYA, JANGAN BIARKAN DIA MASUK KERUMAH INI" ucapan Alvin membuat gemetar para pelayan yang mendengarnya
"Masuklah ke kamarmu Laura" perlahan Laura melangkahkan kakinya menuju kamar terindahnya. Bagi siapa pun yang melihat kamar Laura, mereka akan mengatakan sangat indah, namun untuk Laura, menyesakkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments