Ayu kaget begitu lampu di kamarnya tiba-tiba menyala.
“Tau pulang juga kamu!” Suara keras Raka yang sedang duduk di sofa dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
“Ra-Raka, kamu pulang?” Tanya Ayu terbata-bata, Ayu sangat takut melihat ekspresi Raka yang saat ini.
“Kenapa?Kamu tidak suka saya pulang?” Raka beranjak dari duduknya. “Dengan begitu kau bisa berkeliaran di luar dan pulang malam?” Ketus Raka.
‘Tidak ada pilihan lain.’ Batin Ayu.
Ayu langsung berlari kearah Raka dan memeluk suaminya itu dengan erat. “Mana mungkin Ayu tidak suka. Ayu suka mas pulang, Ayu sangat Merindukanmu.” Ucap Ayu. Ia sengaja memainkan kepalanya di dada Raka.
Raka hendak melepaskan pelukan Ayu dengan menyentuh kedua bahu Ayu. Tapi Ayu malah semakin mengeratkan pelukannya.
“Mas Raka, apa mas tidak merindukanku?” Ayu mendongak pada Raka, ia sengaja memasang wajah memelasnya.
‘Sampai kapan kau bisa marah, Raka?Aku akan meluluhkan mu, ya meluluhkan mu seperti biasanya, dengan tubuhku.’
“Jangan memasang muka seperti itu!” Suara Raka sudah sedikit melembut, berbeda dengan tadi. Tatapan Raka tadi lebih ke tatapan membunuh.
“Ada apa dengan tatapanku?Apa kau tidak menyukainya?” Tanya Ayu, ia menggerakan tanganya meraba-raba dada Raka.
Dan tangan Ayu pun beralih memegang dasi Raka, dengan sekali gerakan Ayu menarik dasi Raka hingga kepala Raka sedikit menunduk. Cup, ayu pun mengecup bibir Raka.
“Apa kau tidak merindukanku?” Tanya Ayu setelah mencium sekilas bibir Raka dengan tatapan genitnya.
“Kau memang harus dihukum!” Ucap Raka menyentuh pinggang Ayu, menarik tubuh Ayu mendekat padanya.
“Dimana aku harus dihukum?Apakah disana?” Tanya Ayu seraya menunjuk ranjang.
Entah mengapa Raka tersenyum puas. “Saya tidak akan membiarkan mu tidur malam ini.” Bisik Raka di telinga Ayu.
Seketika wajah Ayu berubah kaget tapi sangat menggemaskan. “Saya suka eksperi wajahmu saat ini, sayang.” Ucap Raka. Raka langsung mencium bibir Ayu dengan mesra, ciuman itu semakin lama semakin dalam. Berubah menjadi lum*tan.
Cukup lama bibir mereka saling bertautan, sampai akhirnya nafas keduanya tersenggal-senggal. Dan Raka pun melepaskan ciuman itu begitu merasa ia dan Ayu hampir kehabisan nafas.
Raka langsung menggendong tubuh Ayu ke ranjang. Tangan Ayu pun tidak diam, ia melepaskan satu persatu kancing kemeja Raka. Dan setelahnya Raka mencopot kemejanya, membuangnya ke segala arah. Begitu juga Ayu yang sudah melepaskan dress yang tadi ia kenakan.
Kini mereka berdua sudah terlihat polos tanpa sehelai benang pun. Entah berapa kali mereka melakukannya, yang jelas Raka benar-benar tidak memberi waktu Ayu untuk tidur. Seperti katanya, Raka benar-benar menyiksa Ayu semalaman.
Ayu mengerjapkan matanya, ia benar-benar merasakan remuk pada seluruh tubuhnya. Saat membuka mata Ayu merasakan ada yang melingkar di perutnya, ia pun menoleh ke sebelah terlihat Raka masih tidur dengan pulas.
Ayu langsung melirik jam beker yang ada di nakas sebelah tempat tidur. Sudah jam 11:00.
‘Tumben dia menginap, biasanya dia akan pergi saat subuh.’
Perlahan Ayu pun menyingkirkan tangan Raka yang melingkar di perutnya. Ia kemudian bangkit untuk membersihkan diri. Cukup lama Ayu berendam di bath up. Tanpa sadar air mata menetes di pipi Ayu.
‘Aku memang hanya sekedar penghangat dan pemuas ranjang.’ Gumam Ayu sedih. Ia teringat bagaimana raut wajah Raka berubah begitu Ayu menggodanya.
‘Sadarlah Ayu, siapa dirimu, punya hak apa kamu terhadap Raka. Kau hanya pemuas ranjang yang legal tidak lebih.’
Ayu pun bangkit dan mengambil pil kontrasepsi di laci yang ada di closet room nya. Ayu langsung menelan pil itu. Ayu merasa butuh pil itu agar tidak hamil, Ayu merasa tidak perlu hamil karena pernikahan mereka tidak di dasari cinta.
“Selamat pagi!” Kata Raka diambang pintu, mengagetkan Ayu. Dengan cepat Ayu memasukan kembali pil itu ke dalam laci.
“Selamat pagi.” Jawab Ayu dengan senyum menoleh ke Raka.
Ayu berjalan ke cermin dan menyisir rambutnya yang masih basah.
Cup cup.. Entah kapan Raka berjalan, lelaki itu sudah berada di belangkang Ayu, memeluk Ayu dari belakang, menciumi bahu dan leh*r Ayu.
“Mandilah, aku akan menyiapkan makan untukmu.” Ucapnya pada Raka.
“Saya ingin memakan mu sekarang.” Ucap Raka masih dengan menciumi tengkuk leh*r Ayu.
Ayu pun membalik tubuhnya menghadap Raka, ia sedikit bergeser dari posisinya. Terus terang Ayu tidak mau melakukannya lagi, ia masih merasa lelah dengan siksaan Raka semalam.
“Kau menolakku?” Tanya Raka menyadari Ayu yang menggeser tubuhnya.
“Tidak, mana mungkin aku menolakmu.” Jawab Ayu tersenyum tipis, ia menggeser tubuhnya kembali ke tempat semula. Memberi kesempatan pada Raka agar lebih mudah menjamahnya.
Raka pun melanjutkan aksinya, ia menciumi tengkuk leh*r Ayu menambah bekas di leh*r Ayu. Karena tidak merasa puas dengan posisi saat ini, dimana posisi Ayu lebih pendek darinya dan Raka susah menjamah bagian dad* Ayu. Raka mengangkat tubuh Ayu agar duduk di meja rias diruangan itu, kali ini Raka bisa dengan mudah menciumi buah sintal yang berupa gundukan di dad* Ayu.
“Raka, jangan disini.” Lirih Ayu.
“Kenapa sayang?” Jawab Raka dengan nafas berat karena sudah dikuasai nafsu.
“Tidak leluasa.”
Cup.. Raka mencium sekilas bibir Ayu setelah mendengar jawaban Ayu. Dengan segera ia pun menggendong Ayu ke ranjang, dan mengulang kejadian semalam.
Begitu selesai melakukan ritual suami istri, Raka meminta Ayu untuk mandi bersama. Bukannya mandi dengan cepat, Raka malam meminta jatah lagi begitu sampai di kamar mandi.
***
Sarapan dirampel menjadi makan siang dan sore, karena Ayu dan Raka baru keluar kamar begitu pukul 2 siang. Setelah makan Raka menuju ruang kerjanya, sementara Ayu kembali ke kamar. Ayu masih sangat lelah.
“Cari tau apa yang dilakukan istriku saat diluar rumah!” Perintah Raka pada Leo
“Siap, bos.”
“Ada apa, bos?Apa ada yang mengganjal di hatimu?” Leo bisa tau bosnya sedang memikirkan sesuatu.
“Entahlah, aku merasa Ayu sedang menyembunyikan sesuatu.”
“Apa kau sudah mulai mencintainya, Bos?”
“Jangan bicara omong kosong kau, itu tidak akan terjadi!” Tegas Raka.
Leo hanya senyum-senyum mendengar jawaban bosnya.
“Jangan cengar-cengir, baj*nga*n!” Ketus Raka tidak suka.
“Bos, hati-hati dengan kata-katamu Bos. Cinta datang tidak pernah di duga.” Ucap Leo sok bijak.
Raka pun melempar Leo dengan buku yang dipegangnya, Leo dengan sigap menangkap buku itu sebelum menjatuhi kepalanya. “Keluarlah, brengs*k!” Ketus Raka.
.
.
Bersambung..
Author merasa getaran-getaran cinta mulai menyerang Raka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
ayyona
lanjut 😎
2020-07-31
0
Zui Kim
ampun kak.. pagi2 begini mendapat sajian begini 🤣🤣 o iya, Krisan dikit kak, tersengal-sengal kak lebih cocok dari terenggal-enggal.
2020-07-21
0
Rozh
Hai Thor,
ceritanya bagus💖semangat terus ya💪
•••Izin promosi•••
Mampir diNovel ku ya😊
2020-07-18
0