Ayu kembali ke kamarnya dengan perasaan kecewa. Seharian ia menghabiskan waktunya untuk memasak berharap Raka akan pulang cepat dan mereka bisa makan bersama. Tapi apalah daya Ayu yang hanyalah remahan Peyek.
Ayu naik ke atas ranjang, ia langsung berbaring seraya memeluk guling. ‘Kamu memang tidak seharusnya berharap Ayu!’
‘Hiks hiks.’ Ayu mengusap air matanya sendiri dengan telapak tangannya, sesekali air mata itu menetes pada guling yang di peluknya. Ketika air matanya menetes lagi Ayu akan menghapusnya lagi dengan telapak tanganya lagi, begitu seterusnya sampai mata Ayu terpejam.
Sekitar pukul 01:30 Raka baru saja menginjakkan kaki nya di rumah. Tentu saja di ikuti asisten Leo dengan dua koper. “Istirahat lah Leo, aku akan langsung ke atas.”
“Siap, bos.”
Raka masuk ke dalam kamarnya dengan hati-hati. Ia kemudian melempar jas nya ke sembarang arah, dan melipat lengan kemejanya hingga siku.
Raka mendekati istrinya yang sedang meringkuk memeluk guling. *Cup ..Raka mengecup pucuk kepala istrinya lalu membenarkan selimut Ayu.
Setelah itu Raka menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
‘Apa yang dia lakukan?Kenapa menciumku?Apa dia sudah puas bermain diluar makanya pulang ingat rumah.’ Batin Ayu saat Raka mengecup pucuk kepalanya. Ayu memang belum tidur, tadi Ayu terbangun jam 12 malam dan sholat malam, akhirnya malah tidak bisa tidur lagi, sampai Ayu mendengar suara Raka, dan ia pun pura-pura tidur.
15 menit kemudian Raka sudah keluar dari kamar mandi. Raka langsung naik keranjang, berbaring di sebelah Ayu. Raka juga langsung masuk ke selimut dan memeluk Ayu yang sedang membelakanginya.
Raka menciumi punggung Ayu, membuat Ayu merasa geli tapi ditahannya. ‘Apa-apaan Raka, apa dia akan meminta jatahnya?Apa dia tidak tau aku sudah tidur?’ gerutu Ayu.
“Aku sangat Merindukanmu, sayang.” Lirih Raka. Setelah mengatakan itu tidak butuh waktu lama Raka langsung tidur. Ayu bisa merasakan Raka sudah terlelap karena nafasnya terdengar teratur dan tenang.
‘Halah ngomong rindu tapi gandengan-nya sama perempuan lain, basi!’ Teriak Ayu dalam batinnya.
Ayu pun membalik tubuhnya, kini ia bisa menatap dengan jelas orang suaminya. Lelaki di depanya, lelaki yang tengah tertidur pulas seraya memeluknya itu adalah suaminya. Suami sahnya yang sangat ia rindukan satu minggu ini.
Ayu menyentuh kepala Raka dengan lembut. ‘Jika seperti ini kamu mirip kucing ku yang di Jogja, imut. Coba kamu sadar aku mengelus kepalamu, pasti kau sudah menggonggong seperti anjing tetangga sebelah.’
Ayu pun menelusupkan kepalanya ke dada bidang Raka, kemudian ia ikut tertidur.
Pagi harinya ketika bangun, Ayu sudah tidak menemukan Raka di sebelahnya padahal baru jam setengah 6 pagi.
‘Lagi?Dia pergi tanpa pamit lagi?’
Ayu beranjak ke kamar mandi dan langsung membersihkan diri. Pagi-pagi Ayu sudah merasa kesal, bagaimana bisa Raka sudah pergi lagi.
“Bi midah mau kepasar?” Sudah biasa Ayu akan langsung pergi ke dapur saat pagi hari. Ia akan membuat teh manis yang akan membuat mood paginya berubah.
“Iya nyonya.”
“Nitip jamu beras kencur ya Bi.”
“Siap.”
Ayu tidak perlu memberi uang untuk Bi midah, karena uang bulanan sudah langsung di beri ke Bi midah saat awal bulan.
Cup.. tiba-tiba seseorang mengecup pipi Ayu.
“Pagi, sayang.” Sapa Raka, Raka sedang membuka kulkas dan mengambil air mineral. Raka langsung meneguk habis satu botol tanggung berisi air mineral itu.
Ternyata Raka bangun pagi untuk olahraga. Terlihat dari pakaian yang Raka kenakan dan jug keringat yang mengucur di kening Raka.
“Mas udah pulang?” Tanya Ayu pura-pura kaget.
“Aku sudah pulang dari semalam, sayang.” Raka mendekati Ayu dan menarik tangan Ayu, melingkarkan tangannya di pinggang Ayu.
Cup. Kali ini kecupan sekilas mendarat di bibir Ayu.
“Kenapa tidak membangunkanku?”
“Kau tidur seperti mayat sayang, mungkin bumi runtuh pun kau tidak akan bangun.” Ucap Raka. Raka kemudian mencium bibir Ayu lagi, kali ini bukan hanya kecupan ringan tapi ciuman yang sangat dalam.
Ayu tidak menolaknya sama sekali. Karena ia juga sudah merindukan sentuhan suaminya. Saat Raka ingin melakukan lebih, Ayu menahan tangan Raka. “Mas, ini di dapur.” Bisik Ayu.
Raka pun tersenyum kemudian langsung menggendong Ayu naik kekamar mereka. Sampai di kamar tanpa pemanasan Raka langsung melahap Ayu dengan rakusnya. Sepeti serigala yang kelaparan.
Ayu dengan senang hati melayani nafsu suaminya. Mungkin ia lupa dengan kekecewaannya semalam, sekarang yang Ayu rasakan hanya bahagia. Bahagia Raka tidak meninggalkan dia di pagi hari.
Belum ada 5 menit beristirahat, Raka sudah meminta lagi. “Sayang sekali lagi ya.” Ucap Raka, tangan Raka sudah menggerayangi tubuh Ayu. Dan mereka pun melakukannya lagi 3 ronde di pagi hari.
“Mas, kamu enggak ke kantor?” Ayu melihat jam dinding di kamarnya sudah menunjukan pukul 10:30.
“Nanti sajalah, aku masih kangen sama kamu.” Ucap Raka seraya mendekap Ayu.
Tok..tok.. suara ketukan pintu. Ayu hendak bangkit dan membukanya, tapi tanganya di tarik Raka. Bagaimana Ayu bisa membuka pintu di saat tubuhnya masih polos tanpa sehelai benang pun.
“Kamu mau kemana tanpa pakaian?” Tanya Raka begitu Ayu sudah kembali dalam dekapanya.
“Eh, iya. Aku lupa.”
Tok..Tok.. ketukan dari pintu terdengar lagi.
“Siapa?” Teriak Raka dari dalam kamar.
“Maaf Tuan, ini Bi midah. Di bawah ada Tuan Wu bai ingin bertemu Tuan.” Ucap Bi midah sopan.
“Oke, suruh tunggu di ruang kerjaku!”
“Baik, Tuan.”
Ayu bangkit dari tidurnya dengan selimut yang ia lingkarkan ke tubuhnya.
Raka juga ikut bangkit dari tidurnya sang langsung mengangkat tubuh Ayu. “Mandi bareng saja.”
Raka membawa Ayu ke kamar mandi dan mereka pun mandi bersama. Hanya mandi saja, karena Raka sudah di tunggu Wu bai.
“Kamu ikut aku ke kantor saja?” Ucap Raka pada istrinya.
“Memang boleh?” Tanya Ayu penuh harap.
“Boleh, Sayang.” Balas Raka seraya mengecup sekilas bibir Ayu.
Raka dan Ayu turun sudah dengan pakaikan rapi. “Bi, panggilkan Leo dan Wu bai untuk makan!”
“Baik, Tuan.”
Tidak lama pun kedua asistennya sudah berada di ruang makan. “Meeting di kantor saja!” Ucap Raka yang langsung diangguki Leo dan Wu bai.
Setelah makan, mereka langsung menuju perusahaan. Leo duduk di kursi kemudi sebelahnya ada Wu bai. Sedangkan Raka dan Ayu duduk di kursi penumpang belakang.
“Mas?Apa nanti aku tidak merepotkanmu?Bukannya kamu harus meeting?” Bisik Ayu di telinga Raka. Ia tidak mau Leo dan Wu bai mendengarnya.
Raka ikut-ikutan berbisik. “Saat aku meeting kau bisa bermain di kantorku.”
.
.
.
Bersambung..
Sebentar lagi konflik yaa ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
kia
hai kak, aku mampir lagi bawa bintang 2 like nih
sering mampir dan feedback ke ceritaku "PERNIKAHAN WASIAT" yaa (langsung klik profilku aja)
makasiii dan semangat selalu
2020-08-09
0
ayyona
lagi 😍
2020-08-02
0
VLOOM BIEN
Mantap kak. Lanjutkan terusss
2020-07-21
0