Dua hari yang lalu..
Ckittt.. Leo menginjak pedal rem mobil yang ia kendarai dengan mendadak saat tau hampir menabrak seorang wanita.
“Anda tidak papa, Tuan?” Leo menoleh ke arah Raka yang baru saja terpentok kursi bagian depannya. Raka sedang duduk seraya membaca laporan kerjaan di tab yang ia pegang, saat Leo tiba-tiba mengerem mendadak.
“Tidak papa. Coba periksa apa yang terjadi!”
“Baik, Tuan.” Leo pun turun dari mobil, menghampiri perempuan yang tadi hampir saja tertabrak mobilnya.
“Apa anda mau mati?!Kenapa menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri?” Teriak Leo pada perempuan yang masih berjongkok di depan mobil dengan posisi membelakangi Leo.
“Maaf, tuan. Jika saya tidak melompat ke jalan, kucing ini akan mati tertabrak mobil Tuan.” Kata perempuan itu berdiri membalik tubuhnya menghadap Leo dengan menggendong kucing dilengannya.
“Jadi, Anda melompat ke jalan hanya karena kucing?” Leo benar-benar tidak habis fikir, apa otak perempuan itu masih waras. Bisa-bisanya ia mempertaruhkan nyawanya hanya demi kucing.
“Iya.” Jawab Ayu polos. “Saya tidak tega melihatnya, kakinya terluka.” Ayu menunjukkan kaki si kucing yang memang sedang terluka. Kucing itu tadi jalannya pincang.
“Ya sudah. Lain kali harap lebih berhati-hati.”
“Baik, Tuan. Sekali lagi saya minta maaf.”
“Ada apa Leo?” Teriak Raka dari dalam mobil, Raka menurunkan kaca mobilnya mendongak ke luar.
Leo langsung berjalan ke arah bosnya begitu tau sang bos mendongakan kepalanya ke bagian luar mobil. Leo menceritakan detail kejadian itu.
“Maaf, Tuan sudah mengganggu perjalanan anda.” Ayu membungkuk sopan lalu berjalan minggir ke tepi jalan.
Raka membuka pintu mobilnya dan keluar dari mobil berjalan menghampiri Ayu. “Apa anda terluka?”
“Eh. Em tidak, Tuan.” Jawab Ayu masih berdiri mematung di tepi jalan dengan menggendong si kucing. Ayu terpukau dengan ketampanan Raka.
“Sepertinya siku anda terluka.” Raka memperhatikan lengan siku Ayu yang memar tergores aspal.
Ayu langsung memandang lengannya, benar ada semburat warna merah muda bekas darah yang keluar di siku lengannya. “Ah, ini hanya luka kecil. Tidak masalah.”
“Luka besar berawal dari luka kecil Nona, jangan di anggap enteng.” Sahut Leo.
Raka langsung memberi isyarat pada Leo agar mengajak Ayu masuk ke dalam mobil.
“Mari Nona, kami akan mengantar nona untuk berobat.” Ajak Leo pada Ayu untuk masuk ke dalam mobil.
“Tidak, tidak perlu Tuan. Saya benar-benar tidak apa-apa.” Ayu menolak dengan sopan ajakan Leo.
Leo berbisik pada Ayu. “Tolong Nona ikut saja, jika tidak bos saya akan marah karena menganggap saya tidak becus dalam bekerja. Lagi pula saya juga hampir menabrak nona.” Lirih Leo dengan tatapan memelas.
“Tapi, saya benar-benar tidak apa-apa?” Kata Ayu yang tidak kalah lirih dari Leo.
“Itu kan menurut nona, tapi berbeda dengan pandangan bos saya.” Lirih Leo berbisik lagi pada Ayu.
Ayu dan Leo malah saling berbisik-bisik, membuat Raka kesal. “Leo!!” Ketus Raka.
“Iyaa, Tuan, Iya. Nona ini akan segera masuk mobil dan pergi kerumah sakit.” Dengan cepat Leo menjawab panggilan Raka, sebelum Raka menjadi murka.
“Mari, Nona.” Ajak Leo. “Tolong!Sekali ini saja, Nona.” Leo kembali berbisik pada Ayu.
Tidak ada pilihan lain, Ayu pun ikut masuk kedalam mobil bersama kucing dalam gendongannya. Leo membukakan pintu mobil bagian belakang, jadi Ayu duduk disebelah Raka yang sudah kembali lebih dulu ke mobil.
“Kerumah sakit!!” Titah Raka sang bos besar.
“Baik, Tuan.” Leo menghidupkan mesin mobil lalu melajukan mobil meninggalkan tempat itu.
“Tuan, siapa nama Tuan?” Tanya Ayu memajukan kepalanya mendekat ke celah antara kursi kemudi Leo dan kursi penumpang di sebelah Leo.
“Leo, Nona. Dan bos saya yang duduk disebelah Nona Tuan Raka, kalau anda?”
“Saya, Ayu. Em, Tuan Leo apa anda bisa mengatar saya kerumah sakit hewan saja?”
Raka menoleh ke Ayu, Ayu pun menyadarinya. “Dia lebih butuh dokter dari pada saya.” Kata Ayu menatap Raka yang juga menatapnya, Ayu menunjukkan luka kaki pada kucing yang digendong nya.
“Bagaimana, Tuan?” Leo melirik ke arah Raka lewat kaca depan.
“Turuti saja kemaunnya.” Balas Raka. Raka kemudian kembali fokus pada tablet yang berada di tangannya.
Setelah itu keadaan di dalam mobil sangat hening. Hingga mereka sampai di salah satu rumah sakit khusus hewan.
Butuh sekitar 1 jam untuk memeriksa si kucing, setelah mendapat pengobatan dan obat si kucing pun bisa di bawa pulang. Leo yang membayar semua biaya pengobatan si kucing, setelah berbincang sedikit dengan Ayu, Leo dan Raka meninggalkan Ayu. Ayu memang sengaja tidak mau diantar saat Leo menawarkan akan memberi tumpangan Ayu sampai kerumahnya. Bagi Ayu, Leo dan Raka sudah sangat baik mau membayar biaya pengobatan si kucing. Ayu tidak mau merepotkan Leo dan Raka lagi.
***
“Leo!”
“Iya, Tuan.”
“Dia sungguh gadis yang memeluk kucing itu kan?”
“Betul, Tuan.”
“Apa kau sudah dapatkan detail identitasnya?”
“Saya sudah mengirimnya ke email, Tuan.” Raka langsung memeriksa email dari Leo.
“Atur pertemuan secepatnya!”
“Baik, Tuan.”
Hari berikutnya adalah hari dimana Raka akan bertemu Pak Hendra bersama Ayu. Leo mengatur pertemuan itu di salah satu hotel terbaik yang ada di kota Jogja. Di sebuah ruang pertemuan sudah menunggu Pak Hendra dan Ayu. “Ayu!”
“Enggih, Tuan.”
“Kamu bisa memanggilku Pak Hendra saja. Ayu! Aku hanya mau menegaskan, aku tidak pernah memaksamu, kamu sendiri yang bilang akan melakukan apapun selama aku meminjamimu uang. Kamu masih ingat kan?”
Ayu mengangguk. “Iya pak. Ayu masih ingat, Ayu juga tidak terpaksa pak. Apapun akan Ayu lakukan demi Bapak.”
“Baiklah, kamu tenang saja Yu. Setelah menikah dengannya hidup keluargamu tidak akan sulit lagi, menukar kebebasanmu dangan kehidupan yang lebih baik untuk Orang tuamu bukankan tidak masalah?”
“Iya Pak. Ayu mengerti pak.”
Ceklek.. pintu ruangan itu terbuka menghentikan pembicaraan antara Pak Hendra dan Ayu. Nampak asisten Leo berjalan masuk keruangan, dan seorang laki-laki tampan lengkap dengan stelan jas menambah aura elegan pada laki-laki itu.
Pak Hendra dan Ayu pun berdiri menyambut kedua laki-laki yang baru saja memasuki ruang rapat.
“Silahkan duduk.” Ucap Raka mempersilahkan Pak Hendra dan Ayu untuk duduk kembali.
Setelah berbincang-bincang sedikit, pak Hendra pun meninggalkan Ayu bersama Raka dan Leo. Mereka akan membahas hal yang penting. Ayu menatap kepergian pak Hendra dengan sendu, ia merasa takut tapi berusaha menyembunyikan ketakutannya itu.
“Nona Ayu, anda pasti sudah tau garis besar dari pertemuan ini bukan?” Leo membuka pembicaraan setelah hening sesaat karena pak Hendra keluar.
Ayu pun mengangguk. “Iya, Tuan Leo. Pak Hendra sudah mengatakan pada saya.”
“Berapa hutangmu pada Pak Hendra?” Tanya Raka secara tiba-tiba.
“700 juta Tuan.”
.
.
Bersambung..
Netizen: Thor visual thor?
Author: Wait wait.. sik sik guys ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Gisella Pratama
bagus Thor q lanjut bacanya
2021-08-11
0
Nur Elisya Susanti
gila hutang segitu Gede nya....
2020-10-27
2
ayyona
ngintip ya.. 😁
2020-07-24
0