Agenda pertama hari ini adalah memperkenalkan Mike sebagai direktur baru rumah sakit milik Raka. Setelahnya Raka melanjutkan agenda kedua meninjau proyek baru di daerah Kuningan.
***
Ayu memilih membuat kue untuk mengisi waktu bosannya.
“Nyonya ada tamu.” Ucap Bi Midah.
“Siapa Bi?”
“Orang suruhan Tuan Raka, Nyonya.”
“Baiklah, tolong tunggu ini Bi. Nanti kalau sudah 15 menit di angkat ya Bi.” Ayu meminta bantuan Bi Midah untuk menunggui kue yang baru saja Ayu masukkan ke dalam oven.
Ayu melihat dua orang perempuan paruh baya tengah duduk di ruang tamu.
Keduanya langsung berdiri begitu melihat Ayu. “Silahkan duduk.” Ucap lembut.
Setelah Ayu duduk, kedua perempuan itu lalu memperkenalkan diri mereka. Mereka adalah guru yang akan mengajari Ayu menjadi designer. Mengajari Ayu dasar-dasar awal menjadi designer sampai tahap yang paling sulit juga.
Yang pertama adalah Ibu Nina yang akan mengajari Ayu tentang menggambar design mudah sampai sulit beserta pemilihan warna pada desain dan kain yang cocok untuk desain yang dibuat.
Yang kedua adalah Ibu Nella yang akan mengajari Ayu membuat pola baju dan menjahit hingga bordir dan sejenisnya.
Ayu pun di buat tertegun, Ayu tidak menyangka Raka akan se perhatian itu padanya. Padahal Raka baru sekali melihat coretan gambar Ayu di kertas. Ayu tidak menyangka Raka lah yang menggiring nya untuk menggali potensi dalam diri Ayu.
Tentu saja Ayu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ayu langsung membuat jadwal belajar dengan kedua gurunya. Jadwal itu Ayu buat selang seling jika hari ini belajar design maka besuk belajar menjahit begitu seterusnya, agar tidak bosan.
Hari ini baru perkenalan. Ayu akan mulai belajar esok hari.
***
“Bagaimana, Apakah dia senang?” Raka menanyakan hasil pertemuan pertama antara Ayu dan kedua gurunya.
“Menurut laporan nyonya sangat senang, Bos.”
“Tentu saja dia senang, mana ada suami yang se perhatian aku. Sudah tampan, kaya, mendukung bakatny pula.” Ucap Raka dengan sombong nya.
‘Yaya terserah kau saja, Bos.’
Leo dapat melihat dengan jelas, kebahagiaan yang terpancar di wajah bosnya.
“Apa ada jadwal lain hari ini?”
“Tidak ada, bos.”
“Kalau begitu ayo kita pulang!” Raka bangkit dari duduknya dengan semangat, ia akan pulang lebih awal.
Di perjalanan pulang Raka melihat toko bunga. “Apa mau mampir beli bunga, bos?” Tanya Leo yang sudah menepikan mobil yang ia kemudikan di depan toko bunga.
“Untuk apa beli bunga?” Raka pura-pura tidak tertarik.
“Untuk Nyonya lah bos, nyonya pasti akan suka.” Ucap Leo. Sedetik dua detik tiga detik empat detik tidak ada jawaban dari Raka. Leo pun menghidupkan kembali mesin mobilnya berniat melanjutkan perjalanan.
“Hei, tunggu kau mau kemana?”
“Bukannya kau tidak tertarik membeli bunga bos?Aku akan melanjutkan perjalanan pulang.”
“Aku memang tidak tertarik. Tapi karena kau memaksa aku akan membelikan-nya bunga.” Raka turun dari mobil dengan memakai kaca mata hitamnya diikuti Leo.
‘Bilang saja kau juga ingin membelikan nyonya hadiah, apa susahnya bos?’
“Ada yang bisa saya bantu tuan?”
“Aku mau bunga yang cantik untuk perempuan cantik.” Ucap Raka pada penjaga toko.
“Baik, Tuan.” Butuh waktu 10 menit bunga pesanan Raka jadi.
Setelah membayar Raka kembali ke mobil. Dan Leo pun kembali melajukan mobil menuju rumah.
Sesekali Raka melirik bunga yang ada disebelahnya. Kemudian Raka akan tersenyum sendiri saat menatap bunga itu.
‘Apa dia akan menyukai bunganya?Ah pasti dia suka, apa lagi pemberianku. Dia pasti akan sangat senang, aku tidak sabar melihat dia tersenyum dan memelukku saat ku bawakan bunga ini.’ Raka membayangkan berbagai macam ekspresi Ayu saat menerima bunga itu.
Leo melirik Raka dari kaca depan. ‘Bos kau seperti orang tidak waras, senyam-senyum sendiri menatap bunga.’
***
Ayu baru saja selesai mandi saat mendengar suara mobil Raka memasuki halaman rumah. “Sepertinya itu mobil mas Raka.”
Ayu sedikit membuka gordennya, mengintip dari kamarnya. Dan ternyata benar mobil Raka. Ayu pun langsung berlarian kecil menuruni anak tangga menyambut kedatangan suaminya.
Ayu sudah sampai di depan pintu utama. Ayu melihat suaminya tengah berjalan menuju pintu utama dengan satu tangan di belakang.
Ayu dengan ceria menyambut Raka. ‘Aku tidak sabar untuk mengucapkan Terimakasih pada Raka.’
“Mas Tumben pulang jam segini?” Tanya Ayu begitu Raka sampai di hadapannya.
“Kenapa? Kamu senang kan aku pulang sore?”
“Senang banged.” Ayu langsung menggandeng lengan kiri Raka masuk ke dalam rumah, dengan posisi Ayu berjalan lebih dulu.
Raka pun mengeluarkan bunga yang tadi ia pegang dengan tangan kanannya. “Untuk kamu.” Kata Raka menyodorkan buket bunga di depan tubuh Ayu.
Hachin... Ayu langsung bersin begitu menatap bunga di hadapanya. Ia pun berbalik ke Raka. “Mas apa-apaan sih?”
“Loh apa-apaan gimana?” Tanya Raka heran.
Hachin..hachin...hachin.. Ayu bersin berkali-kali. Ia pun mundur dan menjauh dari Raka.
“Sayang.. kamu kenapa sih?Ini diterima dulu bunganya.” Raka mendekati Ayu yang terus berjalan menjauh.
“Mas aku tu alergi bunga kaya gitu, gimana sih kamu!” Ketus Ayu, lalu berlari menuju kamarnya.
“Alergi??” Raka mematung di tempatnya dan menatap nanar buket bunga yang masih di tangannya.
“Leo kamu dengar kata istriku tadi?” Beralih menatap Leo yang berdiri dibelakangnya membawa jas dan tas Raka.
Leo pun mengangguk. “Nyonya bilang alergi dengan bunga, bos.”
“Padahal aku sudah bilang tidak tertarik, tapi kau memaksaku jadinya begini kan?Awas kau jika istriku sakit karena bunga ini.” Raka melemparkan buket bunganya ke Leo.
‘Yah salah lagi, salah lagi.’
Raka menyusul Ayu ke kamarnya, dilihatnya Ayu sudah berganti pakaian. “Sayang...”
“Jangan mendekat!” Ucap Ayu dengan membuka lebar telapak tangannya dan diarahkan ke Raka, agar Raka tidak mendekat.
“Aku sudah tidak membawa bunga sialan itu. Lihat!” Raka memperlihatkan kedua tangannya yang bersih tanpa barang.
“Tapi kau sudah menyentuhnya, Mas. Mandilah dulu baru mendekatiku.” Ayu mengusir Raka agar segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
“Baiklah.”
Dengan cepat Raka langsung mandi. ‘Aku akan katakan Leo yang memaksaku membeli bunga agar Ayu tidak marah, ya benar itu salah Leo bukan salahku.’
Raka berganti pakaian, ia hendak mencari hairdryer untuk mengeringkan rambut nya. Tapi tidak menemukan alat itu, Raka pun menuju closet room milik Ayu. Membuka laci-laci yang mungkin saja di pakai Ayu untuk menyimpan hairdryer.
Bukannya menemukan alat itu, Raka malah menemukan obat putih kecil-kecil. ‘Obat?Apa istriku sedang sakit?’ Pikir Raka saat itu juga.
Raka pun mengambil obat itu dan mencari Ayu. Tapi karena tidak menemukan Ayu di kamarnya, akhirnya Raka memotret obat itu dan mengirimkannya pada dokter Mike.
Setelah menunggu beberapa detik Raka mendapat balasan dari dokter Mike.
Raut wajah Raka berubah merah padam setelah membaca balasan dari dokter Mike tentang manfaat obat itu.
Dengan cepat Raka keluar dari kamarnya mencari Ayu.
“Ayu!!!!!” Teriak Raka dari lantai dua.
.
.
.
.
Bersambung ..
Apa yang akan Raka lakukan pada Ayu guys?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Bidadarinya Sajum Esbelfik
ngapain marah kn niat dr awal mw cerai 😏😏😏😏😏
2021-07-09
0
ayyona
jejak duyu
2020-08-03
0
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
semngatt kak 😘😘😘
2020-07-26
0