“Bi..Mas Raka belum pulang ya?”
“Belum, Nyonya. Mungkin sebentar lagi.”
Padahal jam sudah menunjukan pukul 20:20 malam, tapi Raka sama sekali belum menampakkan batang hidungnya.
“Selamat datang Tuan.” Sapa Bi midah pada Wu bai salah satu tangan kanan Raka.
“Siapa dia, Bi?” Wu bai melihat Ayu yang
tengah tertidur di sofa ruang keluarga.
“Nyonya muda, Tuan.”
“Oh, baiklah.” Wu bai pun masuk ke kamanya yang ada di lantai 1, kamar khusus saat dirinya menginap dirumah Raka.
Tak lama kemudian Raka datang bersama Leo. Raka yang akan naik ke lantai dua itu menghentikan langkahnya begitu melihat Ayu meringkuk tertidur di sofa.
“Ayu...” Raka menepuk bahu Ayu untuk membangunkannya. Tapi perempuan itu hanya menggeliat dan mengubah posisi tidurnya.
“Ayu..” kata Raka lagi dengan nada tinggi seraya memencet hidung Ayu.
Ayu pun mengerjapkan matanya pelan, samar-samar ia melihat wajah suaminya.
“Hehe mas Raka?” Ucap Ayu nyengir. Ayu mengangkat kedua tanganya untuk menangkup kedua pipi Raka. Dengan gemasnya Ayu mencubiti kedua pipi Raka.
“Mas Raka ku sudah pulang. Ayu kangen tau cupp..” Ayu mengecup bibir Raka, dengan kedua tangannya masih menangkup pipi Raka.
Prank Wu Bai yang baru saja mengambil minum dari dapur pun menjatuhkan gelasnya begitu melihat Ayu memperlakukan bos nya seperti itu. Hal yang sama terjadi, Leo menjatuhkan tas Raka yang sedari tadi di pegangnya.
“Ayu kamu ngigau?” Setelah mengecup bibir Raka Ayu kembali meringkuk dan melepaskan kedua tangannya dari pipi Raka.
“Ayu...” seberapa lama Raka memanggil pun tidak ada respon dari Ayu, perempuan itu sudah kembali ke alam mimpi. “Hm..” dengan sangat terpaksa Raka menggendong Ayu sampai di kamarnya.
“Saya akan maafkan perbuatanmu karena kamu mengigau.” Ucap Raka setelah membaringkan Ayu di ranjang. Ia pun langsung membersihkan dirinya dan turun untuk makan malam.
“Apa Ayu sudah makan, Bi?”
“Belum Tuan. Nyonya menunggu Tuan untuk makan bersama tapi Tuan tak kunjung pulang.” Kata Bi midah.
“Baiklah, jika nanti dia terbangun beri makan dia.”
“Baik, Tuan.”
Setelah makan malam Raka masuk keruang kerjanya bersama Leo dan Wu bai. Mereka membahas hal penting tentang proyek di Thailand.
Raka kembali ke kamarnya begitu jam menunjukan pukul 11 malam. Raka mendapati Ayu tengah duduk dengan kaki dilipat dan kedua tangan memeluk kakinya.
“Kenapa bangun?”
“Mas Raka pulang?” Ayu pun langsung melompat dari atas ranjang dan memeluk erat Raka. “Ayu kira mas Raka tidak pulang huhuhu.” Ucap perempuan itu menangis di pelukan Raka.
“Kalau tidak pulang kesini memangnya bisa pulang kemana lagi?” Raka tidak membalas pelukan Ayu. Yang akhirnya Ayu pun melepaskan pelukan itu.
“Kamu bosan sendirian dirumah?”
Ayu hanya mengangguk menjawab pertanyaan Raka. “Pergilah shopping atau ke salon jika bosan.”
Ayu pun mendongak kearah Raka. Dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Raka menyentuh dompetnya dan mengambil satu kartu black card. “Gunakan ini, kamu bisa bersenang-senang dengan ini, belanjalah sepuasmu.”
“Tapi Ayu tidak suka belanja.” Lirih Ayu.
“Apa yang kamu suka?”
“Bekerja.”
“No!Selama jadi istriku kau tidak boleh bekerja.”
“Ta-.” Belum sempat menjawab Raka sudah menutup mulut Ayu dengan jari telunjuknya. Sekilas Raka memandangi bibir mungil Ayu. Sebenarnya jiwa laki-laki Raka sudah bergetar saat tadi Ayu tiba-tiba memeluknya dengan erat. Apalagi gundukan di dada Ayu sempat menyentuh dada bidang Raka.
“Tidak ada tapi!” Kata Raka, Raka perlahan memajukan kepalanya semakin maju dan semakin dekat dengan kepala Ayu.
Deg deg.. Ayu pun menutup matanya.
“Cup .. selamat malam tidurlah.” Kata Raka setelah mencium kening Ayu, Raka langsung naik keatas ranjang dan berbaring meninggalkan Ayu yang masih berdiri dengan mata terpejam.
‘Astaga aku kira dia akan mencium bibirku, malunya padahal aku sudah bersiap.’ Blush ... Ayu mulai dengan segala pikiran mesum nya.
Dia pun mengikuti Raka naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah Raka yang sudah memejamkan mata.
Tak butuh waktu lama Ayu kembali terhanyut ke alam mimpi. Begitu mendengar derap nafas tenang perempuan di sebelahnya yang menandakan perempuan itu telah tertidur Raka membuka matanya. Raka memandangi wajah cantik perempuan di sampingnya, ingin sekali dia melahap perempuan itu malam ini. Tapi niatnya ia urungkan karena takut Ayu akan menjadi takut padanya. Sejak Ayu menggodanya di ruang keluarga tadi Raka sudah tidak bisa tenang. Ia selalu ingin berdekatan dengan Ayu.
***
Karena tidak mau bosan, hari ini Ayu keliling Jakarta dengan salah satu mobil Raka. Ayu memang bisa mengemudi sejak SMA. Dia juga sudah memiliki SIM, dengan berbekal GPS di ponselnya Ayu mengelilingi Jakarta dan berburu makanan.
Tadi pagi sebelum Raka kerja Ayu sempat meminta uang cash pada Raka, Ayu beralasan lebih butuh uang cash dari pada kartu. Tidak tanggung-tanggung Raka pun memberi Ayu uang cash 100juta dari brangkasnya. Sesuai janjinya pada Ayu, Raka hanya butuh istri yang penurut. Maka ia akan menuruti semua keinginan Ayu.
Dengan mengendarai mobil jazz RS warna merah Ayu mengunjungi satu Mall ke Mall yang lain. Tapi Ayu tidak membeli barang apapun di semua Mall yang ia kunjungi. Sampai pada akhirnya Ayu pun melihat satu gedung menjulang tinggi, gedung itu adalah salah satu perusahaan penerbitan di Jakarta. Kemudian muncul sebuah ide dari kepala Ayu. Dengan cepat Ayu mengemudikan mobilnya memasuki area perusahaan itu, Ayu pun masuk dan berbicara pada receptionis. Setelah beberapa saat Ayu keluar dari gedung itu dengan wajah gembira. Ia pun meninggalkan area perusahaan itu dan melajukan mobilnya ke rumah.
Sampai dirumah Ayu menurunkan belanjaan nya yang berupa bahan-bahan makanan, ada sayur-sayuran hijau dan beberapa daging segar.
“Nyonya dari mana saja?Tadi Tuan mencari nyonya, Tuan tidak bisa menghubungi nyonya.”
“Astaga.. Ayu lupa ponsel Ayu lowbat, Bi. Ayu tadi keluar jalan-jalan.”
“Nanti jika tuan pulang dan marah, nyonya harus nurut yaa. Tuan kalau marah menakutkan.”
Ayu pun hanya mengangguk. Setelah membersihkan diri, Ayu sedikit gugup menunggu Raka pulang. Ia sangat takut Raka akan marah. Ayu mondar mandir di ruang kamarnya seraya memikirkan cara untuk meredakan amarah Raka nanti.
Kriet.. pintu kamar terbuka Raka nampak masuk kedalam kamar dengan jas terlampir ditangan. Lengan kemejanya pun terlihat tergulung hingga siku. “Mas Raka sudah pulang.” Ayu mencium punggung tangan Raka dan mengambil alih jas Raka.
“Kemana seharian kamu tadi?”
“Ayu jalan-jalan mas, keliling Jakarta.”
“Dengan siapa?”
“Sendirian Mas.” Ayu meletakan jas Raka di keranjang khusus pakaian kotor.
“Jangan bohong kamu!” Raka sedikit meninggikan suaranya.
“Ayu tidak berbohong, mas.”
Raka pun mendekati Ayu dengan wajah murka entah apa yang membuat Raka murka. Ayu yang ketakutan melihat Raka mundur perlahan. Raka tetap berjalan ke arah Ayu sampai akhirnya Ayu terpentok ke dinding. Raka mencengkeram mulut Ayu dengan tangan kanannya. “Saya sudah bilang padamu Ayu, saya hanya butuh istri yang penurut!kenapa kau membangkang?Kau bahkan berbohong dengan mulutmu itu!”
“Ayu tidak berbohong mas, Ayu berbohong dalam hal apa?” Isak tangis Ayu terdengar begitu mendapat perlakuan kasad dari Raka.
“Saya tidak suka di bohongi!” Ketus Raka, ia melepaskan tangannya yang sedari tadi mencengkeram mulut Ayu. “Siapkan dirimu. Malam ini adalah malam pertama kita!” Raka kemudian meninggalkan Ayu yang masih bersandar pada dinding dan gemetaran itu. Raka juga memanggil pelayan untuk membantu Ayu bersiap.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Bidadarinya Sajum Esbelfik
iihh gk jelas... berbohong apa sih Raka????
2021-07-09
0
Nur Ain
Duh mungkin belum tau isteri punya sim
2020-08-09
0
ayyona
uwu uwu
2020-07-26
1