Beberapa jam yang lalu Raka tengah makan siang bersama klien di salah satu restoran di daerah Kuningan. Saat sedang berbincang bersama klien tiba-tiba Leo mendekat pada Raka dan membisikkan sesuatu. Setelahnya pandangan Raka tertuju pada pintu masuk restoran. Ia melihat istrinya tengah berjalan bersama seorang lelaki cukup tampan seumuran dengan Raka. Ayu dan lelaki itupun langsung duduk di sudut restoran, beberapa saat kemudian terlihat pelayan menghampiri meja Ayu. Ayu dan lelaki itu makan siang bersama sesekali terlihat Ayu seperti sedang menjelaskan sesuatu, lelaki itu pun mendengarkan dengan seksama. Mereka terlihat sangat akrab di mata Raka seperti sepasang kekasih.
Raka mengepalkan tanganya begitu melihat keakraban Ayu dengan lelaki itu. Ia pun harus rela meninggalkan Ayu bersama lelaki itu di restoran karena harus mengantar klien nya ke bandara. Jika tidak sedang bersama klien, Raka mungkin sudah menghampiri Ayu dan bertanya siapa lelaki itu.
***
‘Saya sudah bilang untuk jadi istri penurut, kenapa kau membangkang Ayu!Bahkan belum genap 2 bulan pernikahan kau sudah berani jalan dengan lelaki lain.’ Raka duduk di kursi ruang kerjanya hanya menggunakan jubah mandi.
‘Saya harus menghukum mu Ayu!’ Raka pun beranjak dari duduknya berjalan menuju kamarnya.
Di ruangan lain tubuh Ayu merosot ke lantai, ia terduduk lemas dengan kejadian yang baru saja ia alami. Bagaimana Raka memojokkan Ayu hingga terpentok dinding, dan bagaimana Raka mencengkeram rahangnya dengan keras. “Hiks hiks hiks.”
Kriet pintu kamar Ayu terbuka masuklah beberapa pelayan yang akan membantu Ayu bersiap menghadapi malam pertama. Para pelayan itu membantu Ayu membersihkan dirinya, dan memberi semprotan pada tubuh Ayu dengan wewangian. Sekitar satu jam akhirnya selesai, Ayu sudah duduk di tepi ranjang dengan lingerie seksi. Lingerie berwarna hitam transparan yang menunjukan setiap lelukan tubuh mulus Ayu. Untuk ukuran gadis desa Ayu termasuk gadis yang cantik dengan tinggi sekitar 165cm, kaki dan leher yang jenjang begitu juga kulit putih bersih.
‘Aku harus bisa ikhlas, bagaimana pun dia suami sah ku.’ Ayu mencoba tetap tenang, ia berusaha mengatur pernafasannya yang sedari tadi tak beraturan.
Tak lama kemudian Raka pun masuk ke dalam kamar, ia sempat tertegun beberapa saat di ambang pintu begitu melihat Ayu. Ayu duduk di tepi ranjang dengan menundukkan kepalanya tidak berani menatap Raka.
“Berdirilah!” Raka menelan salivanya sendiri begitu Ayu berdiri, terlihat dengan jelas lekulan tubuh Ayu di dalam balutan lingerie yang transparan itu.
Raka langsung mendekat pada Ayu. “Cup ..” kecupan mendarat di bibir Ayu. Lalu kecupan itu beralih ke pipi, kening, hidung dan mata Ayu. Raka menghujani seluruh wajah Ayu dengan kecupan mesra. Ayu hanya bisa memejamkan matanya mendapat perlakuan seperti itu, dia tidak tau harus berbuat apa karena ini pertama kalinya. Raka pun beralih mencium bibir Ayu, ia menggigit sedikit bibir bawah Ayu agar Ayu membuka bibirnya. Suasana semakin memanas begitu Ayu membalas ciuman Raka, Ayu bahkan mengalungkan kedua tanganya di leher Raka.
Raka mengajak Ayu untuk berbaring, ia pun langsung menindih Ayu. Malam pertama mereka akan dimulai.
“Lepaskan saja sayang. Tidak ada yang bisa mendengar selain Saya.” Kata Raka tangannya menarik tangan Ayu yang sedang menutup mulutnya itu.
“Ahh.” Desahan keluar dari mulut Ayu begitu Ayu membuka mulutnya. Tentu saja hal itu membuat Raka semakin bersemangat. .
“Mas sakit. Auh ouh.” Pekik Ayu merasakan sesuatu menghujam miliknya.
“Hanya sebentar sayang, setelahnya kau akan merasa nikmat.” Kata Raka yang belum berhasil membobol bagian bawah Ayu. “Sempit sekali sayang.” Raka terus menggerakkan juniornya sampai akhirnya ia bisa menembus benteng itu.
“Ahh.. sakit mas sakit.” Jerit Ayu dengan suara seksi begitu Raka berhasil.
Tak lama pun keduanya akhirnya terlelap begitu selesai memadu kasih. Mereka tertidur tanpa sehelai benang pun dan hanya berbalut selimut.
Ayu mengerjapkan matanya begitu merasakan pantulan matahari yang masuk lewat jendela kaca di kamarnya. Ia melihat ke sebelah tak ada Raka disampingnya. Ayu pun berusaha untuk bangkit, ia membalut tubuhnya yang polos dengan selimut. Perlahan Ayu berjalan ke kamar mandi, ia merasakan perih yang amat sangat di bagian bawahnya. Sampai di kamar mandi, Ayu melihat pantulan dirinya sendiri dalam kaca. Begitu banyak tanda kissmark di tubuh Ayu. Tidak hanya di leher tapi di seluruh tubuh Ayu.
‘Tadi malam itu nyata, aku benar-benar sudah menyerahkan hal berharga ku padanya.’ Gumam Ayu pada dirinya sendiri. Entah mengapa Ayu tidak merasa sedih telah memberikannya pada Raka, lagipula status pernikahan mereka sah di mata hukum dan agama.
Ayu pun langsung membersihkan dirinya dan berganti pakaian dengan dress turtleneck agar bisa menutupi kissmark yang ada di leher. Setelahnya Ayu kembali ke kamar. Ia mendapati ruang kamar sudah rapi bahkan sprei sudah berganti dengan sprei yang baru. Mungkin saat Ayu dikamar mandi pelayan masuk dan membersihkan kamarnya. Padahal Ayu malu karena ada bercak darah di sprei yang semalam.
Tok..tok..
“Masuk.”
Pelayan wanita masuk dengan membawa nampan berisi sarapan untuk Ayu. “Sarapan anda, Nyonya.”
“Saya kan bisa turun untuk sarapan mbak, tidak perlu repot-repot.”
“Sudah tugas kami nyonya. Tuan mengatakan nyonya sedang tidak enak badan, jadi harus sarapan dan tinggal di kamar seharian.” Kata pelayan itu seraya meletakan nampan tadi di meja kaca. Yang berada di tengah-tengah sofa kamar Ayu.
“Baiklah, Terimakasih mbak.”
Pelayan itu pun keluar dari kamar Ayu.
Ayu memang merasakan sakit di bagian bawahnya, rasanya memang malas untuk berjalan apalagi harus menuruni anak tangga. Ia sedikit bersyukur atas perhatian Raka. Meskipun juga sedikit kecewa karena Raka pergi sebelum Ayu bangun.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Bidadarinya Sajum Esbelfik
Hmmmm
2021-07-09
0
ayyona
hiks hiks hiks
2020-07-26
0
.
Hadir...semangat ya...
2020-07-24
0