Sadar dengan rencana licik Raka, Ayu pun berlari keluar kamar.
Sementara Raka tersenyum puas setelah mengerjai istrinya.
“Pagi Nyonya.” Sapa Leo baru saja keluar dari kamarnya di lantai satu.
Ayu menganggukkan kepalanya menjawab sapaan Leo. Ayu jadi penasaran ingin bertanya tentang Rossa pada Leo.
“Leo.”
“Ya, Nyonya?”
“Apa kau tau bagaimana hubungan mas Raka dan Rossa?”
Leo bingung harus menjawab apa. “Rossa yang mana ya Nyonya?”
‘Cih Leo mau pura-pura tidak tau.’
“Rossa Kartika itu lho artis papan atas, memangnya ada berapa banyak Rossa yang dekat dengan suamiku?Sampai kau terlihat bingung.” Ketus Ayu.
‘Ayo Leo ayo beritahu aku apa hubungan mereka yang sebenarnya.’ Ayu menatap lekat Leo. Berharap mendapat informasi dari Leo.
“Hubungan Tuan Muda dan Nona Rossa adalah..,” Leo sengaja memotong ucapannya dan diam sesaat.
“Adalah apa?” Ayu sudah tidak sabar.
‘Apa Leo cepat katakan, sebelum suamiku itu turun.’
“Adalah hubungan atasan dan bawahan. Tidak lebih tidak kurang.” Jawab Leo santai, Leo pun tersenyum melihat raut kesal di wajah Ayu.
‘Cih sudah ku duga, Leo mana mungkin jujur dia kan kepercayaan Raka.’
“Hanya itu saja?” Memastikan sekali lagi.
Leo mengangguk. “Iya Nyonya, jika nyonya masih tidak yakin nyonya bisa bertanya langsung pada Rossa.”
‘Hiss apa-apaan si Leo, mana mungkin aku bertanya langsung pada Rossa. Mau ditaruh mana mukaku.”
“Tidak-tidak aku percaya padamu.” Jawab Ayu. Padahal sama sekali tidak percaya. Bagi Ayu Raka dan Leo sama saja.
“Apa nyonya cemburu?”
‘Cemburu?cemburu pala mu peyang, aku hanya penasaran tauk.’
“Sedikit sih.” Ayu pun meninggalkan Leo dan kembali ke kamarnya. Kali ini Ayu yakin Raka sedang mandi. Jadi, dia tidak akan menggangu Ayu.
Sampai di kamar Ayu menyiapkan setelan jas yang akan di pakai Raka, lengkap dengan dasi yang senada.
Selesai mandi Raka langsung memakai baju yang sudah di siapkan Ayu. “Hari ini jangan keluar dari rumah!”
Ayu terlihat memincingkan sebelah matanya tidak suka dengan apa yang baru saja di ucapkan Raka. “Mas mengurungku?” Tanya Ayu.
Ayu pun mulai melancarkan drama menyedihkan versinya. “Apa salahku, Mas?Kenapa kau mengurungku?Apa kau akan menjadikan aku putri yang terkurung di kastil?Menjadikanku putri yang kesepian karena tidak bisa melihat dunia luar?kau sungguh tega, Mas. Kau tega.” Ucap Ayu dengan nada menyedihkan.
Raka mengernyitkan alisnya sebelah mendengar drama dari istrinya. “Siapa yang mau mengurungmu?Kau ini kebanyakan nonton sinetron, hentikan nonton sinetronmu atau kau akan menjadi bodoh.”
Memang benar selama Raka di kantor, jika tidak menulis novel Ayu menghabiskan waktunya untuk menonton sinetron. “Mas tau dari mana Ayu suka nonton sinetron?”
“Kelihatan dari tampangmu yang bodoh itu!”
Raka melangkah keluar dari kamarnya di ikuti Ayu yang mengekor di belakang.
‘Cih Bodoh-bodoh gini juga memuaskan mu di ranjang.’
Raka mendadak berhenti ketika melihat ketiga orang kepercayaannya tengah duduk di meja makan seraya menikmati teh hangat.
Brukk.. Ayu pun menabrak punggung Raka yang mendadak berhenti. “Mas, ngapain sih berhenti mendadak.” Gerutu Ayu sambil mengelus kepalanya yang baru saja menubruk punggung keras Raka.
Raka tidak bergeming dengan ucapan Ayu. Membuat perempuan itu harus menyembulkan kepalanya kesamping agar bisa melihat apa yang dilihat Raka sampai berhenti mendadak dan berdiri seperti patung.
“Hai?” Ucap Ayu senyum seraya dada kepada tiga orang yang sedang asyik menikmati teh di ruang makan. Begitulah cara Ayu menyapa tamu.
Ketiga orang itu pun dada-dada balik ke Ayu. Mereka senang melihat tingkah nyonyanya yang ramah.
“Ngapain kalian dada sama istriku?Sok akrab.” Ketus Raka kemudian bergabung dengan ketiga orang kepercayaannya duduk di ruang makan.
“Kamu juga, ngapain cengar-cengir ke mereka?” Raka menarik kursi disebelahnya, membiarkan Ayu duduk di kursi itu.
‘Nggak lihat kita lagi saling kenalan.’
“Cuman senyum juga.” Ayu mengambilkan nasi ke piring Raka beserta lauknya.
“Bagaimana Mike, apa penelitianmu sudah selesai?” Tanya Raka.
Mike adalah salah satu orang kepercayaan Raka dan sekaligus dokter pribadi Raka. Mike baru saja kembali dari Amerika, ia melakukan penelitian dengan beberapa dokter disana.
“Sudah bos, hasilnya bagus.” Jawab Mike.
“Penelitian apa sih, Mas?” Tanya Ayu penasaran.
“Nggak usah tanya, aku kasih tau pun dengan kapasitas otak kecilmu ini, kamu nggak akan ngerti.” Ucap Raka seraya menyentil lembut kepala Ayu.
‘Aku kan hanya tanya, nggak dijawab nggak papa, nggak usah bawa-bawa otak juga Tuan. Dasar arogan.’ Ayu sudah biasa menyinyiri Raka dalam batinnya.
“Hilih pelit.” Ayu menoleh kembali pada Raka seakan ingin menanyakan sesuatu pada suaminya.
“Diam!Habiskan makanmu, dilarang bicara di meja makan!”
‘Dari mana dia tau aku akan bicara.’ Ayu pun menunduk, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya. Sampai sarapan selesai Ayu seperti mengunci rapat mulutnya, ia tidak berbicara sama sekali. Hanya menikmati makan sarapannya.
Sementara Raka makan dan sesekali ngobrol dengan orang-orang kepercayaannya.
“Kenapa kamu?Diam saja?Sariawan?” Tanya Raka melihat istrinya yang sedari tadi menunduk diam, tidak ikut mengobrol.
‘Cih bukannya dia yang memintaku diam. Apa dia mendadak amnesia?’
“Hei, aku tanya padamu.”
Ayu pun menoleh ke suaminya dan melirik orang-orang kepercayaan suaminya sesaat kemudian kembali menoleh suaminya. “Tadi kan mas Raka yang menyuruh ku diam.”
“Kapan?” Balas Raka pura-pura tidak ingat.
“Tadi!!”
“Masa sih?Aku tidak ingat.”
‘Hei bos mana boleh kau mempermainkan istrimu seperti itu.’ Begitu kira-kira isi pikiran ketiga orang kepercayaan Raka.
“Tadi, tadi mas yang bilang.” Ketus Ayu. “Diam!Habiskan makanmu, dilarang bicara di meja makan!” Ayu menirukan ucapan Raka tadi. “Mas tadi bilang begitu.”
Hampir saja semua orang yang di meja makan tertawa mendengar Ayu menirukan kata-kata Raka, bahkan intonasinya di buat semirip mungkin dengan yang di ucapkan Raka.
Raka menatap tajam ketiga orang kepercayaannya yang terlihat menahan tawanya itu. Kemudian melirik istrinya yang masih kesal.
“Makanya kamu jangan cerewet, jadi aku kan tidak akan melarangmu bicara.” Ucap Raka lembut.
‘Kapan si aku pernah cerewet?’
Raka dan orang kepercayaan nya bangkit dari duduknya dan bersiap untuk pergi ke kantor.
“Mas aku beneran nggak boleh keluar rumah?” Tanya Ayu memelas.
“Nggak!” Jawab Raka singkat.
‘Cih dasar otoriter!’
Ayu mengantar Raka sampai di mobil. “Jangan berulah, jadi anak baik di rumah!” Raka mengecup kening Ayu dan masuk ke mobilnya yang di kemudikan oleh Leo.
Sementara Wu bai dan Mike satu mobil di belakang Raka.
“Hati-hati suamiku.” Teriak Ayu seraya dada-dada dengan kedua tanganya.
Raka yang melihat itu pun membuka kaca mobilnya lalu menoleh dan menyembulkan kepalanya sedikit keluar. “Jangan kampungan!” Ucap Raka melambaikan tangan agar Ayu segera masuk kedalam rumah.
‘Lagakmu bos, padahal kau suka kan nyonya seperti itu.’
Setelah melihat Ayu berjalan masuk rumah Raka kembali duduk tegap dan senyum-senyum sendiri.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Upik Ndupick
lucu bgt
2020-08-09
1
ayyona
mampir lg
2020-08-03
0
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
semngat kak.. lanjut up 😘
2020-07-25
1