Seharian ini Ayu tidak keluar dari kamar. Pelayan akan datang untuk mengirim makan atau camilan untuk Ayu. Ayu menghabiskan waktunya untuk menulis novel.
Ayu ingin sekali menghubungi Raka, tapi tidak punya kontak pribadinya. Hanya lewat Leo, dan Ayu merasa malu menghubungi Raka lewat Leo jika bukan hal yang penting.
Sekitar pukul 17:00 akhirnya Raka sampai dirumah. “Mas, sudah pulang?” Tanya Ayu begitu Raka membuka kamarnya.
Raka mengangguk. “Apa yang kamu lakukan?” Raka menatap tajam pada laptop yang masih di pangku Ayu.
“Aku menonton drama Korea.” Ayu turun dari ranjang dan meletakan laptopnya di meja sofa. Lalu menghampiri suaminya. Membantu Raka melepas jas dan juga dasi nya.
“Saya mau mandi.”
“Baik, Ayu akan menyiapkan air hangat.” Dengan gerak cepat Ayu mengisi bath up dengan air hangat. “Airnya sudah siap, mas.”
“Bantu aku mandi!” Kata Raka santuy.
“Ha?”
‘Membantunya mandi?Aku sih mau-mau saja hihi.’
“Saya bilang bantu saya mandi!Saya mau kau menggosok punggungku.”
“Iyaa, iya.”
Dengan telaten Ayu menggosok punggung Raka. Saat akan mengambil sabun mandi, Raka malah mencipratkan air pada tubuh Ayu. Akhirnya baju Ayu pun sedikit basah.
“Mas, mau ngajakin main air?”
“Nggak, saya mau main yang lain.” Raka menarik tangan Ayu hingga tubuhnya terjatuh ke dalam bath up menindih tubuh Raka. Dengan cepat Raka mulai menciumi Ayu yang kini sudah duduk dipangkuannya.
“Mas!”
“Kenapa?Kamu mau menolakku?” Raka tidak menghentikan aktivitasnya yang mulai menjelajahi tubuh Ayu.
‘Iya, aku ingin menolak mu ingin sekali menolakmu. Rasanya masih sakit tau.’
“Tidak, tidak. Hanya saja apa kita akan melakukannya disini?”
“Hm.” Raka menutup mulut Ayu dengan bibirnya. Sekitar satu setengah jam mereka memadu kasih di kamar mandi.
Setelah selesai melakukannya, mereka pun mandi bersama. “Ayo kita makan!” Ajak Raka setelah memakai baju nya.
“Aku tidak lapar, mas.”
“Tapi aku lapar.”
‘Terus maksudnya aku harus gimana sih KA Raka?Aku harus nyuapin kamu gitu?.’
“Baiklah, aku akan menemanimu makan, mas.” Ucap Ayu. Ayu sedikit kesusahan berjalan, baru saja Raka menyiksanya di kamar mandi. Saat bercinta Raka memang tidak punya ampun sama sekali, Raka selalu saja punya hal baru yang bisa ia ajarkan pada Ayu.
“Kamu disini saja, Saya akan panggil pelayan. Kita makan dikamar saja!” Kata Raka begitu melihat Ayu. Raka sedikit iba pada Ayu. Apalagi ia tidak bisa menjamin kebahagiaan pada pernikahan mereka.
‘Alhamdulillah masih baik juga.’
“Makan yang banyak!”
Ayu pun mengangguk. “Mas?”
“Katakan!”
“Apa aku boleh bekerja?”
“Tidak!” Jawab Raka datar, raut wajah Raka berubah menjadi dingin.
Ayu yang melihat perubahan ekspresi pada Raka pun tidak berani melanjutkan permintaan nya.
‘Ya sudahlah.’
“Untuk apa bekerja?Hanya menyusahkan dirimu sendiri, saya bisa mencukupi kebutuhan hidupmu. Kebutuhan hidup orang tuamu. Jika kamu bekerja karena khawatir pada orang tuamu, kamu tenang saja. Saya sudah mentransfer uang untuk bapak dan ibu. Dan apabila kamu takut tidak bisa hidup ketika kita bercerai, kamu tenang saja. Aku akan memberi tunjangan yang cukup untuk mu.” Raka selesai dengan makan malamnya.
“Aku hanya takut.”
“Apa yang kamu takutkan?”
“Ayu takut terbuai pada kemewahan yang kamu berikan. Ayu takut melupakan siapa dan dari mana asalku.” Lirih Ayu.
“Ayu!Kau tidak perlu takut, kau bisa menikmati semua kemewahan yang saya berikan. Dan saya jamin kamu pun tetap akan menikmatinya meskipun kita berpisah nanti. Asal kau tidak pernah mengkhianati ku!” Tutur Raka dengan lembut tapi penuh penekanan, apalagi pada kata menghianati ku.
“Sejak awal sudah saya katakan. Saya hanya butuh istri penurut dan saya bisa berikan apapun untukmu!” Kata Raka lagi.
Ayu diam tidak bergeming, ia merasa bingung harus menjawab Raka bagaimana. Disatu sisi ia ingin percaya pada semua yang diucapkan Raka, tapi disisi lain ia juga ingin hidup mandiri agar tidak terlalu bergantung pada Raka.
Ketukan pintu mengakhiri obrolan mendalam antara Ayu dan Raka. Raka harus meninggalkan Ayu begitu Leo datang.
Tidak lama kemudian mobil Raka pergi meninggalakn rumah. Ayu bisa melihat dengan jelas bagaimana Raka pergi dan tidak pamit pada Ayu.
‘Selalu saja, mas. Kau datang dan pergi sesukamu.’
Ayu pun menutup gorden kamarnya, dan kembali melanjutkan novelnya yang sempat terhenti.
Hari-hari berikutnya hubungan Raka dan Ayu masih sama. Raka masih seenaknya datang dan pergi sesukanya. Kadang Raka pulang sehari sekali kadang tiga hari sekali kadang seminggu sekali, dan bahkan pernah satu bulan sekali.
Jika pulang Raka hanya akan meminta jatahnya, dan kadang Raka tidak menginap di rumah. Raka akan pergi dini hari atau menjelang subuh. Sangat jarang Raka menginap dirumah.
Ayu tidak pernah protes sama sekali, bukan tidak mau proses tapi lebih ke tidak berani protes. Bagaimana pun sejak awal Raka hanya butuh istri yang penurut. Bahkan tidak jarang Ayu menganggap dirinya pemuas ranjang yang legal. Hari ini genap satu bulan Raka tidak pulang.
“Nyonya mau kemana?” Tanya Bi Midah, melihat majikannya sudah rapi. Padahal sore hari.
“Mau keluar sebentar, Bi.”
“Baik, nyonya.”
Ayu pun melajukan mobilnya dengan pelan keluar dari parkiran. Ayu pergi dengan tas ransel karena harus membawa laptopnya.
Mobil Ayu masuk ke basement salah satu Mall terbesar di Jakarta. Setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi, Ayu masuk ke dalam Mall.
Ia pun menuju mcd, sesampai nya di mcd Ayu langsung mencari tempat duduk yang nyaman.
Beberapa menit kemudian datanglah seorang laki-laki menghampiri Ayu. “Nona Ayu?Maaf datang terlambat, jalanan sangat macet di jam magrib begini.” Ucap lelaki itu langsung menjabat tangan Ayu.
“Tidak papa, Tuan. Saya juga baru sampai.”
“Bagaimana, apa nona sudah tertarik pada tawaran kami?”
“Apa saya bisa membaca kontraknya ulang. Tuan.”
“Bisa, Nona.” Laki-laki itu pun mengeluarkan map coklat dari tasnya. Dan menyerahkannya pada Ayu.
Ayu membaca isi dari map itu, dan bertanya ini itu ke lelaki itu.
“Baik. Nona. Selamat bekerja sama, semoga buku ini meledak penjualnya. Kalau saya sih optimis pasti laku keras, karena ceritanya bagus dan menyayat hati.”
“Terimakasih, Tuan.”
Cukup lama Ayu dan lelaki itu berbincang. Perbincangan itu di tutup dengan makan malam bersama. Setelah mengakhiri pertemuan dengan lelaki itu, Ayu pun berkeliling ke Mall sebentar. Sebelum akhirnya Ayu memutuskan untuk pulang.
Ternyata jalanan menuju rumah sangat macet. Butuh satu setengah jam untuk sampai ke rumah. Ayu sampai di rumah pukul 21:30. Pelayan di rumah sepertinya sudah tidur, beberapa lampu juga sudah padam.
Ayu naik ke kamarnya dengan langkah tenang. Saat tiba di dalam kamar, tiba-tiba lampu kamar menyala terang. Padahal saat Ayu membuka pintu masih gelap.
.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
ayyona
judul na 🤫
2020-07-31
0
Triana R
semangat semangat kak
2020-07-26
0
Zui Kim
semangat kak 💪 like yg tertinggal.salam dari
1.ternyata suamiku adalah seorang pangeran
2. my ghost women 🥰
2020-07-17
0