"Apa tidak bisa jika kurang dari lima ratus ribu?" Hazel mencoba untuk mendapatkan harga sewa kos yang kurang dari lima ratus ribu karna yang yang ia curi dari pamannya saja hanya tujuh ratus ribu, jika diberikan Lima ratus ribu untuk sewa bagai mana untuk bekalnya nanti.
"Begini saja karna kamu pendatang baru dan masih belum punya pekerjaan....aku akan memberikan keringanan biaya untuk bulan pertama kamu hanya perlu membayar empat ratus ribu saja setelahnya biaya kembali normal lima ratus ribu"
Sedangkan disisi lain Semar mendapatkan kabar mengenai warga yang bertemu hazel yang hendak kekota, ia marah besar apalagi saat sampai dirumahnya kaca rumah yang pecah dan kamarnya yang berantakan membuat ia semakin naik pitam.
Beberapa orang telah ia utus untuk mencari hazel dengan imbalan yang besar, Semar benar-benar geram pada hazel yang telah berani meninggalkan rumah.
Hazel yang telah menyetujui tawaran dari Tante Siska mulai menempati kamarnya didalam kamar berukuran 2x3 ini terdapat satu lemari berukuran kecil dan satu kasur serta satu bantal dengan kamar mandi bersama diluar dan dapur umum juga.
Hazel mulai membenahi pakaiannya dan mengistirahatkan tubuhnya di ranjang, saat hari mulai malam perut hazel bergemuruh menandakan ia sudah benar-benar lapar,Ia beranjak dari ranjang menuju lemari dimana ia menyimpan sisa uang perbekalannya.
Setelah mengambil uang hazel keluar dari kamar kosnya hendak mencari makan malam, Ia berharap ada makanan yang dijual murah dikota ini.
Lama ia menyusuri jalanan yang masih padat pengendara namun belum juga ia menemukan pendatang yang sesuai dengan yang ia inginkan, ia ingin nasi goreng atau sesuatu yang padat. Lama setelah itu barulah hazel melihat ada penjual nasi goreng.
Saat sudah didekat penjual hazel membaca deretan menu diposter promosi ada nasi goreng telur, nasi goreng seafood, nasi goreng Pete dan masih banyak lagi.
"neng nya mau beli nasi goreng apa?" Tanya si penjual dengan ramah.
"saya mau nasi goreng biasa aja pak sama air mineralnya satu" si pedangang mengangguk sambil mulai memasak nasi hazel mencoba bertanya mengenai harga nasi gorengnya, sedikit terkejut mendengar harga nasi gorengnya yaitu dua puluh ribu ia tak terlalu heran kenapa bisa salah mengingat perkotaan yang padat penduduk dengan gedung gedung tinggi yang mengelilingi.
"Pak maaf saya boleh tanya ga?" Berdiri dengan was was takutnya ia menganggu pekerjaan bapak pedangang nasi goreng ini namun yang ia pikirkan mengenai orang-orang kota yang sombong ternyata salah bapak tadi mengizinkan ia banyak bertanya dengan tersenyum ramah.
"saya pendatang baru dikota ini pak" ucap hazel si bapak mengalihkan pandangan pada hazel.
" wah perantau toh, dari mana neng? Mau kuliah ya" hazel tersenyum lalu mengelengkan kepala.
" saya dari desa pak didaerah Bandung, tujuan saya datang kesini adalah untuk mencari kakak saya pak" bapak penjual mendengarkan hazel sambil menyiapkan nasi goreng pesanan hazel.
"owalah cari kakaknya ya, ada alamatnya siapa tau bapak tau tempatnya" hazel menerima makanan yang penjual berikan ia menggelengkan kepala.
"gak ada pak kami berpisah sudah sangat lama bertahun tahun lalu" pedagang itu menganggukan kepala.
Disana tidak banyak yang membeli hanya ada hazel dan bapak pendangang itu " owwh iya pak, nama bapak siapa?" Penjual itu duduk disebrang meja yang hazel duduki "nama bapak Bejo kalo enengnya siapa?" Hanzel tersenyum "nama saya hazel pak" dengan mulut yang penuh nasi hazel menjawab ramah.
"Terus disini sama siapa neng?" Hazel diam sambil menundukkan kepala "saya sewa kamar kosan pak, kalo boleh saya mau minta tolong bapak untuk Carikan saya kerja atau bantu-bantu bapak disini jualan" pak Bejo yang mendengarnya meringis merasa prihatin pada anak gadis semuda ini.
"aduh neng bukannya bapak gak mau bantu tapi bapak juga sama susahnya neng jangankan untuk gaji karyawan buat biaya sewa pangkalan tiap bulannya saja bapak pusing" hazel memakluminya.
"iya pak gak papa saya juga paham pak". Makanan dipiring hazel sudah habis dia memberikan piringnya ke pak Bejo.
"pulang saja neng, Jakarta luas kamu saja belum tentu arah mau kemana mencari kakakmu" pak Bejo dengan hati-hati memberikan saran.
"saya gak punya tempat untuk pulang lagi pak, rumah di kampungpun sudah tidak ada" tolak hazel dengan suara rendah dengan kepala yang menerawang jauh kemasa lalu yang kelam.
"Jadi berapa pak?" Hazel mengeluarkan uang berwarna biru "dua puluh lima ribu neng" kembaliannya hazel simpan disaku bajunya "kalo Eneng mau, dipertigaan sana ada rumah makan yang cukup ramai pengunjung dan kebetulan bapak dengar mereka sedang mencari pekerja.
Keesokan harinya hazel datang ke rumah makan yang dimaksud oleh pak Bejo rumah makan ini cukup besar dan ramai pengunjung, ia masuk kerumah makan itu.
"maaf, apa benar rumah makan ini sedang mencari pegawai?" Tanya hazel pada salah satu pegawai yang sedang membersihkan meja.
Pegawai itu menatap hazel dari atas sampai bawah lalu mengangguk "kesana aja disana nanti tanya mana ruang Bu Tita" hazel mengangguk lalu menuju tempat yang pegawai tadi tunjukan saat sudah disana ada beberapa pegawai yang sempat meliriknya saat hazel melihat ada orang yang akan lewat ia kembali bertanya.
"maaf, ruangan Bu Tita dimana ya?" Orang itu melihat hazel sama seperti pegawai pertama melihatnya.
"saya tita, ada apa ya?" ujarnya.
Hazel tersenyum mekar "saya mau melamar kerja Bu" setelahnya hazel dibawa keruangan orang yang mengaku sebagai Bu Tita itu.
Setelah lama berbincang dengan pemilik rumah makan hazel diterima sebagai pekerja cuci piring di Restoran itu, ia akan bekerja dibagaian cuci piring dari pagi saat rumah makan akan dibuka sampai rumah makan tutup dan pastinya sebelum pulang semua peralatan dapur dan makan harus sudah bersih baru hazel boleh pulang. Untuk gaji sendiri ia diberi upah tujuh puluh ribu/hari dengan jatah malah siang satu kali serta tambahan makanan sisa penjualan jika tersisa boleh dibawa pegawai.
dan mulai hari ini ia sudah diperbolehkan untuk bekerja, hazel berharap ia bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa masalah ia akan membangun silaturahmi yang baik dengan pekerja lain agar ia bisa bekerja dan memiliki teman.
saat tiba didapur ada pegawai yang memberikan sapu tangan untuk mencuci piring dan celemek anti air untuknya, saat tiba ditempat mencuci piring ia terkejut betapa banyak piring yang menumpuk disana padahal ini masih terlalu pagi untuk mendapatkan pengunjung sebanyak itu.
"sebagian piring cucian bekas pake kemarin, gak ada yang cuci" jelas salah satu pegawai yang tau keterkejutan hazel. owwh hari ini akan jadi hari yang melelahkan.
saat berjalan ke arah dapur ia diberikan sepasang sarung tangan untuk mencuci piring dan kain celemek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
rubyy rubyy
seru ceritanya..
2023-11-03
1
not
Wah! Seru banget!
2023-10-20
0