“Apa kau menginginkan anak dari istrimu, bos?” Pertanyaan Wu bai memang sepele. Wu bai menatap lekat-lekat wajah bosnya. Begitu juga Leo, ia memasang telinganya siap mendengarkan jawaban dari bosnya.
“Tentu saja, siapa yang tidak mau memiliki anak dari istrinya. Kau tau istriku sangat cantik dan menggemaskan, jika dia memberiku bayi pasti akan menyenangkan.” Jawab Raka, laki-laki itu sudah di kuasi oleh minuman beralkohol.
‘Baiklah bos, aku akan mewujudkan keinginanmu.’ Leo menatap Wu bai, begitu juga wu bai yang juga menatap Leo. Mereka saling pandang dan akhirnya mangangguk yakin.
“Minumlah bos.” Leo memberi sebotol minuman beralkohol lagi pada Raka.
Malam itu Raka minum tanpa henti. Sampai akhirnya menjelang pagi, Leo dan Wu bai terpaksa mengantar Raka pulang.
Leo dan Wu bai memapah Raka sampai ke kamarnya di lantai atas. Mereka membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan.
Ayu terlihat tertidur pulas tanpa bergerak sama sekali meskipun ada keributan di dekatnya. Ya keributan itu adalah ulah Raka yang berontak dari papahan Leo.
Leo dan Wu bai pun membaringkan Raka perlahan di sebelah Ayu. Sebelumnya Leo memberi Raka air putih yang sudah di beri serbuk putih.
Setelahnya Leo dan Wu bai diam-diam meninggalkan kamar Raka.
5 menit kemudian Raka merasakan panas pada tubuhnya. “Sial*n Leo dan Wu bai, dasar bocah t*ngik.” Pekik Raka menyadari apa yang sudah dilakukan kedua orang kepercayaannya.
Raka membuka matanya melihat kesekeliling. ‘Brengs*k bocah-bocah itu membawaku ke rumah.’
Pandangan mata Raka beralih pada perempuan di sebelahnya. Perempuan yang juga istrinya tengah tidur meringkuk memeluk guling.
“Ayu.” Raka meraih bahu Ayu berniat membangunkan perempuan itu. Tapi Ayu tidak bergeming, perempuan itu hanya menggeliat pelan.
‘Ayu Kumohon bangunlah, dan pergi dari sini. Atau kau akan mendapat perlakukan kasar dariku.’ Raka terus-terusan mencoba membangunkan Ayu, lagi-lagi perempuan itu hanya menggeliat pelan.
Sampai akhirnya Raka sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Raka membalik tubuh Ayu hingga telentang. Dan Raka pun mulai menghujani wajah Ayu dengan ciuman. Raka melum*t kasar bibir Ayu, membuat perempuan itu terbangun.
“M-mas Raka?” Ucap Ayu begitu membuka matanya. Sementara Raka sudah bermain dengan buasnya di leher Ayu.
Ayu tidak berani menolak keinginan suaminya meskipun kasar Ayu menuruti semua keinginan suaminya.
Dan dini hari itu Ayu melayani nafsu buas Raka dengan bersedih. Raka melampiaskan nafsunya pada Ayu dengan kasar, Raka bahkan tidak mengindahkan permohonan Ayu agar Raka menghentikan permainannya yang kasar.
‘Aku tau kamu marah mas, tapi apa harus kau memperlakukan ku sekasar ini.’ Batin Ayu ingin sekali berteriak. Apalah dia yang tidak punya cukup kekuatan untuk menandingi kekuatan Raka.
Menjelang subuh Raka baru mengakhiri permainannya. Entah berapa kali Raka memaksa Ayu melayaninya. Raka pun tertidur pulas. Tapi tidak dengan Ayu, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ayu memilih untuk membersihkan diri dengan berendam di air hangat.
‘Semoga saat bangun nanti kau sudah memaafkanku, Mas.’
Setelah mandi Ayu berdandan dengan make up tipis dan memakai dress casual.
Ayu membenarkan selimut Raka dan berjalan keluar dengan tasnya.
“Bi, nanti kalau Tuan muda mencari saya, tolong bilang saya baru kepasar ya Bi.”
“Baik, Nyonya. Apa mau saya temani?” Tanya Bi midah.
“Tidak, perlu Bi.”
Ayu pun meninggalkan rumah dengan menggunakan taksi. Ia tidak mau menyetir sendiri karena masih merasa lelah.
Ayu memilih pergi ke pasar tradisional karena jam masih sangat pagi. Supermarket belum banyak yang buka.
***
Raka membuka matanya perlahan, masih merasakan sedikit penat di kepala. Raka pun mendudukkan dirinya bersandar pada punggung ranjang. Menyadari tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun, Raka langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh.
‘Ah aku pasti menyakitinya semalam.’ Raka mengingat bagaimana dia memperlakukan Ayu dengan kasar.
“Shitt... bagaimana jika dia kabur karena marah?” Raka mendadak gusar, ia meraih jubah mandi dan berlari keluar.
“Pagi bos, apa tidurmu nyenyak bos?” Tanya Leo. Leo duduk manis di meja makan dengan Wu bai menikmati sarapan.
“Dasar bocah tengik, aku akan menghukum kalian!” Ucap Raka tegas.
Raka melirik kesekeliling dapur mencari-cari keberadaan istrinya.
“Istrimu tidak ada, bos.” Kata Wu bai santai.
“Sial*n kemana dia?” Raka menatap kedua bawahanya tapi keduanya hanya mengangkat bahu mereka pertanda tidak tau.
Bi Midah baru datang dari membuang sampah.
“Selamat pagi, Tuan. Apa mau saya buatkan teh?” Tanya Bi Sumi sopan.
“Tidak perlu, apa bibi tau kemana istriku?”
“Nyonya kepasar, Tuan.”
“Apa bibi yakin?”
Bi Midah pun memgangguk. Raka percaya pada Bi Midah, kemudian kembali ke kamarnya.
Raka membersihkan diri dan bersiap pergi ke kantor.
“Ayo bos!” Ajak Leo dan Wu bai.
“Kalian pergi dulu saja.” Raka masih khawatir karena Ayu tidak kunjung pulang dari pasar. Bagaimanapun Ayu pasti marah dengan perlakukan Raka semalam.
Leo dan Wu bai memilih kembali duduk di ruang tamu. Mereka tidak akan berangkat ke kantor tanpa bosnya.
Ayu pulang dengan naik ojek serta membawa beberapa kresek penuh belanjaan.
Ayu melihat mobil Raka masih di rumah, berarti Raka belum pergi. Ayu memilih masuk ke rumah melalui pintu samping yang terhubung langsung ke dapur.
“Nyonya sudah pulang, tadi Tuan panik nyari nyonya.” Ucap Bi Midah membantu Ayu menurunkan barang belanjaan Ayu.
“Masa sih Bi?”
Bi Midah mengangguk.
‘Apa mengkhawatirkan aku?’
Ayu memutuskan untuk menemui suaminya. Dilihatnya Raka mondar mandir di ruang tamu. Diikuti kedua orang kepercayaannya, si Leo dan Wu bai juga terlihat mengikuti Raka mondar mandir.
“Mas, kalian ngapain sih mondar mandir kayak kincir angin gitu?” Ucap Ayu tanpa rasa bersalahnya.
“Ayu!” Suara Raka meninggi membuat nyali Ayu menciut.
“Kamu dari mana saja?Kenapa pergi ke pasar tradisional?kenapa tidak membawa mobil?kenapa pergi pagi-pagi sekali?” Perasaan cemas Raka hilang seketika melihat Ayu yang baik-baik saja.
“Aku ingin membeli gudeg dan wajik, semuanya hanya ada di pasar tradisional. Apa Ayu salah?Ayu minta maaf jika Ayu salah.” Ucap Ayu sudah berkaca-kaca.
Wajah memelas Ayu tentu saja bisa meluluhkan kemarahan Raka.
“Bos, kami akan menunggumu di mobil.” Leo dan Wu bai pun meninggalakn pasangan suami istri itu.
“Kemarilah!” Suara Raka terdengar lembut seraya merentangkan kedua tanganya. Ayu berjalan mendekati suaminya, dan langsung masuk ke dalam pelukan Raka.
“Maafkan aku untuk semalam.” Ucap Raka menciumi pucuk kepala Ayu.
“Aku juga minta maaf, aku menyesal meminum pil itu.”
“Baiklah, jangan diulangi lagi.”
Ayu mengangguk. Setelah beberapa saat, Raka melepaskan pelukannya. Raka kemudian pamit pada Ayu dan berangkat ke kantor.
Setelah Raka berangkat ke kantor, Ayu kembali ke dapur. Ia ingin memuat kue untuk menjamu gurunya nanti.
Hari ini adalah jadwal ibu Nani, Ayu akan belajar banyak tentang menggambar dari teknik paling dasar sampai yang tersulit.
***
Raka baru saja keluar dari salah satu restoran setelah menemui klien di ikuti oleh Leo.
Brak..Tiba-tiba seorang perempuan menabrak Raka. Untuk Raka sigap dan menarik lengan perempuan itu, jika tidak mungkin perempuan itu akan jatuh dan terbentur tembok.
“Maaf Tuan, saya tidak sengaja. Saya terburu-terburu.” Ucap perempuan itu pada Raka, perempuan itu sedang memungut tas nya yang terjatuh di lantai.
‘Suara ini, aku mengenalnya.’ Suara yang tidak asing di telinga Raka beberapa tahun yang lalu. Suara yang pernah sangat Raka rindukan.
“Raka ..Alice!” Ucap keduanya begitu melihat wajah satu sama lain.
.
.
.
Bersambung..
Jika suka dengan seseorang, maka ungkapkan . Tidak merima respon yang positif ya lupakan.
Hidup sesimpel itu, jangan mempersulit diri sendiri pada hubungan yang tidak pasti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Bidadarinya Sajum Esbelfik
pasti pelakoooorrr 😤😤😤😤
2021-07-09
0
Varra Ayunda
bertemu kekasih yang dku mengisi hati raka tu,,,,,
2020-12-18
0
Karnita Apriani Ontaha
pelakor bemunculan...
2020-08-31
1