"Megan...." Panggil hazel dengan suara tertahannya.
"ehmm?" Megan menatap hazel dengan ekspresi datarnya hazel menghilangkan Megan dia memegang dagu Megan dan membalikkan wajah halus itu ke kanan dan ke kiri.
"mau Sampai kapan?" Megan diam dia tahu apa yang hazel maksud, hazel dengan kasar menghempas wajah Megan sampai rasa ngilu membuat Megan meringis.
Rumah saat ini sangat sepi hanya ada mereka dan Cindy yang tengah berada di gudang produk jualan mereka.
"gw bisa berdiri di sini dengan sangat angkuh, dengan semua yang lu ajarin gw bisa menata hidup gw lagi" hazel memandang Megan remeh.
"tetapi lihat manusia baj**gan ini, yang lemah hanya karena laki-laki" hazel meludah kesamping sambil tersenyum hazel menarik kerah baju Megan memperlihatkan tulang selan*k* yang terdapat beberapa bercak merah.
Megan yang diperlakukan seperti itu melepas paksa tarikan Legan hazel.
" gw ngelakuin ini untuk bales dendam ada masanya gw akan merasa puas. tetapi bukan sekarang" ujar megan dengan penuh penekanan.
" tetapi bukan dengan merendahkan harga diri kamu" Megan melengos pergi tepat dipijakan tangga pertama Megan berbalik untuk menatap hazel.
"gw bukan perempuan suci, sejak awal bahkan sejak anak-anak gw sudah mengalami kekerasan se*s*al dan ini bukan apa-apa" setelah mengatakan itu Megan melanjutkan langkahnya.
Hazel yang melihatnya benar-benar merasa iba, keinginan untuk balas dendam pada laki-laki yang membuat dia kehilangan semuanya sangat besar Megan berambisi untuk menghabisi keluarga musuhnya dengan menghancurkan keluarga harmonis itu. dia akan masuk sebagai ibu baru yang baik menyingkirkan mereka dengan perlahan.
pada hari bahagia untuk pasangan baru ini Megan dibuat menganga karena Gisel terus menebar kemesraan sedangkan suaminya sudah berusaha agar tidak membuat sesuatu yang tidak pantas untuk dilihat oleh anak remaja di rumah itu.
"kamu gak sayang aku lagi ya? Atau kamu kepincut sama salah satu Kunti bogel di sini?" Ujar Gisel manja semua orang yang mendengarnya membuat ekspresi seolah ingin muntah kecuali suaminya yang tersenyum canggung.
Suami Gisel adalah seorang pekerja pabrik yang hidup sebatang kara dikota jakarta dia tinggal di panti asuhan sejak kecil dan mulai mandiri setelah usianya menginjak kepala dua, namanya bagus dia pribadi yang pendiam dan sopan dia memperlakukan Gisel dengan baik bahkan ketika tahu Gisel tinggal dengan keenam saudara perempuan bagus sedikit canggung apalagi Gisel yang memintanya untuk tinggal selama satu Minggu di sana, Gisel bertemu dengan bagus saat Gisel pindah bekerja kepabrik dan disanalah bagus mulai mendekati Gisel.
Malam harinya sekitar pukul sembilan malam hazel ditelpon salah satu temannya yang juga teman Megan untuk bertemu di sebuah cafe dijakarta selatan, saat diparkiran cafe hazel sempat merasa ada seseorang yang memperhatikannya, dengan rasa penasaran hazel berpura-pura becermin pada kaca spion motornya dia mencoba mencari orang itu lewat kaca.
Tak jauh dari tempatnya diujung semak-semak dia melihat seseorang dengan jaket hitam dan kacamata hitam tengah memperhatikannya dengan gerakan cepat hazel berbalik badan dan langsung mengejar pria misterius tadi, seseorang yang mengikuti hazel berlari dengan cepat ke arah taman yang sepi. Hazel merongoh saku celananya mengeluarkan pisau kecil yang dia genggam untuk jaga-jaga.
"Siapa Lo..." Tanya hazel sambil berteriak hazel yang mendengar pergerakan dibelakangnya langsung berbalik.
"an**ng ya luu.......lu pikir selama ini gw gak tahu kalau lu sering ngikutin gw hah" ujar hazel sambil mengacungkan pis**nya.
Deru mesin motor terdengar pria itu pergi dengan motornya sambil melempar kertas yang di dalamnya terdapat batu, hazel mengambilnya dengan tergesa-gesa dia membuka kertas itu namun yang dia lihat hanyalah batu dan kertas kosong. Dengan marah hazel melempar kertas dan batu itu.
Setibanya di cafe hazel disambut dengan ramah oleh Karina dan Megan.
" t*i lu ngilang ke mana hah?" tanya Megan kesal.
Hazel mengeleng "jadi lu mau ngomongin apa?" tanya hazel tanpa basa basi.
Karin memutar bola matanya "tanya sodara lu" Megan yang mendengarnya langsung menjelaskan tujuan Karin memanggil mereka.
"dia punya modal untuk bikin usaha tetapi bingung harus bikin usaha apa, dan nyokapnya nyaranin buat uangnya dipinjemin kekita untuk buka toko kosmetik biar ga cuman jualan daring tetapi kita juga bisa sambil jualan offline" hazel mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hitungannya?" pinta hazel pada Megan.
Megan memberikan catatan yang berisi rincian mengenai modal yang akan disuntikan untuk usaha mereka serta penghasilan dari jualan akan dibagi dua karena modalnya cukup besar akan ada uang sisa dari pembelian toko bekas sehingga uang sisanya akan dibelikan produk.
"jadi si Karina hitung-hitung ngasih kita tempat jualan dan kita nagsih sebagian pendapatan kita kedia" hazel menyimpan catatan itu.
"okey untuk keputusan akan kita kasih tahu setelah diskusi sama mbak Rani dan Lisa"......
Megan dan hazel pulang sekitar jam sebelas malam karena jarak rumahnya cukup jauh setelah sampai di rumah hazel membersihkan diri lalu mengecek sosial medianya, dia juga membuka email khusus untuk informasi tentang kakaknya dia beberapa kali meminta bantuan pada pengikutnya untuk membantu hazel mencari kakaknya meski terasa tidak mungkin namun hazel masih mengharapkan keajaiban.
Email itu masih kosong belum ada seseorang yang mengirimkan pesan dan mengatakan bahwa dia adalah kakaknya hazam. Hazel hampir putus asa untuk mencari kakaknya dia benar-benar tidak punya petunjuk apa pun.
Hari terus berganti usaha yang hazel dan sodara sodara angkatnya bangun dengan dibantu oleh Karin kini berjalan dengan baik toko offline pun berjalan dengan baik setiap harinya selalu ada pengunjung serta keuntungan yang bertambah. Berhubung di rumah hanya hazel dan Megan yang tidak memiliki pekejaan di luar rumah ditugaskan untuk menjalan bisnis itu. Dengan bergantian terkadang hazel menjaga toko dan Megan mengemas paket pesanan daring.
Pagi ini hazel datang lebih awal untuk membuka toko sebelum toko benar-benar dibuka dia memeriksa produk digudang serta produk Sempel yang sudah habis. Pegunjung hari ini cukup banyak meski hari belum sore tetapi di luar tampak gelap mungkin hujan akan turun.
Saat hujan mulai turun sudah banyak pembeli yang meninggalkan toko untuk bergegas pulang hazel yang merasa bosan hanya duduk dan memainkan handphonenya tak lama terdengar suara lonceng pintu yang dibuka hazel bisa melihatnya teman-teman hazel datang ketokonya.
"mau beli skincare dong zel" ujarnya sambil melihat-lihat deretan produk.
hazel masih fokus pada handphonenya "ambil saja Sono" ujarnya tanpa melirik sedikitpun.
temannya yang lain duduk dikursi kosong di depan hazel "ngonten yok....mumpung kagak ada yang beli" hazel mengangguk lalu beranjak dari kursinya.
"Zel ini udahh..." Hazel yang tengah menghapal gerakan mengambil keranjang belanjaan temannya.
"Marvel lu belo skincare segini banyaknya, gw saja ga Ampe segini" ucap Karin keheranan.
sedangkan Marvel yang mendengarnya mendelik " cakep tuh butuh modal ga cuman bawaan lahir" Karin tertawa renyah.
"dua juta" ucap hazel Marvel melirik hazel.
" goblok dua juta liat nih" ucap Marvel sambil membalikan layar jumlah pembelian.
"satu juta tujuh Ratus tiga puluh dua ribu, dari mananya dua juta" protes Marvel dengan kesal.
"dari gwnya" hazel tertawa melihat kekesalan temannya ini.
Marvel mengeluarkan kartu kreditnya "nih ambil tuh dua juta" hazel tertawa dan bertos Ria dengan Karin Marvel tidak keberatan dengan candaan seperti ini karena adakalanya dia juga melakukan hal yang sama.
hazel dibantu oleh Karin dan Marvel untuk membereskan toko karena hari makin sore, hazel yang pulang menggunakan motor terpaksa harus menerobos hujan karena jika menunggu reda akan sangat lama.
Saat dipertengahan jalan hazel berbalik arah untuk masuk ke minimarket dan membeli sejumlah rokok, kopi dan beberapa makanan ringan. Dari tempat itu hazel melajukan mortornya menuju arah ke jalan terminal kampung rambutan dia berhenti didekat trotoar pedagang yang berjejer.
Dapat dia lihat penjual nasi goreng yang dahulu sempat membantunya mendapatkan pekerjaan, warungnya tampak sepi pembeli mungkin karena hujan atau hal yang lainnya.
"permisi..." Ucap hazel sambil memasuki tenda tempat berjualan, pak Bejo langsung berdiri dan menuju penggorengan.
"mau nasi goreng apa neng?" Tanyanya ramah namun saat melihat siapa pembelinya pak Bejo langsung menyapa hazel.
" ya Gusti ternyata si Eneng" seru pak Bejo ramah.
hazel yang mendengarnya tersenyum dan menyalami tangan pak Bejo "aduh maaf neng tangannya kotor" hazel tak memedulikan peringatan itu dia masih menyalami pak Bejo layaknya ayah sendiri.
"Sepi pak" tanya hazel, pak Bejo membawa hazel untuk duduk.
"akhir-akhir ini memang lagi sepi neng, tetapi kalau sampai ga ada yang beli belum pernah" jawab pak Bejo.
hazel mengangguk lalu menyodorkan barang bawaanya "buat bapak ngopi sama anak istri" pak Bejo menerimanya dengan senang hati.
"makasih loh neng, padahal jangan repot-repot" ucap pak Bejo segan namun hazel malah tertawa.
"jangan repot-repot tetapi senang juga kan?" Goda hazel jenaka sedangkan pak Bejo malah ikut tertawa.
Sore itu hazel mengobrol banyak dengan pak Bejo dan hazel juga membantu pak Bejo untuk melayani pelanggan.
"loh artis tiktok ya kak?" Ucap salah satu pelanggan yang datang bersama ibunya.
"iya nih, tahu ga nama kakak siapa?" tanya hazel ramah.
"tahu lah, kakak hazelnat kan?" tebak anak itu,Hazel tertawa sambil menggosok rambut anak itu.
" bener banget" anak itu menatap hazel lalu pak Bejo.
"kakak ngapain di sini?" tanyanya keheranan.
Hazel tersenyum "kakak bantuin ayah kakak kerja" ujar hazel enteng.
anak itu menunjuk pak Bejo " ini ayah kakak?" Hazel mengangguk sedangkan pak Bejo yang mendengarnya tersenyum haru.
"Bapak pulang naek apa?" Setelah jam setengah delapan hazel membantu pak Bejo membereskan dagangan pak Bejo sudah menguruh hazel untuk pulang sejak jam tujuh tadi namun hazel kekeh tidak mau pergi.
"naek ojek di sana neng" hazel menganggukan kepala lalu membawa beberapa barang dan makanan yang tersisa kemotornya dan menyimpannya di depan.
" naik pak, kita pulang" pak Bejo menghampiri hazel "pulang saja neng udah malem ini ga baik, bapak bisa pulang pake ojek ko.
karena hazel terus menolak dan mengancam akan marah jika pak Bejo tidak mau pulang dengannya, akhirnya pak Bejo pulang bersama hazel kerumahnya, rumah pak Bejo cukup kecil dan berdempetan dengan rumah lainnya.
"maaf ya rumah bapak mah kecil" ucap pak Bejo tak enak hati.
hazel membawa dua keresek dan tas belanjaan "sama apalagi hazel numpang di rumah orang" timpal hazel.
pak Bejo megucapkan salam dan masuk kedalam bersama hazel "loh pak bawa siapa?" Tanya istrinya keheranan pasalnya yang suaminya bawa adalah anak gadis yang cantik dan berpakaian rapi dan menarik.
"saya anaknya pak Bejo Bu" ucap hazel sambil menyalami Bu tresno.
sedangkan bu tresno menatap pak Bejo yang ditatap sudah kelabakan karena istrinya pasti memikirkan hal-hal buruk.
" Bapak kawin lagi?" Tanya anaknya yang masih SMA.
"saya menganggap pak Bejo seperti ayah saya sendiri Bu, dek karena beliau pernah membantu saya saat kesulitan" mereka yang menderanya Ber oh ria.
Bu tresno menyambut hazel dengan hangat mengajaknya untuk makan malam bersama dan menyuruh hazel untuk menginap karena hari makin larut tidak baik jika hazel pulang sendirian.
"ndok nanti kamu tidur sama ibu ya, biar bapak sama Bagas dan bagus " hazel menganggukan kepala Bu Tresna juga memberikan baju daster untuk hazel pakai karena jika tidur dengan menggunakan jelana jeans sangat tidak nyaman.
Hazel juga mengabari orang rumah bahwa dia tidak akan pulang dan menginap di rumah pak Bejo. Hazel menatap wajah Bu Tresna yang sudah terlelap kedalam mimpinya "andai gw masih punya ibu, mungkin semuanya akan baik-baik saja" gumam hazel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments