hari-hari hazel sebagai pegawai rumah makan berjalan dengan baik meski terkadang ada sedikit pertengkaran atau selisih paham dengan pegawai lain, hazel sudah membiasakan diri dengan kehidupan dikota yang keras dan harus penuh kesabaran serta ketekunan dalam mengerjakan sesuatu.
"diruangan bos tita ada bos besar pemilik asli rumah makan, bawa ini semua ke sana" hazel yang diberikan tugas lain menganggukan kepala karena dia tidak bisa menolak saat sedang menyusun makanan ke baki salah satu pegawai waiters atau pengantar makanan memperingati hazel untuk selalu sopan, ramah dan jangan membuat kesalahan.
disepanjang anak tangga menuju lantai atas tempat bos berada hazel melamun karena dia takut melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang bisa membuat dia diberhentikan kerja. sesampainya di depan pintu ruangan bos tita hazel menarik napas dalam lalu mulai tersenyum ramah.
hazel mengetuk kecil pintu dihadapannya agar tidak menggangu pembicaraan di dalam.
"permisi Bu ini hazel" saat ada instruksi dari dalam ruangan barulah hazel masuk dengan perlahan takutnya makanan yang ada dibaki jatuh.
"saya membawakan beberapa makanan dan minuman Bu pak" ucap hazel dengan sopan mereka yang mendengarnya tersenyum.
"simpan saja di sini" ucap pria dewasa yang diketahui hazel dia adalah bos besar.
hazel membereskan makanan kemeja dengan rapi dan pastinya hati-hati.
"pegawai baru?" tanya bos besar pada bos tita.
"iya bang, baru satu Minggu kerja di sini.kerjanya bagus ko bersih rapi juga" hazel dapat mendengar dengan jelas obrolan itu.
"dibagian apa?" belum sempat Bu Tita menjawab hazel pamit mengundurkan diri karena takut mendengar obrolan Bu bos dan pak bos.
saat datang kedapur beberapa karyawan memandangnya dengan tatapan tak bisa dijelaskan.
"gmna?" tanya Dewi pegawai senior.
hazel bingung apanya bagaimana "maksudnya mbak?" tanya hajel sambil tersenyum.
Mbak Dewi menepuk jidatnya"pak bos hazel pak bos, galak ya? kamu ga dimarahin?" sedangkan hazel menggeleng sebagai jawaban.
"ga percaya gw, gw saja dulu Ampe dibentak cuman gara-gara posisi jongkok pas nyajiin makanan salah" keluh Chika.
"karena elu punya tujuan jahat ingin jadi bininya pak bos" sinis karyawan senior yang lain.
tibalah saat makan dia dipanggil keruangan bos untuk menghadap pada bos besar, hazel benar-benar takut untuk datang pada bos besarnya dia hanya berdiri di dekat tangga menuju lantai dua.
"ko masih di sini sih, buruan pak bos nungguin entar lu dimarahin" suruh pegawai bagian kasir hazel tersenyum canggung"iya mbak"
saat tiba di depan bosnya hazel disambut dengan senyuman oleh pak bosnya, hazel benar-benar canggung karena yang diceritakan oleh pegawai lain tentang bos besarnya sangat berbeda dengan apa yang hazel lihat.
"maaf pak bos, ada apa ya?" hazel dipersilakan duduk dengan senang hati hazel menerimanya.
"mengapa lama" hazel gugup dia terus memainkan ujung baju kerjanya.
"saya takut bos" ujar hazel jujur.
"takut mengapa?" hazel mengatakan pada bosnya itu bahwa dia takut melakukan kesalahan-kesalahan tanpa dia sadari dan akan berimbas pada pekerjaannya.
namun alangkah kagetnya hazel saat pak bosnya akan memindahkan dia kebagian pelayanan di depan atau menerima tamu, hazel menolaknya karena dia tidak memiliki pengalaman yang baik soal pekerjaan yang ditawarkan namun bos besarnya akan menyuruh pagawai senior untuk membimbing hazel.
setelah penawaran itu hazel akan dibimbing oleh Rika Sampai hazel benar-benar paham akan tugas dan tanggungjawabnya dibidang barunya.
saat hazel pulang dia mampir ke toko baju untuk membeli celana hitam karena pakaiannya kebanyakan rok sedangkan pekerjaannya menuntut dia untuk menggunakan celana, dengan sisa uang perbekalan hazel membeli satu celana kulot dan satu celana jeans meski harganya terbilang sangat mahal tetapi hazel yakin celana ini akan sangat berguna.
setibanya dikamar kosan hazel langsung membawa dirinya kekamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu barulah hazel memasak mi di dapur umum. dikosan ini hazel masih belum memiliki teman karena dia yang selalu berangkat pagi dan pulang sore atau bahkan malam.
saat hari mulai makin malam hazel masih terjaga memikirkan bagaimana dia akan memulai pencarian kakaknya, dia tidak memiliki informasi lain tentang kakaknya selain kota tempat tinggal kakaknya.
hazel mulai menangis mengingat kakaknya yang hilang dari pandangannya selama bertahun-tahun hazel tidak mau sendirian. dia bersumpah pada dirinya sendiri jika dia bertemu dengan hazam dia tidak akan melepaskan kakaknya lagi dia akan selalu berada didekat kakaknya.
paginya hazel terbangun dengan mata yang membab beranjak dari kasur untuk mandi dan bersiap berangkat bekerja dengan pekerjaan yang berbeda mungkin akan sedikit menyenangkan.
"selamat pagi semua" owh lihat gadis ini dia menyapa semua karyawan dengan senyuman manisnya.
"ciee udah pake seragam baru saja nih" ucap Chika dengan bersedekap tangan hazel yang mendengarnya tersenyum.
dengan sumbringah hajel menjawab "iya mbak saya naik pangkat".
ujar hazel jenaka Chika yang mendengarnya berdecak sebal "lu ngasih apa ke pak bos sampe bisa naik jabatan secepet ini?" nyiyirnya tak suka.
hazel tak mengerti dengan kata ngasih yang dimaksud Chika "aku gak ngasih apa-apa ko mbak" saat Chika melangkahkan kakinya menuju hazel tiba-tiba Rika langsung menarik tangan hazel pergi dari dapur untuk mencegah pertengkaran dan penghambat pekerjaan.
"ko mbak Chika begitu terus ya sama hazel, gak suka sangat kayaknya sama aku" keluh hazel lirih.
Rika yang mendengarnya tersenyum "si Chika memang gituh wateknya, ga bisa kalau ada pegawai baru takut punya saingan apalagi kamu yang digosipin Sama pegawai lain katanya kamu cantik alami, baik sama lembut. Chika gak mau kalau karyawan lain jadi suka sama kamu" hazel menganggukkan kepala sekarang dia tidak akan terlalu mengambil hati ucapan Chika.
pada hari pertama berkerja sebagai waiters hazel bisa menangkap semua pelajaran dan arahan dari Rika meski terkadang masih harus diperbaiki, Rikapun yang mengajarinya merasa seperti memiliki adik lagi. dengan sikap polos dan sopan hazel membuat Rika merasa nyaman didekat gadis itu tak jarang juga Rika memberikan sedikit perhatiannya pada hazel.
hari ini hazel menikmati makan siangnya ditemani oleh Rika mereka susah seperti teman lama saling berbagi cerita dan candaan Rika juga mengatakan akan menjadi kakak perempuan untuk hazel jadi jika hazel kesusahan dan butuh bantuan hazel bisa pergi mengadu pada Rika dan Rika akan dengan senang hati membantu hazel .
"mengapa mbak mau jadi kakak aku?" tanya hazel hati-hati Rika yang mendengar mengusap pelan rambut hazel.
"kakak dahulu punya seorang adik perempuan yang sama seperti kamu hanya saja yang membedakan adalah paras, dia seceria kamu sopan, baik dan pekerja keras namun sayangnya tuhan sangat mencintainya Sampai-sampai tuhan membawa dia dengan paksa dari pelukan mbak" hazel mengeser duduknya lebih dekat dengan Rika yang mulai menangis "hazel akan jadi adik yang baik mbak, jangan nangis kasian adik mbak di sana".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments