"Kenapa mas?" Tanya Aluna bingun melihat raut serius suaminya.
Axel menarik lembut tangan Aluna menuju sofa yang tersedia di ruangan Abel. Ia mendudukkan dirinya lebih dulu lalu kemudian menarik Aluna duduk di pangkuannya. Aluna yang diperlakukan seperti itu tentu saja terkejut dan memberontak.
"Mas, apa sih. Nanti diliat orang. Terus kalau Abel tiba tiba bangun gimana? Udah turunin, aku bisa duduk sendiri" Ucapnya panjang lebar karena Axel menahannya saat segera ingin bangkit. Sejujurnya ia begitu gugup. Selama bersama Axel dulu, ia tidak pernah berada dalam jarak sedekat ini dengannya.
"Tidak akan ada yang masuk. Abel juga baru tidur, kenapa kau kelihatan sangat gugup sih. Santai saja honey" Axel berbisik ditelinga Aluna sembari mengeratkan pelukannya di pinggang wanita cantik itu. Sungguh, menggoda ibu dari putrinya ini sangat menyenangkan. Lihatlah wajahnya yang kini berubah semerah tomat.
"Tapi aku tidak nyaman. Turun kan aku ya" Jujur ia sangat merinding saat Axel berbisik di telinganya. Axel tidak mengindahkannya ia malah menenggelamkan wajahnya di bagian leher Aluna, menghirup wangi wanita itu dengan rakus. Aluna semakin merinding dibuatnya.
"Mas katanya tadi kamu mau ngomon sesuatu" Ujar Aluna berusaha mengalihkan Axel.
Axel menarik wajahnya dari leher Aluna membuat Aluna bernafas lega. Tapi lagi lagi ia dibuat gugup dengan tatapan yang dilayangkan Axel padanya.
"Mas kenapa sih?" Ujar Aluna agak risih karena ditatap seperti itu. Axel mengangkat tangannya mengelus pipi yang sedikit berisi milik istrinya.
"Kalau diperhatikan lebih dekat, Abel tidak ada mirip miripnya dengan mu ya. Kau sama sekali tidak menurunkan apa apa padanya" Axel tergelak melihat perubahan raut Aluna mendengar perkataannya. Bisa dipastikan wanita yang dipangkunya ini sedang dongkol. Tapi Axel tak berbohong, wajah Abel tidak ada mirip miripnya dengan Aluna. Abel malah terlihat seperti dirinya yang versi perempuan. Dan itu sungguh membuatnya begitu bangga.
"Iya, iya. Dia memang hanya mirip dengan mu" Ucapnya judes. Axel semakin tergelak mendengar jawaban ketus istrinya.
"Hei, kenapa kau marah, aku hanya berbicara fakta" Ucapnya masih dengan tawa kecil yang tersisa.
"Terserah, sudah jangan bahas itu lagi" Ucapnya sedikit kesal dan menyesal. Harusnya sewaktu hamil Abel dulu, ia tidak perlu memikirkan pria menyebalkan didepannya ini. Tapi entah kenapa ia tidak bisa. Wajah Axel selalu hadir saat itu. Entah karena benci atau karena memang ia sudah jatuh cinta pada suami kejamnya. Dan lihatlah hasilnya sekarang, wajah putrinya seperti kopian dari suaminya. Ia benar benar tidak mewariskan apa apa.
"Baiklah baiklah, maafkan aku" Axel berhenti menggoda istrinya.
"Mas Sebenarnya mau ngomon apa sih?"
Axel menghela nafas panjang sebelum berbicara.
"Pertama tama aku ingin minta maaf kepada mu atas semua luka yang aku berikan. Kau boleh marah dan menghukum ku, tapi tolong jangan tinggalkan aku Aluna" Ujarnya sedikit sendu. Aluna ingin menjawab tapi Axel meletakkan telunjuknya di bibir mungilnya.
"Biarkan aku bicara sampai selesai dulu" Ujarnya.
"Dan jika kau bertanya, jika Angel tidak mengkhianatiku dan jika aku masih bisa memiliki keturunan apakah aku masih akan tetep mencari mu. Maka jawabannya aku tidak tahu Aluna. Maaf jika jawaban ku melukai mu lagi tapi saat ini dan selamanya sungguh aku bersumpah demi tuhan aku sangat mencintai kalian. Aku mencintai kalian dengan seluruh hidupku. Aku mencintai kalian lebih dari apapun yang kumiliki saat ini"
"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Tapi aku akan membuktikan semua kata kata ku. Tetaplah disisi ku. Kalian adalah pusat dunia ku sekarang. Tetaplah disisi ku walaupun kau membenci ku, itu tidak masalah bagiku. Maaf karena selalu mengecewakan mu. Maaf karena aku egois. Maaf karena memaksa mu tetap bertahan bersama ku yang tidak sempurna ini. Aluna jika kalian pergi aku bisa mati Aluna. kumohon...."
Axel sudah tidak bisa melanjutkan perkataannya lagi. kini giliran dia yang menangis sesegukan di pelukan Aluna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments